"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah
yang baik, atau diam", demikian sabda Nabi yang tentunya hal ini sangat
bermanfaat dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam urusan rumah
tangga. Sebab, tidak mudah menyimpan rahasia, apalagi sebuah aib.
Sesungguhnya aib manusia telah disimpan rapat-rapat oleh Allah. Tapi,
karena kebodohan manusia, justru ia sendiri yang membuka aib dan
membeberkannya kepada orang lain.
Saat kumpul bersama
teman, segala hal pasti menarik untuk dibicarakan. Mulai dari kerjaan di
kantor sampai kehidupan pribadi. Saat berbincang seru, ada batasan yang
perlu Anda perhatikan. Dan yang paling krusial adalah topik tentang
rumah tangga. Demi keutuhan keluarga dan menjaga hubungan baik antar
teman, jangan pernah membicarakan empat hal ini dalam pernikahan kepada
teman-teman Anda, seperti dilansir The Nest.
1. Perilaku Buruk Suami
Kesal
dengan perlakuan buruk suami yang suka berkata kasar, membentak bahkan
tak segan bermain tangan sangatlah wajar. Tapi bukan berarti Anda bisa
melampiaskan kekesalan dengan curhat ke semua orang. Sedikit komplain
tentang permasalahan rumah tangga boleh saja. Namun jangan sampai Anda
menempelkan stereotipe yang meyakinkan teman atau sahabat bahwa suami
Anda buruk karena imej itu akan 'terpatri' di pikiran mereka seterusnya.
Ketika
hubungan Anda dan suami membaik dan masing-masing sudah melupakan
masalah yang lalu, tidak begitu dengan teman-teman Anda. Mereka bisa
saja 'melaporkan' masalah rumah tangga Anda ke orang lain dan bisa
menimbulkan persoalan baru dalam rumah tangga. Jadi saat tertimpa
masalah, sebisa mungkin selesaikan sendiri atau konsultasi dengan
psikolog. Kalaupun merasa harus mengeluarkan uneg-uneg, pilih orang
terdekat atau sahabat yang Anda percaya.
2. Penghasilan Suami
Bukan
hal yang etis untuk membicarakan urusan dapur rumah tangga ke orang
lain, termasuk penghasilan suami per bulannya. Sebesar atau sekecil
apapun gaji suami, tetap jaga menjadi rahasia Anda berdua saja. Bisa
jadi bukan pujian (jika gaji besar) atau rasa iba (jika bergaji kecil)
yang Anda dapat, tapi justru cemoohan.
Misalnya saja jika
suami bergaji besar, Anda mungkin akan dianggap sedang pamer kekayaan.
Sebaliknya bila curhat betapa kecilnya gaji suami sehingga keluarga
harus hidup pas-pasan, Anda akan dianggap tukang mengeluh. Jagalah
keseimbangan hubungan pertemanan Anda dengan tidak mendiskusikan masalah
finansial di area publik.
3. Kehidupan Seks
Memang
sangat menggoda untuk berbagi urusan ranjang Anda dengan teman.
Bagaimana pengalaman malam pertama? Apa posisi bercinta favorit suami?
atau berapa besar ukuran penis pasangan? Boleh saja membicarakan seks
dengan sesama teman wanita, tapi batasi hanya pada hal-hal umum saja,
tak perlu menceritakan secara detail, misalnya perilaku seks aneh Anda
dan suami atau masalah seks seperti ejakulasi dini dan disfungsi
seksual. Anda tentunya tak mau rahasia seks yang seharusnya sangat
pribadi menjadi bahan gunjingan orang lain, meskipun itu dalam lingkup
pertemanan sendiri.
4. Utang
Hampir
setiap pasangan menikah memiliki utang, baik itu kredit pemilikan
rumah, mobil, motor, dan sebagainya. Terikat dengan kewajiban untuk
melunasi utang tak jarang membuat pusing bahkan frustasi, tapi usahakan
sebisa mungkin tidak membawa masalah ini ke permukaan, apalagi sampai
diketahui orang lain. Jika Anda selalu komplain dengan banyaknya utang,
bisa saja teman-teman justru menjauhi Anda karena takut diminta
meminjamkan uang atau menganggap Anda orang yang punya banyak masalah
keuangan. Padahal, Anda hanya ingin mengutarakan kegalauan hati. Jangan
pernah memberi orang lain kesempatan untuk menghakimi Anda maupun
keluarga.
Mukhatab tulisan ini memang tertuju kepada kaum
isteri, tapi esensinya juga untuk kaum suami. Karena itu, kedua belah
pihak (suami-isteri) sebaiknya menyembunyikan rahasia keluarga yang
bersifat tabu dibicarakan, baik kepada teman atau media online. Silahkan
bermusyawarah, tapi ada hal-hal yang pantang untuk dikeluhkan kepada
orang lain, terlebih lagi, bila orang lain itu sudah jelas-jelas tak
bisa membantu kita.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar