4 Mei 2012

Insentif Guru Ngaji

 


Ada pemandangan menarik hari ini di beberapa kelurahan di kota Malang. Guru-guru ngaji dari berbagai TPQ sama-sama berkumpul dan antri untuk mendapatkan dana insentif yang digelontorkan Pemerintah Kota Malang.

Bagi guru ngaji, jelas hal ini merupakan berkah tersendiri. Apalagi, bagi TPQ atau majelis pengajian yang sehari-hari tidak memungut SPP dari anak asuhnya alias ikhlas beramal, maka momen tahunan seperti hari ini sangat dinantikan oleh para pejuang pendidikan al-Quran.

Saya melihat, hal ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah kota yang patut diacungi jempol. Dana insentif itu, terlepas dari pro dan kontra, merupakan dana yang bisa dikatakan "tepat sasaran". Artinya, program ini tidak salah karena memang seharusnya nasib para guru itu diperhatikan. Walaupun, perlu juga diadakan riset dan pendataan ulang.

Bagi beberapa orang, boleh jadi, besaran dana sebanyak 213.700 rupiah yang dibungus dalam amplop itu, masih dipandang kecil atau bahkan belum mencukupi. Penilaian semacam ini wajar karena bagaimanapun juga, besaran dana itu bersifat relatif. Tergantung siapa yang melihatnya dan dari sudut pandang mana ia menilai.

Namun, sekali lagi, keberadaan program ini sangat menggembirakan para guru TPQ, terutama yang ada di perkampungan dan di pinggiran kota. Di tengah kesibukan mereka berjuang demi mencerdaskan anak bangsa dan memberantas buta huruf al-Quran, ternyata pemerintah masih meresponnya dengan baik.

Ke depan, para guru itu juga berharap ada bantuan berupa infrastruktur yang mendukung proses belajar mengajar, seperti: bantuan mushaf, multimedia, bangku, seragam, rebana dan sebagainya. Tentu saja, bantuan bernilai besar semacam ini tidak sekedar bantuan langsung biasa, tapi bisa dikemas secara kompetitif. Misalnya, dengan perlombaan, hasil riset, uraian prestasi lembaga, dan sebagainya.

Dengan bantuan yang bersifat kompetitif dan berbasis pada prestasi, maka ke depan, pengelola TPQ dan majelis pengajian tersebut akan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitasnya. Mereka akan memiliki tanggung jawab dan semangat tinggi untuk mencerdaskan anak didiknya.

Selain TPQ atau majelis taklim al-Quran yang mayoritas masih pendidikan untuk level dasar (anak-anak), ada juga majelis taklim di kampung yang peserta didiknya juga para remaja, orang dewasa dan bahkan manula. Untuk pengajian di level lanjutan ini, kenyataannya juga tidak kalah beratnya. Dan, para guru untuk level ini masih belum terdaftar sebagai penerima dana insentif sebagaimana di atas.

Oleh karena itu, bagi perangkat pembantu pemerintah seperti ketua RT dan RW, mereka perlu turut andil memperjuangkan nasib para guru tersebut dengan cara, misalnya, mendata dan mendaftarkannya sebagai penerima dana bantuan intensif. Data-data ini perlu di-update setiap tahun untuk menghindari kebocoran dan agar tidak salah sasaran.

Terakhir, atasnama para guru ngaji dan pengelola TPQ maupun majelis taklim, disampaikan terima kasih atas bantuan ini. Semua berharap, semoga kualitas pendidikan umat Islam, terutama pada level dasar, menjadi lebih baik dan berkualitas. Para guru juga diharap lebih bersemangat mengajar dan menjalankan tanggung jawab ini.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar