Pagi itu, Nabi Muhammad saw sedang bersujud di depan Ka'bah. Saat beliau bangkit dari sujudnya, tiba-tiba sekelompok orang kafir mencekik leher Nabi. Jelas, Nabi kesakitan dan sulit bernafas. Untung saja, Abu Bakar tiba tepat waktu. Dia segera melepas tangan orang yang mencekik Nabi, lalu berkata: "Apakah kalian akan membunuh orang yang hanya berkata: Tuhanku adalah Allah?". Lalu, mereka pun bubar.
Sepenggal kisah nyata itu, mestinya mengajarkan kepada setiap pemeluk agama untuk tidak menyerang umat/kelompok lain yang sedang melakukan ritual ibadah menurut kepercayaan masing-masing. Agama adalah petunjuk ke jalan yang benar. Jika petunjuk yang kamu terima justru menuntunmu ke jalan yang salah, jangan-jangan yang kau terima itu bukan agama, tapi ajakan setan bin iblis alias dedemit.
Menyerang umat, orang atau kelompok yang sedang 'beribadah' apalagi di tempat ibadah adalah kejahatan paling nyata, melebihi ajaran Iblis. Apapun ideologi dan keyakinanmu, jangan sekali² menyerang kelompok/umat lain yang beribadah karena jelas, perbuatan keji seperti itu bukan ajaran agama.
Tapi, adakah yang lebih jahat dari menyerang orang yang sedang ibadah? Ada. Yaitu, orang atau kelompok yang memanfaatkan agama untuk kepentingannya sendiri, yang berusaha memancing di air keruh dengan mengadu-domba dan menghembuskan berita-berita hoax agar kekerasan berbau SARA melebar luas. Setelah semua terprovokasi, mereka malah menari. Waspadalah karena sejatinya pertikaian yang banyak terjadi itu, bukan murni masalah agama, tapi dari hawa nafsu untuk berkuasa demi meraup kekayaan sebesar²nya di atas penderitaan orang lain sebanyak²nya.
Orang beragama yang cerdas tidak akan terprovokasi dengan isu dan kasus murahan.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar