27 April 2011

Justin Bieber: Baby...Baby...

 

Setelah dunia perfilman mengimpor Mayubi, aktris porno asal Jepang untuk membintangi film garapan para sineas dalam negeri, lalu cayya-cayya ala Norman menggoyang seluruh penjuru nusantara, baru saja, Justin Bieber juga menghentak tanah air melalui penampilan ciamiknya.

Dunia hiburan begitu laris manis di negeri kaya hutang ini. Tidak peduli rakyat lapar atau para pemuda hidup pengangguran, yang penting happy dan happy. Kira-kira begitu gambaran yang terjadi di negara Indonesia ini. Bagi para pekerja entertainment, yang paling penting adalah bagaimana memperoleh keuntungan besar dan menghibur. Urusan perut, moral, apalagi keyakinan adalah menjadi hak dan nasib masing-masing orang.

Justin Drew Bieber benar-benar sangat populer. Bukan hanya di kalangan remaja awam saja, para artis dan penyanyi papan atas di Indonesia pun turut gandrung pada ABG kelahiran 1 Maret 1994 itu. Penyanyi pop / R&B asal Kanada itu memang cukup fenomenal. Hampir sama dengan Briptu Norman, karier Justin pun diawali dengan penampilannya di Youtube yang lalu bakat besarnya dilihat Scooter Braun hingga pada tahap selanjutnya, Scooter menjadi manajernya.

Album pertama Justin Bieber yang dirilis pada bulan Juli 2009, My World (EP), langsung mendapat sambutan meriah di kalangan penikmat musik. Bahkan, lagu "Baby" single utama di album keduanya yang berduet dengan rapper Ludacris pada Januari 2010 lalu, langsung menyihir seantero dunia. Benar-benar luar biasa! Talenta Justin bukan hanya di bidang tarik suara, ia bahkan piawai bermain alat musik seperti: gitar, piano dan juga pintar menari. Inilah totalitas dari seorang bocah imut-imut bernama Justin. Gabungan skill, tampang baby face, dan tentunya lingkaran industrialisasi panggung hiburan.

Melihat itu semua, tak heran jika sosok Justin langsung menarik perhatian, terutama di kalangan gadis-gadis remaja. Anak-anak ABG yang labil dan masih dalam tahap pengenalan diri sendiri itu, seakan terpana dan menjadi "hamba" Justin Bieber. Atasnama "fans", mereka mengelu-elukan nama Justin. Tidak juga terkecuali juga di Indonesia. Kawula muda negeri ini, turut menjadi korban "penghambaan" dan "industrialisasi" Justin Bierber.

Meskipun, para gadis remaja itu belum mengenal siapa sang idola, tidak mau tahu apa agamanya dan juga tidak mengerti bait-bait syair lagunya, tapi anak-anak kita di Indonesia ini sengaja atau tidak, telah dihanyutkan pada arus "Justinisme".

Jauh-jauh hari sebelum Justin didatangkan ke Indonesia, para promotor yang didukung oleh para pemilik modal plus media massa, berita kedatangan Justin terus-terusan diliput di berbagai media. Akibatnya, menjelang konser Justin, beberapa mal di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya dipadati para fans Justin. Promosi besar-besar itu telah berperan besar mencuci otak dan menghanguskan keimanan para generasi muda di Indonesia yang notabene-nya berpenduduk muslim terbanyak di dunia.

Demi Justin, generasi muda kita nekat malakukan apapun, termasuk membayar mahal untuk menonton sang idola mereka. Konon, tiket nonton Justin kelas festival sebesar 1 Juta rupiah dan yang paling murah 500 ribu rupiah. Benar-benar edan! Eh, ternyata tiket nonton concert's Justin ludes juga. Lebih dari itu, sebagaimana ditayangkan beberapa stasiun tv swasta, banyak fans Justin yang harus antri sejak subuh agar tidak kehabisan tiket. Mereka pun rela tidak makan, ikhlas tidur di jalanan dan tidak pulang ke rumah, hanya demi Justin supaya bisa ber-baby-baby.....!!

Anehnya lagi, ketika Justin tiba di Indonesia dengan pengawalan super ketat, sang superstar malah tidak menyapa sedikitpun kepada penggemarnya. Apa yang kemudian terjadi? Karena merasa dicuekin oleh sang bintang, atau karena tidak disapa dan tidak bisa melihat wajahnya secara puas, anak-anak ABG itu malah menangis. Entah mengapa kok mereka sampai histeris? Sepertinya, anak-anak kita itu telah terjelembab dalam keadaan super stress; antara cinta, rindu, jengkel, kesal, sesal, dan perasaan campur aduk lainnya hingga tak kuasa menahan air mata.

Ini benar-benar aneh. Rupanya, anak-anak ABG di negeri ini, sudah banyak yang sakit jiwanya. Hanya demi Justin. Just Justin, mereka seperti orang gila. Saya yakin, kebanyakan mereka adalah anak-anak remaja muslim. Tapi, entah mengapa kok sampai sebegitu gilanya? Padahal, jika ditanya tentang apakah mereka telah mengenal secara benar tentang Nabi Muhammad, tentang hukum haid bagi wanita, tentang masalah najis, saya yakin tidak banyak yang mengerti.

Begitu fasih dan hafalnya anak-anak kita dengan lagu "Baby"-nya Justin, tapi belum tentu mampu melantunkan ayat-ayat suci al-Quran secara bertajwid. Inilah paradoks paling naas yang terjadi di dalam diri para generasi bangsa. Mereka telah dijadikan "korban" dari industri hiburan yang menjanjikan kenikmatan menuruti hawa nafsu dan syahwat!!

Saya pun tidak bisa membayangkan, entah apa jadinya, bila seandainya para ABG itu melihat langsung Nabi Yusuf yang konon membuat para wanita sampai memotong jari-jemarinya sendiri karena tertegun melihat ketampanan Nabi Yusuf as. Jika melihat Justin saja, mereka histeris sejadi-jadinya, maka saya yakin, bila mereka hidup di era Nabi Yusuf, mereka bukan hanya akan memotong jari-jari tangannya, tapi juga memenggal lehernya sendiri.

Justin Bierber sama sekali tidak sama dengan Nabi Yusuf. Justin hanya seorang pemuda beragama kafir dengan talenta mumpuni ketika bernyanyi dalam pertunjukan seni. Meski demikian, karena Justin juga menjadi bagian dari industri hiburan, maka sebenarnya ia adalah virus paling berbahaya terhadap kejiwaan para remaja kita yang tingkat keberagamaannya masih nol besar!!

Justin memang tidak membuat mereka memotong jari-jari tangan, tapi bocah imut-imut beserta kroni-kroninya telah mampu memotong tali-tali keimanan dan meruntuhkan akidah kaum remaja muslim/muslimah di Indonesia. Wal-Iyadzu Billah

Tidak ada komentar:
Tulis komentar