3 Oktober 2011

Sunat Lintas Negara

 


Dalam agama Islam, sunat atau sirkumsisi (circumcision) disebut khitan merupakan kebiasaan yang merupakan kelanjutan dari millah atau ajaran Nabi Ibrahim as. Kala itu, Nabi Ibrahim as, saat usia 80 tahun, disunat dengan alat yang disebut qadum.

Sesungguhnya, tujuan utama dari bersunat adalah membersihkan diri dari berbagai kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis atau zakar yang masih ada kulupnya. Ketika bersunat, kulup yang menutupi jalan keluar urine dibuang sehingga kemungkinan kotoran untuk menempel atau berkumpul di ujung penis jadi lebih kecil. Ini karena penis lebih mudah dibersihkan.

Sunat dapat menghindari timbulnya berbagai penyakit. Misalnya, fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta tumor ganas dan pra-ganas pada daerah alat kelamin laki-laki. Para ahli di American Academy of Pediatric sejak 1975 menyatakan, secara medis, tidak ada keharusan bagi bayi laki-laki yang baru lahir untuk bersunat, kecuali bila ada indikasi khusus. Misalnya, ia menderita fimosis. Begitu juga, jika bayi atau si kecil yang berusia di bawah lima tahun menderita infeksi saluran kemih. Sebagai catatan, kelainan pada kulup penis, khususnya fimosis, biasanya dialami oleh satu dari 20 bayi laki-laki.Makanya, ia sudah bisa disunat sebelum usia dua bulan.

Secara medis, sunat tidak dibatasi usia. Tetapi secara kultur, di Somalia Afrika, bayi laki-laki umur 2 minggu saja sudah disunat. Sedangkan untuk di Indonesia, biasanya sunat dilakukan pada usia sekolah dasar. Semakin kecil usianya, semakin baik sunat dilakukan. Karena kalau dari kecil, seandainya ada penyakit kelainan anatomi bisa terdeteksi dari awal. Tapi kalau sudah terlalu besar baru disunat, kelainan tersebut bisa berkembang menjadi infeksi lebih dulu. Kelainan anatomi yang dimaksud adalah penyempitan kulit pada lubang keluarnya urin yang dikenal dengan istilah fimosis dan bila tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan komplikasi seperti infeksi di batang penis si kecil, hingga gangguan di saluran kandung kemih. Kelainan anatomi seperti ini sering dialami oleh bayi laki-laki dengan perbandingan 20 : 1.

Dalam tradisi agama Islam disebutkan, anak laki-laki yang sehat harus disunat begitu menginjak usia akil balik, yakni setelah mimpi basah. Umumnya, ini terjadi ketika ia berusia lebih dari 10 tahun. Manfaat sunat (circumcision) amat disadari dan justru dipraktikkan di negara Barat. Hutchinson pada 1855 melaporkan bahwa sunat mungkin sekali dapat mencegah seseorang tertular sifilis. Banyak penelitian kemudian membuktikan bahwa sunat dapat mengurangi risiko kanker penis, infeksi saluran kemih, dan mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS dan juga mencegah penularan human papilloma virus. Untuk diketahui, sebanyak 80% bayi di Amerika Serikat disunat, dan setiap tahun sekitar 1,2 juta bayi laki-laki di sana disunat.

Di Kanada, 48% dari laki-laki disunat. Sebaliknya, kebiasaan sunat tidak banyak dikenal di Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Seperti diketahui, sesuai ajaran agamanya, sunat rutin dikerjakan untuk setiap laki-laki muslim dan yahudi. Sunat terbukti menurunkan risiko infeksi saluran kemih.

Penelitian menunjukkan,tujuh sampai 14 per 1.000 bayi yang tidak disunat mengalami infeksi saluran kemih.Bandingkan dengan hanya 1 sampai 2 per 1.000 bayi yang disunat. Bahkan, di majalah kedokteran yang terbaik di dunia, New England Journal Medicine, melaporkan hasil penelitian yang amat meyakinkan. Diteliti sebanyak 1913 pasangan studi kasus terkontrol yang terkait dengan kanker leher rahim yang berasal dari lima negara.

Hasilnya sebagai berikut: infeksi HPV pada penis ditemukan pada 166 orang dari 847 laki-laki yang tidak disunat (19,6%). Bandingkan dengan hanya 5% infeksi HPV pada laki-laki yang disunat (16 dari 292 laki-laki yang disunat). Diketahui bahwa infeksi HPV merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker leher rahim. Dengan demikian, sunat akan menurunkan risiko kanker leher rahim pada pasangan karena menurunkan risiko infeksi HPV pada penis.

Dalam dunia kedokteran langkah-langkah konvensional yang biasa dilakukan ketika menyunat si kecil adalah:
  • Mengiris kulit di bagian punggung penis (dorsumsisi). Ini dilakukan untuk mengeluarkan ujung bagian dalam penis dengan menggunakan pisau atau gunting.
  • Mengiris kulit kulup yang mengelilingi penis (sirkumsisi). Dengan begitu penis jadi terbuka
  • Setelah itu dokter akan menjahit luka irisan tersebut agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi.
Namun saat ini metode-metode sunat yang canggih makin marak bermunculan, antara lain: Metode Cincin, Metode Mangkok, Metode Lonceng dan Metode Laser CO2.
  • Metode Cincin
Dicetuskan oleh dr. Sofin, lulusan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta dan sudah dipatenkan sejak tahun 2001. Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin dari karet. Biasanya ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan sendirinya. Proses sunat itu sendiri cukup singkat sekitar 3 - 5 menit.
  • Metode Mangkuk
Lebih cocok dilakukan untuk balita atau anak yang memiliki pembuluh darah pada kulup lebih kecil dari ukuran normal. Bila terjadi perdarahan, luka bekas kulup yang dipotong akan dijahit.
  • Metode Lonceng
Di sini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng. Setelah itu, jaringan akan mati dan terlepas dengan sendirinya dari jaringan sehat. Metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 2 minggu. Alatnya diproduksi di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.
  • Metode Laser CO2
Ini merupakan metode sunat paling canggih yang berhasil dikembangkan hingga saat ini. Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya di Jakarta. Laser yang digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut:
  • Setelah disuntik kebal (anaestesi lokal), kulup akan ditarik dan dijepit dengan sejenis tang (klem).
  • Gunting yang dilengkapi dengan laser CO2 digunakan untuk memotong kulit yang berlebih tersebut.
  • Klem dilepas, lalu kulit kulup yang telah terpotong akan bersatu, kembali dengan batang penis. Biasanya proses ini hanya menyebabkan sedikit perdarahan. Sekalipun begitu, bagian kulit kulup yang telah dipotong harus tetap dijahit agar proses penyembuhan berlangsung sempurna.
  • Dalam waktu sekitar 10 - 15 menit, proses sunat sudah selesai. 
  • Cara sunat ini sangat cocok untuk anak yang belum masuk usia pubertas. 
So, yang belum sunat, segera sunnat. Anjuran ini hanya berlaku bagi yang belum sunat aja. Kalo yang sudah disunat, ngak perlu sunat lagi, meski tujuannya untuk "modif" (kayak motor aja, he..he..). Terima aja apa adanya. Yang penting, jaga kesehatan dan lindungi keperjakaan bagi belum nikah.

Oiya, yang ideal, sunat harus niat ittiba' atau mengikuti Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Muhammad, serta ittiba' sunnah para nabi, para rasul dan orang-orang shalih.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar