16 Mei 2013

Pemimpin harus Kaya

 


Sudah bukan rahasia lagi, bahwa untuk menjadi pemimpin birokrasi pemerintahan di Indonesia ini, diperlukan pengorbanan. Salah satunya adalah pengorbanan uang. Kabarnya, jika ingin duduk sebagai caleg, minimal dibutuhkan biaya 1 milyard lebih. Bahkan, untuk menjadi lurah saja, harus siap sedia dana ratusan juta.

Fakta tentang mahalnya biaya demokrasi dan politik di negeri ini, makin jelas dan meluas seiring dengan digelarnya Pilkada, baik pada pemilihan gubernur, walikota dan bupati. Para calon pimpinan daerah harus merogoh koceknya dalam-dalam. Bila kehabisan, wajib patungan dari para kolega dan partai pengusungnya.

Jika memang wajah politik di Indonesia telah sedemikian mahalnya, dan itu merupakan fardlu ain, maka jelas yang dibutuhkan adalah sosok yang jujur, dermawan, peduli wong cilik dan syarat yang tak boleh diabaikan, dia harus orang kaya.

Syarat ini sangat penting. Sebab, jika calon pemimpin negeri ini, baik di tingkat pusat maupun daerah, bukan orang yang secara finansial telah mampu dan kekayaannya berlebih, maka dipastikan, pada saatnya nanti, ketika ia duduk di pemerintahan akan ada "balas dendam" alias upaya "balik modal".

Oleh karenanya, rakyat harus cerdas memilih calon pemimpinnya. Jika kita buta tentang status pemimpin yang harus kaya harta, kaya ide dan kaya hati, maka kita harus bersiap-siap menyesal dan menyaksikan mereka yang duduk empuk di kursi jabatan, diam-diam menguras harta negara yang seharusnya untuk kepentingan masyarakat.

Calon pemimpin yang hanya cerdas dan pintar akalnya, untuk saat ini, stoknya sudah banyak di Indonesia. Curriculum Vitae-nya juga bagus-bagus. Dedikasi, loyalitas dan idealisme mereka juga menjanjikan. Apalagi casing luar alias performance-nya juga tidak mengecewakan.

Namun, mencari pemimpin yang komplit, kaya ide, kaya hati dan juga kaya harta, sebenarnya sudah langka. Calon pemimpin yang ikhlas mengeluarkan harta kekayaan dari kantong pribadinya untuk rakyat, sangat sulit ditemukan. Pemimpin yang dari aslinya telah berjiwa dermawan, peduli terhadap fakir-miskin, prihatin terhadap kemiskinan dan kebodohan, pemimpin seperti itu bagaikan sebutir mutiara di tengah lautan pasir.

Yang banyak adalah calon pemimpin yang cerdas dan pintar, tapi kecerdasannya dipakai untuk mengelabuhi rakyatnya. Yang banyak adalah calon pemimpin yang sepertinya kaya, seolah-olah semua dana berasal dari kantong pribadinya, padahal dana-dana itu tidak jelas asal-muasalnya.

Karenanya, sebelum terlambat karena penyesalan selalu berada di garis finish, maka tentukan pilihan Anda kepada pemimpin yang jujur, kuat memegang amanat, transparan, cerdas dan kaya hati, kaya ide dan yang tak pentingnya adalah kaya harta.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar