23 Oktober 2015

Cahaya Nuria: Mengenang Nenek Tercinta

 


Untukmu, Nenekku, Cahayaku



Buku ini, aku tulis sambil membayangkan teduhnya kedua mata nenekku tercinta. Dia cahaya hidupku, persis seperti namanya, Nuriyah (Cahaya). 


Meski bertahun-tahun aku menghirup nafas di bawah kasih sayangnya, namun setelah kepergiannya untuk selama-lamanya, baru aku sadar, bahwa ternyata tidak mudah menulis perjalanan hidupnya. Padahal, telah banyak biografi orang lain yang aku tulis.


Saat tanganku mulai menulis, jari-jemari terasa membatu hingga aku pun tahu bahwa ribuan lembar kertas dan lautan tinta, tidak akan pernah cukup untuk melukis cinta dan kasih sayang nenekku itu. Kesabarannya adalah samudera dan doanya adalah nafasku. Darinya, aku belajar banyak hal, termasuk mengenal Allah swt.


Sebagai manusia, tentu saja, beliau tidak lepas dari salah dan khilaf. Semoga Allah mengampuninya. Untuk itu, melalui buku ini, saya mohon, maafkanlah beliau, wahai para pembaca yang budiman. 


Jika buku ini hanya menulis kebaikan si “Cahaya”, maka semata-mata penulis ingin melaksanakan pesan Nabi Muhammad saw dalam sabdanya:


اُذْكُرُوْا مَحَاسِيْنَ مَوْتَاكُمْ


“Sebut dan ingatlah kebaikan orang-orang yang telah meninggal dunia di antara kalian”.


Semoga, buku kecil ini bermanfaat dan menjadi sebab diperolehnya ridha Allah dan syafaat Rasul untuk nenek, kakek, ayah, ibu, dan seluruh keluarga kita semua, hingga kita semua kelak bersama Nabi Muhammad saw di surga. Amin.


*****

Selengkapnya, nikmati narasi perjalanan hidup "Cahaya Nuria".


Tidak ada komentar:
Tulis komentar