Judul Buku:
Kamus Kedokteran "Nuria" Indonesia - Arab Arab - Indonesia
Penyusun :
Dr. H. R. Taufiqurrochman, MA
Penerbit :
Ar-Ruzz Media, Yogyakarta
Tahun : 2015
ISBN : 978-602-313-031-3
Harga : Rp 99.000,-
Kata Pengantar:
Prof. Dr. Ishom Yusqi, MA
(Guru Besar di Bidang Islamic Studies, Direktur Pascasarjana STAINU Jakarta)
Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si
(Dokter dan Praktisi Pendidikan, Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
Alhamdulillah bi hamdihi, was sholatu was salam ‘ala rasuluhi wa
alihi wa shohbini. Puji syukur penyusun haturkan ke hadirat Allah swt yang
dengan izin-Nya, kamus kedokteran ini dapat rampung. Semoga shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan semua umatnya.
Telah lama penyusun berkeinginan menyuguhkan kamus bahasa Arab
model baru di tengah para pembaca dan pecinta bahasa al-Qur'an. Akhirnya,
setelah penyusun melakukan riset (disertasi) terhadap tipologi kamus-kamus
bahasa Arab yang populer di Indonesia, penyusun memutuskan untuk mendesain
kamus spesialis (Qomus Takhshish) yang menghimpun istilah-istilah khusus pada
bidang studi tertentu.
Model kamus spesialis ini, mungkin saja bukan hal yang baru, namun
dengan memilih bidang kedokteran, lalu penyusun menampilan dua wajah –dari
bahasa Indonesia ke bahasa Arab dan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia–, maka
hal ini boleh jadi merupakan nilai lebih kamus ini.
Selain itu, kamus yang diberinama “Nuria” ini, juga penyusun
lengkapi dengan pengertian atau definisi dari masing-masing istilah kedokteran.
Model kamus ala “Ta’rifaat”-nya al-Jurnani ini, sengaja penyusun terapkan untuk
memudahkan para pembaca, paramedis dan pelajar Indonesia dalam memahami makna
dari istilah kedokteran yang kebanyakan masih asing dan sulit dimengerti
kecuali oleh mereka yang serius di bidang medis.
Mengapa harus ada kamus kedokteran dalam bahasa Arab? Perlukah?
Pertanyaan ini juga penyusun sadari sedari awal. Untuk menjawabnya, kita perlu
melihat sejarah. Ketika era kegelapan mencengkram Barat pada
abad pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang
tengah berkembang pesat di Timur Tengah. Perkembangan kedokteran Islam melalui
tiga periode pasang-surut.
Periode pertama
dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran dari Yunani dan bahasa
lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8
Masehi. Pada masa ini, sarjana dari Syiria dan Persia secara gemilang dan jujur
menerjemahkan litelatur dari Yunani dan Syiria kedalam bahasa Arab.
Buah pikiran para
tabib di era Yunani Kuno secara gencar dialihbahasakan. Adalah Khalifah
Al-Ma’mun dari Diansti Abbasiyah yang mendorong para sarjana untuk
berlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa Arab. Khalifah
pun menawarkan bayaran yang sangat tinggi, berupa emas, bagi para sarjana yang
bersedia untuk menerjemahkan karya-karya kuno.
Sejumlah sarjana
terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer pengetahuan itu. Tercatat
sejumlah tokoh seperti, Jurjis Ibn-Bakhtisliu, Yuhanna Ibn Masawaya, serta
Hunain Ibn Ishak ikut menerjemahkan literatur kuno. Selain melibatkan
sarjana-sarjana Islam, tak sedikit pula dari para penerjemahan itu yang
beragama Kristen. Mereka diperlakukan secara terhormat oleh penguasa Muslim.
Proses transfer ilmu
kedokteran yang berlangsung pada abad ke-7 dan ke-8 M membuahkan hasil. Pada
abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat.
Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS tak hanya
berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun juga
menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru.
Tak heran, bila penelitian
dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu medis baru. Era
kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter terkemuka dan
berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang.
Sekolah kedokteran
pertama yang dibangun umat Islam sekolah Jindi Shapur. Khalifah Al-Mansur dari
Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu
sebagai dekan sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di
Jindi Shapur sangat serius dan sistematik. Era kejayaan Islam telah melahirkan
sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi (Razes), Al-Zahrawi
(Abulcasis), Ibnu-Sina (Avicenna), Ibnu-Rushd (Averroes), Ibn-Al-Nafis, dan
Ibn- Maimon.
Setelah abad ke-13
M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam mengalami masa
stagnasi. Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring runtuhnya
era kejayaan Islam di abad pertengahan.
Melihat sejarah perkembangan dan kebangkitan ilmu kedokteran di
kalangan umat Islam yang “dibuka” melalui proses penerjemahan, maka jelas
sekali betapa pentingnya posisi bahasa dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Oleh
sebab itu, penyusun berharap kamus “Nuria” ini memberi sedikit kontribusi
kebangkitan kembali ilmu kedokteran di kalangan umat Islam dan masyarakat dunia
pada umumnya.
Bagaimana pun juga, ilmu kedokteran saat ini masih sangat diminati.
Apalagi, tenaga kerja Indonesia di bidang medis juga sangat diperlukan di
negara-negara Arab dan mereka memerlukan skill bahasa Arab yang bagus. Semoga
saja, kamus ini dapat membantu.
Yang jelas, kamus kedokteran ini memiliki banyak kekurangan. Terlebih
lagi, latarbelakang penyusun bukanlah seorang dokter atau tenaga medis. Oleh
karenanya, penyusun terus memohon masukan untuk kesempurnaan kamus ini di masa
depan.
Terakhir, harapan penyusun, semoga kamus kedokteran ini bermanfaat
untuk semua. Kamus “Nuria” ini, penyusun dedikasikan untuk mengenang nenek
penulis tercinta yang telah dipanggil ke haribaan Huw Allah Ta’ala.
Karakteristika Kamus
Bahasa:
Indonesia - Arab Arab - Indonesia
Sistem Penyusunan Lema Kamus :
Artikulatif (an-Nuthqi) dan Alfabetis (al-Alfaba'i)
Jenis Kamus :
Spesialis (khusus ilmu kedokteran)
Jumlah kosakata :
10.800 kata (Ind-Arab, Arab-Ind)
Perwajahan :
Definitif (at-Ta'rifaat), yakni, setiap kata dilengkapi definisinya sehingga persis spt kamus Ind-Ind
gk ada yang gratisan kah ustadz?? :D :D :D
BalasHapusapakah buku ini sudah bisa diunduh secara online? jika sudah bagaimana caranya?
BalasHapusBisa dibeli di toko buku terdekat
BalasHapusSaya cari di gramedia dan togams kok tidak ada ya? Apa dijual online saja?
BalasHapus