Dalam agama Islam, sunat atau sirkumsisi (circumcision)
disebut khitan merupakan kebiasaan yang merupakan kelanjutan dari millah
atau ajaran Nabi Ibrahim as. Kala itu, Nabi Ibrahim as, saat usia 80
tahun, disunat dengan alat yang disebut qadum.
Sesungguhnya,
tujuan utama dari bersunat adalah membersihkan diri dari berbagai
kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis
atau zakar yang masih ada kulupnya. Ketika bersunat, kulup yang menutupi
jalan keluar urine dibuang sehingga kemungkinan kotoran untuk menempel
atau berkumpul di ujung penis jadi lebih kecil. Ini karena penis lebih
mudah dibersihkan.
Sunat dapat menghindari timbulnya
berbagai penyakit. Misalnya, fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta
tumor ganas dan pra-ganas pada daerah alat kelamin laki-laki. Para ahli
di American Academy of Pediatric sejak 1975 menyatakan, secara medis,
tidak ada keharusan bagi bayi laki-laki yang baru lahir untuk bersunat,
kecuali bila ada indikasi khusus. Misalnya, ia menderita fimosis. Begitu
juga, jika bayi atau si kecil yang berusia di bawah lima tahun
menderita infeksi saluran kemih. Sebagai catatan, kelainan pada kulup
penis, khususnya fimosis, biasanya dialami oleh satu dari 20 bayi
laki-laki.Makanya, ia sudah bisa disunat sebelum usia dua bulan.
Secara
medis, sunat tidak dibatasi usia. Tetapi secara kultur, di Somalia
Afrika, bayi laki-laki umur 2 minggu saja sudah disunat. Sedangkan untuk
di Indonesia, biasanya sunat dilakukan pada usia sekolah dasar. Semakin
kecil usianya, semakin baik sunat dilakukan. Karena kalau dari kecil,
seandainya ada penyakit kelainan anatomi bisa terdeteksi dari awal. Tapi
kalau sudah terlalu besar baru disunat, kelainan tersebut bisa
berkembang menjadi infeksi lebih dulu. Kelainan anatomi yang dimaksud
adalah penyempitan kulit pada lubang keluarnya urin yang dikenal dengan
istilah fimosis dan bila tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan
komplikasi seperti infeksi di batang penis si kecil, hingga gangguan di
saluran kandung kemih. Kelainan anatomi seperti ini sering dialami oleh
bayi laki-laki dengan perbandingan 20 : 1.
Dalam tradisi
agama Islam disebutkan, anak laki-laki yang sehat harus disunat begitu
menginjak usia akil balik, yakni setelah mimpi basah. Umumnya, ini
terjadi ketika ia berusia lebih dari 10 tahun. Manfaat sunat
(circumcision) amat disadari dan justru dipraktikkan di negara Barat.
Hutchinson pada 1855 melaporkan bahwa sunat mungkin sekali dapat
mencegah seseorang tertular sifilis. Banyak penelitian kemudian
membuktikan bahwa sunat dapat mengurangi risiko kanker penis, infeksi
saluran kemih, dan mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual,
termasuk HIV/AIDS dan juga mencegah penularan human papilloma virus.
Untuk diketahui, sebanyak 80% bayi di Amerika Serikat disunat, dan
setiap tahun sekitar 1,2 juta bayi laki-laki di sana disunat.
Di
Kanada, 48% dari laki-laki disunat. Sebaliknya, kebiasaan sunat tidak
banyak dikenal di Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Seperti
diketahui, sesuai ajaran agamanya, sunat rutin dikerjakan untuk setiap
laki-laki muslim dan yahudi. Sunat terbukti menurunkan risiko infeksi
saluran kemih.
Penelitian menunjukkan,tujuh sampai 14 per
1.000 bayi yang tidak disunat mengalami infeksi saluran kemih.Bandingkan
dengan hanya 1 sampai 2 per 1.000 bayi yang disunat. Bahkan, di majalah
kedokteran yang terbaik di dunia, New England Journal Medicine,
melaporkan hasil penelitian yang amat meyakinkan. Diteliti sebanyak 1913
pasangan studi kasus terkontrol yang terkait dengan kanker leher rahim
yang berasal dari lima negara.
Hasilnya sebagai berikut:
infeksi HPV pada penis ditemukan pada 166 orang dari 847 laki-laki yang
tidak disunat (19,6%). Bandingkan dengan hanya 5% infeksi HPV pada
laki-laki yang disunat (16 dari 292 laki-laki yang disunat). Diketahui
bahwa infeksi HPV merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker leher
rahim. Dengan demikian, sunat akan menurunkan risiko kanker leher rahim
pada pasangan karena menurunkan risiko infeksi HPV pada penis.
Dalam dunia kedokteran langkah-langkah konvensional yang biasa dilakukan ketika menyunat si kecil adalah:
- Mengiris kulit di bagian punggung penis (dorsumsisi). Ini dilakukan untuk mengeluarkan ujung bagian dalam penis dengan menggunakan pisau atau gunting.
- Mengiris kulit kulup yang mengelilingi penis (sirkumsisi). Dengan begitu penis jadi terbuka
- Setelah itu dokter akan menjahit luka irisan tersebut agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi.
Namun
saat ini metode-metode sunat yang canggih makin marak bermunculan,
antara lain: Metode Cincin, Metode Mangkok, Metode Lonceng dan Metode
Laser CO2.
- Metode Cincin
Dicetuskan
oleh dr. Sofin, lulusan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta dan sudah
dipatenkan sejak tahun 2001. Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan
lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin
dari karet. Biasanya ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan
sendirinya. Proses sunat itu sendiri cukup singkat sekitar 3 - 5 menit.
- Metode Mangkuk
Lebih
cocok dilakukan untuk balita atau anak yang memiliki pembuluh darah
pada kulup lebih kecil dari ukuran normal. Bila terjadi perdarahan, luka
bekas kulup yang dipotong akan dijahit.
- Metode Lonceng
Di
sini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat
sehingga bentuknya mirip lonceng. Setelah itu, jaringan akan mati dan
terlepas dengan sendirinya dari jaringan sehat. Metode ini membutuhkan
waktu yang cukup lama sekitar 2 minggu. Alatnya diproduksi di beberapa
negara Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.
- Metode Laser CO2
Ini
merupakan metode sunat paling canggih yang berhasil dikembangkan hingga
saat ini. Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah
satunya di Jakarta. Laser yang digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut:
- Setelah disuntik kebal (anaestesi lokal), kulup akan ditarik dan dijepit dengan sejenis tang (klem).
- Gunting yang dilengkapi dengan laser CO2 digunakan untuk memotong kulit yang berlebih tersebut.
- Klem dilepas, lalu kulit kulup yang telah terpotong akan bersatu, kembali dengan batang penis. Biasanya proses ini hanya menyebabkan sedikit perdarahan. Sekalipun begitu, bagian kulit kulup yang telah dipotong harus tetap dijahit agar proses penyembuhan berlangsung sempurna.
- Dalam waktu sekitar 10 - 15 menit, proses sunat sudah selesai.
- Cara sunat ini sangat cocok untuk anak yang belum masuk usia pubertas.
So,
yang belum sunat, segera sunnat. Anjuran ini hanya berlaku bagi yang
belum sunat aja. Kalo yang sudah disunat, ngak perlu sunat lagi, meski
tujuannya untuk "modif" (kayak motor aja, he..he..). Terima aja apa
adanya. Yang penting, jaga kesehatan dan lindungi keperjakaan bagi belum
nikah.
Oiya, yang ideal, sunat harus niat ittiba' atau
mengikuti Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Muhammad, serta ittiba' sunnah
para nabi, para rasul dan orang-orang shalih.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar