14 Oktober 2012

Sukses dan Bahagia, Beda

 


Hem....Kata "Sukses" dan "Bahagia", dua kata yang konotatifnya mengarah pada sesuatu yang menyenangkan, diidam-idamkan, dan setiap orang ingin meraihnya. Yah, setiap orang ingin sukses dan bahagia. Pertanyaannya, kalau kita dihadapkan pada pilihan untuk memilih sukses atau bahagia, mana yang akan dipilih? Tentu jawaban akan rumit.

Nah, sebenarnya, bukan jawabannya yang rumit, tapi pertanyaannya itu memang keliru. Tidak ada hubungan yang langsung antara sukses dan bahagia, kok bisa?

Banyak sekali definisi mengenai sukses. Tapi taruhlah sukses itu berarti pada saat tujuan, keinginan dan mimpi-mimpi kita tercapai. Maka, sebelum terwujud apa yang diam-diam kita inginkan, idamkan dan impikan itu belum tercapai maka boleh dibilang kita belum sukses. Dengan demikian memang ukuran sukses tiap orang berbeda-beda tergantung apa yang mereka inginkan, idamkan dan sejauhmana mereka mampu mewujudkannya.

Lalu, bagaimana dengan bahagia? Misalnya ada yang memiliki cita-cita punya rumah sendiri. Orang itu terus menerus bekerja keras untuk mewujudkannya. Tetapi  rupanya jalan memang masih panjang. Banyak halangan dan rintangan untuk mencapai mimpinya itu. Orang itu mungkin saat ini masih mengontrak rumah petakan dengan membayar sewa pertahun atau perbulan. Pertanyaannya, apakah lantas orang itu tidak bahagia?

Jawabannya adalah tergantung. Ya, tergantung bagaimana sikap orang itu. Kalau hanya mengeluh terus, bahkan terkadang menyalahkan Tuhan, mengatakan Tuhan tidak adil karena sudah kerja keras kok tidak kesampaiaan juga mimpinya, maka barangkali orang tersebut sedang tidak bahagia. Tapi, bagi mereka yang yakin bahwa semuanya itu butuh proses, bahwa Allah pasti akan mewujudkan mimpinya setelah bekerja keras, kemudian masih bisa mensyukuri kehidupan yang sekarang walau masih mengontrak rumah, maka boleh dikatakan bahwa orang tersebut cenderung bahagia.

Lantas, apa yang membedakan antara sukses dan bahagia? Satu hal yang paling membedakan adalah soal menunggu. Kalau ingin sukses barangkali butuh proses, agar mimpinya terwujud mungkin memerlukan waktu yang tidak sedikit, berbulan bulan bahkan bertahun-tahun apa yang kita inginkan itu bakalan terwujud.

Tapi, bahagia tidak perlu menunggu. Semua itu hanya soal pikiran. Tentang bagaimana kita mesti menyikapi hidup ini. Sebuah kebahagiaan tidak datangnya tidak dari luar. Tetapi justru bisa kita hadirkan sendiri dalam diri kita, dalam hati kita. Walaupun saat ini kita barangkali masih hidup sederhana, belum begitu berkecukupan, tetapi ketika masih bisa bersyukur tentang keadaan, sejauh itulah kebahagiaan itu bisa kita hadirkan. Dengan begitu, sebenarnya kita bisa merayakan kebahagiaan setiap hari, dimanapun kita berada, seberat apapun permasalahan yang ada, kita tetap bisa  merasakan bahagia

1 komentar:
Tulis komentar
  1. aku pinjam kata kata mas, untuk memotivasi agar bahagia.

    BalasHapus