27 Desember 2017

Menuju Dunia Islam Moderat

 

Jauh sebelum Muktamar NU ke-33, ormas Islam berbasis kiai dan santri ini telah melihat pergerakan global di masa depan. Bahwa komunikasi antar bangsa akan makin terbuka seiring derasnya arus informasi yang didukung kemajuan teknologi yang kian menembus ruang dan waktu.

Oleh karenanya, untuk menghadapi persaingan tersebut, NU mengedepankan pentingnya mendakwahkan Islam Moderat sambil tetap mempertahankan tradisi ke-Indonesia-an yang telah lama mengakar dalam keanekaragamaan, tapi tetap dalam kesatuan dan persatuan sesuai dengan semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika'.

Tiga kekuatan ukhuwah akan terus dikawal oleh NU, yakni ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathaniyah. Persaudaraan sesama umat Islam, persaudaraan atasnama kemanusiaan, dan persaudaraan kebangsaan. Ketiganya ini harus seimbang (tawazun). Segala perbedaan, baik itu beda agama, ras, suku, bahasa, tradisi dan adat istiadat harus disikapi secara toleran (tasamuh) agar lahir sikap saling menghargai untuk kemajuan bersama sebagai ummatan wahidah (one world). Sebab, pluralitas (keragaman) adalah sunnatullah yang tidak mungkin bisa dilenyapkan.

Jangan salah paham tentang Ummatan Wahidah (One World). Bukan menyatukan seluruh "umat islam" dalam bendera "tauhid" seperti yang diagendakan HT alias Hizbut Tahrir. Tapi, bagaimana seluruh penduduk dunia bersatu menciptakan tatanan berbangsa dan bernegara yang toleran, saling menghargai, menghapus penjajahan dan ketidakadilan dari muka bumi.

Semua bangsa dan negara bersatu padu secara bersama membangun komunikasi agar tercipta kompetisi yang sehat (fastabiqul khairat) yang didasari asas kemanusiaan. Mengingat, komunikasi saat ini sudah bersifat global. Apa saja yang terjadi di belahan dunia, bisa diakses dan disikapi secara beraneka ragam. Peristiwa kecil bisa menjadi besar dan viral akibat mudahnya jaringan komunikasi global. Akibatnya, pro dan kontra akan selalu ada dan sering muncul karena daya serap seseorang tentu berbeda, tergantung luas-sempitnya wawasan yang dimilikinya. Padahal, setiap orang, bukan lagi bangsa atau negara, bisa menciptakan opini dan mempengaruhi massa melalui medsos, misalnya.

Disinilah pentingnya edukasi membaca informasi, pentingnya literasi agar setiap anak bangsa cerdas, tidak mudah termakan fitnah dan hoax, berwawasan luas, memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan benar, beraklak mulia dan berpartisipasi menciptakan keamanan dan ketentraman dunia global.

Islam Moderat adalah identitas Islam Indonesia yang layak dikedepankan dan ditawarkan kepada masyarakat dunia, bahwa penganut agama Islam itu bersifat tasamuh (toleran), menghargai perbedaan, cerdas dan mensikapi segala hal dengan bijak, adil dan seimbang. Persaudaraan adalah poin penting yang menjadi visi misi Islam Moderat. Persaudaraan yang paripurna meliputi persaudaraan antar sesama muslim, pesaudaraan atasnama kemanusiaan dan persaudaraan sebangsa dan setanah air. Inilah Islam Rahmatan Lil 'Alamin itu.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar