20 Januari 2012

Koneksi Alam Kubur

 


Dialog I

"Mas, kalo kita kirim fatihah atau doa untuk ahli kubur, apa kira-kira nyampek ya?", tanya seorang teman. Sekenanya, dijawab aja, "Saya kira, nyampek juga kok". "Lho, apa buktinya?", katanya, heran. "Buktinya, fatihah dan doa yang kita kirim, ngak balik lagi tuh".

Dialog II

"Cak, semalam aku bermimpi ketemu mantan pacarmu yang telah meninggal dunia", kata seorang teman kepada sahabat karibnya. "Masak sih? Apa kamu sempat ngomong-ngomong ama dia?", tanya sahabatnya. "La iya, dong. Malahan, hingga kini, kata-katanya masih aku ingat". "Ceritakan dong, please! Sebab, denger-denger nih, kalo ketemu orang yang udah almarhum dalam mimpi dan memberi kabar, maka kabarnya itu benar".

"Apa kamu siap mendengarnya?", tanya kawan yang bermimpi. "Siap, lahir-batin", kata sahabatnya, penasaran. "Mantan pacarmu bilang: Gimana sih, aku kok dicuekin, mentang-mentang udah meninggal dunia ya. SMS ngak pernah, nelpon ngak pernah, kirim fatihah ngak pernah, tahlil juga ngak pernah".

Dengan menyesal, setelah mendengar cerita kawannya, sahabat itu berkata, "Aku ngak punya pulsaaa, aku ngak bisa ngaji, aku ngak ngerti kalo doa bisa nyampek ke alam baka".

Dialog III

"Eh, kamu percaya ngak, kalo tahlil dan bacaan Yasin bisa menebus alam barzah dan diterima ahli kubur?", tanya mahasiswa TI kepada seorang santri. "Ya jelas percaya dong". "Itu kan penjelasan kiai. Coba dong jawab dengan nalar yang benar", ketus si mahasiswa.

"Gini deh, apa kamu percaya adanya jaringan internet, telepon, radio, televisi dan sebagainya?", kata santri, balik bertanya. "Kalo itu, ya jelas percaya, ada buktinya, bisa dinalar", kata mahasiswa TI. "Bukannya itu gaib, ngak bisa dilihat mata, gimana dong penjelasannya?", tanya santri itu lagi.

Mahasiswa itu berkata, "Wah, penjelasannya panjang. Semua serba digital. Ada bahasa TI tersendiri untuk menjawab itu. Yang pasti, kita bisa menangkap segala sinyal dan koneksi meski bagimu itu gaib. Tapi bagi saya dan para pakar teknik informatika dan networking, semua itu tidak gaib. Ada teori dan praktiknya".

"Bukannya dulu, sekitar 20-50 yang lalu, semua itu juga masih gaib di mata para pakar TI, apalagi bagi orang awam?", tanya si santri.

"Ya, dulu masih gaib. Berkat teknologi dunia yang mutakhir, semua bisa nyata, real, faktual", jelas mahasiswa, merasa di atas angin.

Lalu, si santri berkata, "Begitu juga dengan tahlil dan bacaan Yasin. Menurut nalar kita saat ini, yang masih berada di dimensi dunia, pahalanya tampak gaib, tidak faktual, tidak empiris, karena belum dirasakan. Kita belum ada di masa depan, belum ada di alam barzah",

"Tapi, agar ilmiah, harus dibuktikan secara empiris", cetus mahasiswa itu. "Oke, mau bukti empiris?", tanya si santri. "Lha iya dong", jawab mahasiswa. Lalu, dengan singkat, si santri berkata, "Kalo gitu, pergilah dulu ke alam barzah. Nanti, pasti saya kirimi doa, Yasin, tahlil, dsb. Pokoknya, paket lengkap, khusus for you".

Anda punya dialog lain? Silahkan di-share....

Tidak ada komentar:
Tulis komentar