Bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat dinanti-nantikan oleh umat
Muhammad Saw., sebab di dalamnya terdapat beberapa keistemewaan antara
lain:
1. Bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan akan mendapatkan pembebasan dari api neraka.
مَنْ فَرَحَ بِدُخُوْلِ رَمَضاَنَ حَرَّمَ اللهٌ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
“Barangsiapa yang berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya atas api neraka.”
2. Di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci pintu neraka dan semua setan dirantai.
عَنْ
ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى
التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
“Ketika
bulan Ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga dibuka dan
pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu dengan rantai.”
(HR. Bukhari juz 11 halaman 55).
3. Di malam bulan Ramadhan malaikat Jibril As. bertadarus al-Quran bersama baginda Nabi Saw.
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ
رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Rasulullah
adalah orang yang paling dermawan. Dan lebih dermawannya Rasulullah
Saw. adalah pada saat bulan Ramadhan. Di bulan itu malaikat Jibril
jumpa dengan Rasulullah saw. Dan setiap malamnya Jibril As.
mentadaruskan al-Quran bersama Rasulullah Saw. Maka sungguh Rasulullah
Saw. pada yang demikian itu tentu yang paling dermawan dalam hal
kebaikan dibanding angin yang terus menerus berhembus” (HR. Bukhari juz 1
halaman 7).
4. Di bulan Ramadhan orang-orang yang berpuasa diberikan keistimewaan dan kebahagiaan oleh Allah Swt.
Disabdakan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَا قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ يَقُولُ إِنَّ الصَّوْمَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّ
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَيْنِ إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ اللَّهَ
فَرِحَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sesungguhnya
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya ibadah puasa itu untukKu
dan Aku yang akan membalasnya. Dan sungguh orang yang berpuasa akan
mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu pada saat berbuka puasa dan pada
saat bertemu dengan Allah. Demi Dzat yang menguasai diri Muhammad,
sengguhnya bau mulutnya orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi
daripada minyak kasturi.” (HR. Muslim juz 6 halaman 19).
5. Di bulan Ramadhan pahala ibadah dilipatgandakan oleh Allah Swt.
Disebutkan dalam hadits-hadits berikut:
عَنْ
سَلْمَانَ اْلفَارِسِيْ قَالَ خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا
النَّاسُ أَنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرَ عَظِيْمٍ شَهْرَ مُبَارَكٍ
فِيْهِ لَيْلَةَ خَيْرٍ مِنْ أَلْفِ شَهْرِ فَرْضِ اللهِ صِيَامَهُ
وَجَعَلَ قِيَامُ لَيْلِهِ تَطَوُعًا فَمَنْ تَطَوَّعَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ
مِنَ اْلخَيْرِ كاَنَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فَمَا سِوَاهُ وَمَنْ
أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كاَنَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً
وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ وَهُوَ شَهْرُ
اْلمُوَاسَاةِ وَهُوَ شَهْرٌ يزُاَدُ رِزْقُ اْلمُؤْمِنِ فِيْهِ مَنْ
فَطَرَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ عِتْقُ رَقَبَةٍ وَمَغْفِرَةٍ لِذُنُوْبِهِ
قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ
الصَّائِمُ قَالَ يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَرَ صاَئِمًا
عَلَى مُذِقَّةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ وَمنْ أَشْبَعَ
صَائِمًا كاَنَ لَهُ مَغْفِرَةٌ لِذُنُوْبِهِ وَسَقاَهُ اللهُ مِنْ
حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتىَّ يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ وَكاَنَ لَهُ
مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئاً وَهُوَ
شَهْرُ أَوَّلِهِ رَحْمَةً وَأَوْسَطَهُ مَغْفِرَةً وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ
النَّارِ وَمَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ َأْعَتَقَهُ اللهُ
مِنَ النَّارِ
Diriwayatkan dari sahabat Salman Ra. yang
berkata: “Pada hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah Saw. berkhutbah
yang isi khutbahnya sebagai berikut:
“Wahai manusia,
kalian semua dinaungi oleh bulan yang sangat mulia, bulan yang penuh
barokah, yang di dalamnya terdapat suatu malam yang sangat mulia
dibanding seribu bulan, di siang harinya Allah mewajibkan puasa dan
malam harinya disunnahkan untuk beribadah. Barangsiapa beribadah sunnah
di bulan Ramadhan niscaya pahalanya bagaikan mengerjakan kefardhuan di
bulan lainnya. Dan barangsiapa yang beribadah wajib di dalamnya
laksana mengerjakan tujuh puluh kefardhuan di bulan lainnya. Dan bulan
itu merupakan bulan untuk bersabar, sedangkan balasannya orang yang
bersabar adalah masuk surge. Dan merupakan bulan kebaikan yang di
dalamnya rizki orang-orang mukmin menjadi bertambah. Barangsiapa yang
memberikan buka kepada orang yang berpuasa maka pahalanya laksana
memerdekakan budak dan dosanya diampuni.”
Rasululullah Saw. ditanya: “Wahai Rasulullah, kami semua ini tidak punya makanan untuk kami berikan kepada orang yang berpuasa.”
Kemudian
Rasulullah Saw. menjawab: “Allah akan memberi pahala ini kepada orang
yang memberi buka pada orang yang berpusa, walau berupa seteguk air
susu atau satu kurma atau seteguk air putih sekalipun. Barangsiapa yang
memberikan makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa maka
dosanya akan diampuni oleh Allah dan akan meminum seteguk air dari
telagaku yang mana ia tidak akan haus selamanya sehingga masuk surga
dan mendapatkan pahalanya orang puasa tanpa mengurangi pahalanya orang
yang berpuasa tadi. Dan (bulan Ramadhan) merupakan bulan yang awalnya
penuh dengan limpahan rahmat, tengahnya penuh dengan ampunan, sedangkan
akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Barangsiapa berkenan
memberikan keringanan kepada budaknya pada bulan itu maka akan
dibebaskan oleh Allah dari api neraka.” (Bughyat al-Harits juz 1 halaman
113).
عَنْ أَنَسِ إِبْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ
حَضَرَ مَجْلِسَ اْلعِلْمِ فِىْ رَمَضاَنَ أَعْطاَهُ اللهُ تَعَالَىْ
بِكُلِّ قَدَمٍ عِباَدَةَ سَنَةٍ وَيَكُوْنُ مَعِى تَحْتَ اْلعَرْشِ
وَمَنْ دَاوَمَ عَلَى اْلجَمَاعَةِ فِى رَمَضاَنَ أَعْطَاهُ اللهُ
تَعَالَى بِكُلِّ رَكْعَةِ مَدِيْنَةً تمُلْاَءُ مِنْ نِعَمِ اللهِ
تَعاَلَى وَمَنْ بَرَّ وَالِدَيْهِ فِىْ رَمَضاَنَ يَنَالُ نَظْرَ اللهِ
تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَإِناَّ كَفِيْلٌ فِى اْلجَنَّةِ وَمَا مِنْ
امْرَأَةٍ تَطْلُبُ رِضَا زَوْجِهَا فِىْ رَمَضَانَ إِلاَّ وَلَهَا
ثَوَابُ مَرْيَمَ وَأَسِيَّةُ وَمَنْ قَضَى حَاجَةَ أَخِيْهِ اْلمُسْلِمِ
فِىْ رَمَضَانَ قَضَى اللهُ تَعَالَى لَهُ أَلْفَ حَاجَةٍ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang berkenan menghadiri majelis
ilmu di bulan Ramadhan maka Allah akan memberikan pahala setiap
langkah kakinya bagaikan ibadah setahun dan ia akan bersamaku di bawah
Arsy. Dan barangsiapa senantiasa berjamaah (dalam shalatnya) di bulan
Ramadhan maka setiap rakaatnya akan dibalas oleh Allah Swt. kota yang
terpenui kenikmatan-kenikmatan dariNya. Dan barangsiapa yang berbakti
kedua orang tuanya di bulan Ramadhan maka ia akan mendapatkan rahmat
dari Allah dan aku (Muhammad) yang akan menanggungnya masuk surga. Dan
barangsiapa yang memenuhi hajat saudara muslimnya di bulan Ramadhan
maka Allah akan mengabulkan seribu hajatnya di hari kiamat nanti.”
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ عَلَيْهِ
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ مَنْ اَسْرَجَ فِى مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللهِ
تَعاَلىَ فِىْ رَمَضاَنَ كاَنَ لَهُ نُوْرٌ فىِ قَبْرِهِ وَكَتَبَ لَهُ
ثَوَابَ الْمُصَلِّيْنَ فِى ذَلِكَ اْلمَسْجِدِ وَصَلَّتْ اْلمَلاَئِكَةُ
وَاسْتَغْفَرَ لَهُ حَمَلَةُ الْعَرْشِ مَادَامَ ذَلِكَ فِى اْلمَسْجِدِ
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersaba: “Barangsipa yang
memberi lampu di masjid pada bulan Ramadhan maka kuburannya esok akan
terang benderang dan mendapatkan pahalanya orang yang shalat di masjid
tersebut dan didoakan rahmat oleh para malaikat dan dimintakan ampun
oleh malaikat penjaga Arsy selama lampunya masih berada di masjid
tadi.”
6. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran dan kitab suci lainnya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (البقرة – 185)
“Bulan
Ramadhan merupakan bulan ditunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk itu dan sebagai pembeda
antara barang yang haq dan yang batil.” (QS. al-Baqarah ayat 185).
Kitab
yang diturunkan di bulan Ramadhan sebenarnya bukan hanya al-Quran saja
melainkan juga kitab yang lain seperti Shuhuf Ibrahim yang diturunkan
Allah bertepatan pada malam pertama bulan Ramadhan. Dan Allah
menurunkan kitab Taurat setelah Shuhuf Ibrahim dengan selisih 70 tahun
tepatnya pada malam 6 bulan Ramadhan. Kemudian Allah juga menurunkan
kitab Zabur setelah Taurat pada bulan Ramadhan dengan selisih waktu 500
tahun tepatnya pada malam 12 bulan Ramadhan. Lalu Allah juga
menurunkan kitab Injil di bulan Ramadhan setelah Taurat dengan selisih
waktu 1.200 tahun tepatnya pada malam 18 bulan Ramadhan. Kemudian
setelah kitab Injil Allah menurunkan al-Quran pada bulan Ramadhan dengan
selisih waktu 620 tahun tepatnya pada tanggal 27 (riwayat lain
menyebutkan tanggal 17) bulan Ramadhan. (Durrat an-Nashihin halaman .
7. Di bulan Ramadhan umat Islam mendapatkan 5 keistimewaan.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : « أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضاَنَ خَمْسَ خِصَالٍ
(1) ، لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهَا ، خُلُوْفُ (2) فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلمِسْكِ ، وَتَسْتَغْفرُ لَهُمْ
اْلمَلاَئِكَةُ حَتىَّ يُفْطِرُوْا ، وَتُصْفَدُ (3) فِيْهِ مَرَدَّةُ (4)
الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا
يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِهِ ، وَيُزَيِّنُ اللهُ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ
وَيَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ
اْلمُؤْنَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ ، وَيَغْفِرُ لَهُمْ فِيْ
آخِرِ لَيْلَةٍ » ، قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ : هِيَ لَيْلَةُ
اْلقَدَرِ ؟ ، قَالَ : « لاَ ، وَلَكِنَّ اْلعَامِلَ يُوَفَّى أَجْرُهُ
إِذَا قَضَى عَمَلَهُ »
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra.
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Di bulan Ramadhan umatku mendapatkan
lima keistimewaan yang tidak pernah didapatkan oleh umat sebelumnya
yaitu: 1) bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi
daripada minyak misik, 2) orang yang berpuasa semuanya dimintakan
ampunan oleh para malaikat hingga menjelang berbuka, 3) di bulan ini
para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperi di bulan
lainnya, 4) setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga yang
menjadi bagian orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman:
“Para hambaKu yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih
payahnya hingga sampai kepadamu (surga).” 5) dan di akhir malam bulan
Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul Saw. ditanya apakah
itu malam Lailatul Qodar? Beliau Saw. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi
orang yang beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai
mengerjakannya.” (Fadhail Ramadhan juz 1 halaman 20).
8. Beribadah pada bulan Ramadhan dapat memberikan ampunan atas dosa-dosa yang sudah lewat.
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ
رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa
Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah di bulan Ramadhan
karena beriman kepada Allah dan mengharapkan pahala dariNya, maka
dosa-dosanya yang telah lewat akan diampuni oleh Allah.” (Shahih
al-Bukhari juz 1 halaman 65).
9. Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah Swt.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Diriwayatkan
dari Abui Hurairah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: “Semua amal manusia
itu untuk diri mereka sendiri terkecuali puasa, karena amal yang berupa
puasa itu untukKu dan nanti Aku langsung yang akan membalasnya.” Dan
sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi
daripada minyak kasturi.” (Shahih al-Bukhari juz 8 halaman 293).
Tidak ada komentar:
Tulis komentar