Bahasa adalah segala komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-4 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun).
Periode Linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak menggunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berupa usaha mau duduk atau kursi tempat duduk, dapatr juga berarti mama sedang duduk.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan kata bahasa yang tidak benar.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosa katanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan kenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja.
a. Bahasa Tubuh
Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa salah satu jenis bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak, isyarat, ekspresi wajah, sikat tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh.
b. Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi sering kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai tujuannya, misalnya:
1. Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.
2. Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain.
3. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
4. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri.
5. Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
6. Untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
c. Potensi Anak Berbicara
Didukung oleh beberapa hal :
1. Kematangan alat berbicara
Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya ternggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan lain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara.
2. Kesiapan berbicara
Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya di mulai sejak anak berusia antara 12-18 tahun, yang disebut teachable monent dari perkembangan bicara.
3. Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kelimat yang berarti.
4. Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan seringkali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya.
5. Motivasi untuk belajar dan berlatih
Memberi motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak.
6. Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model yang baik bagi anak.
d. Gangguan Dalam Perkembangan Berbicara
Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering kali di alami oleh anak, antara lain:
1. Anak cengeng
Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapat berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya, atau anggota keluarga lain.
2. Anak Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kata pada anak. Disamping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar