29 Juli 2012

Imam Tarawih U-25

 


Sejak 2 tahun terakhir ini, imam shalat Tarawih dan Witir di Masjid Muritsul Jannah dihuni oleh kalangan pemuda. Mereka adalah alumnus pesantren dan memiliki bacaan al-Quran yang bagus sehingga cukup kompeten ditunjuk sebagai imam.

Sejak saya ditunjuk sebagai takmir pada awal tahun 2011, pembibitan imam-imam muda adalah salah satu agenda utama agar proses kaderisasi tidak berhenti. Memberi amanah kepada para santri yang sejatinya sudah mumpuni, merupakan sebuah keharusan agar ada pencerahan dalam upaya memakmurkan masjid.

Dalam hal ini, dengan nada bercanda, saya sering menganalogikan dengan sepakbola. Kini, perkembangan pesat di dunia sepakbola juga tidak lepas dari pembibitan pemain usia muda. Bahkan, untuk sepakbola profesional, sudah ada kompetisi bagi pemain beliau usia kurang dari 23, 21, 18 hingga 15 tahun. Itulah yang membuat sepakbola menjadi cabang olahraga paling populer dan terus diminati.

Masjid Muritsul Jannah di masa depan, harus menjadi persinggahan tetap para pemuda, tempat mereka beribadah, menuntut ilmu, menyalurkan bakat dan menunjukkan talenta yang dimiliki untuk memberdayakan dan memakmurkan masjid, serta bertujuan untuk mengabdi ke umat.

Sesungguhnya, para santri maupun santriwati di sekitar wilayah Kotalama yang mereka juga jamaah Masjid Muritsul Jannah, jumlah cukup banyak. Selain santri dan alumnus pesantren, juga banyak mahasiswa dan sarjana. Mereka memiliki kemampuan dan skill yang bagus sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Oleh karena itu, menyatukan dan mensinergikan segala kekuatan tersebut adalah agenda yang tidak mudah. Tidak bisa cepat terlaksana. Harus bertahap dan terstruktur. Dan, menyediakan wahana untuk menyalurkan bakat itu, bisa melalui media menjadi imam shalat tarawih, bilal shalat Jumat, bilal tarawih, tadarrus dan khatmil Quran, dan banyak lagi.

Para pemuda dari kalangan pelajar dan anak-anak, mereka juga memiliki bakat yang bisa diasah. Sebab, setahu saya, para remaja di sekitar Kotalama sesungguhnya multi talenta. Ada yang bersuara bagus, punya keterampilan melukis, mampu di bidang teknisi mesin dan elektronik, dan banyak lagi.

Semua itu, sayangnya, masih belum dioptimalkan dan disinergikan. Ada banyak faktor memang yang terkadang membuat mereka "ogah" berpartisipasi aktif. Tidak perlu ada yang disudutkan dalam hal ini. Semua kepada pribadi masing-masing.

Melalui tulisan ini, saya mengajak, mari bersama-sama berbuat yang terbaik untuk memakmurkan masjid dan mengabdi untuk umat. Dengan cara itu, kita yakin, Allah pasti membimbing dan memberi jalan keluar terhadap segala problem yang kita hadapi. Semua akan terasa mudah dan ringan, selama semua komponen bersatu padu, memandang sisi persamaan dan menyampingkan perbedaan.

Tanda-tanda kebangkitan itu telah terlihat dengan semakin banyaknya pemuda dan anak-anak yang turut serta mensukseskan agenda kegiatan masjid. Salah satu yang terpenting, adalah nanti pada tanggal 6 September 2012, saat pemugaran awal bangunan masjid. Dari situlah, semua dituntut menyalurkan segala yang dimilikinya, mulai dari ide, pikiran, dukungan, tenaga hingga dana dan materi.

Selamat Datang Masjid Muritsul Jannah Masa Depan.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar