Jumat, 29 April 2011, kemarin merupakan hari bersejarah bukan hanya bagi keluarga kerajaan Inggris, tapi juga bagi seluruh rakyatnya. Pasalnya, hari itu adalah The Royal Wedding William-Kate atau hari pernikahan Pangeran William dan kekasihnya, Kate.
Pesta kemarin disebut-sebut pernikahan abad ini oleh banyak media, termasuk juga media massa di Indonesia. Jauh-jauh hari, antusiasme rakyat Inggris pun sudah tampak jelas untuk turut serta merayakannya. Mereka ingin mempersembahkan aneka karya sebagai kado pernikahan Sang Pangeran. Mulai dari film parodi, pernik-pernik semisal pizza bergambar kedua mempelai, boneka Kate, lemari es, jam dinding, gelas dan berbagai perabot lain yang semuanya dihiasai kedua wajah pengantin.
"Penghambaan" rakyat Inggris ini sungguh mengherankan! Demi The Royal Wedding, mereka bahkan rela menginap berhari-hari hanya untuk bisa melihat kedua mempelai menaiki kereta kebesaran sambil melambai-lambaikan tangan. Mereka tak ingin kelewatan menyaksikan senyum yang menebar dari kedua bibir bakal raja dan ratu masa depan. Lebih dari itu, momen yang paling mereka tunggu adalah saat Pangeran William mencium kening Kate di teras istana Buchingham yang katanya adalah ciuman pertama kalinya di depan mata mereka.
Hanya itu? Yah....ternyata hanya itu saja. Karak-karakan pasukan kuda, pengamanan super ketat karena takut ancaman terorisme, ribuan undangan yang juga dihadiri tamu eksklusif dan para selebritis. Tampak juga David Beckam dan isterinya. Lalu, indahnya gaun putih Kate yang didesain secara rahasia hingga menimbulkan penasaran bagi banyak kalangan. Tak tanggung-tanggung, menurut analis, pernikahan itu menghabiskan lebih dari 600 milyar atau hampir 1 Trilyun!!!
Hanya itu? Yah....hanya itu saja. Acara serimonial di gereja juga hampir sama dengan pernikahan pada umumnya. Parade pasukan berkuda juga tidak beda jauh dengan pernikahan ayahanda William, Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana. Saat itupun, pernikahan Charles-Diana juga disebut-sebut pernikahan abad ini. Eh, ternyata, harus berakhir dengan perceraian dan putri Diana pun tewas mengenaskan akibat tabrakan di Paris, Prancis. Terlepas dari kontroversi apakah Diana mati dibunuh atau tidak, yang jelas label "pernikahan abad ini" sangat kontras dengan kenyataan.
Tidak ada yang melarang untuk menggelar pesta pernikahan semegah apapun. Resepsi pernikahan yang disaksikan oleh banyak tamu dan undangan, pada hakekat, hanya bertujuan untuk 2 hal. Pertama, harapan doa restu dari para tamu yang hadir. Kedua, persaksian mereka terhadap kedua mempelai diharapkan menambah keteguhan kedua pasangan untuk saling mengikat janji cinta abadi sehingga apabila kelak bahtera rumah tangganya diterpai badai hingga mendekati kata cerai, mereka berdua dapat menyadari bahwa mereka tak mungkin mengkhianati para tamu undangan yang dahulu merestui mereka sehingga kekuatan ini dapat menjadi perasai kuat bagi suami dan isteri untuk tidak berpisah di kemudian hari nanti.
Begitukah yang diinginkan kerajaan Inggris dalam menggelar resepsi mewah dalam pernikahan William-Kate? Begitukah sikap warga Inggris dan dunia dalam menyaksikan The Royal Wedding kemarin? Bisa iya, bisa tidak. Yang pasti, keglamoran, kemewahaan, kekayaan, keindahan dan kebesaran, itulah yang dipertontonkan. Media massa pun turut berperan aktif memasarkan gaya hidup hedonis yang materialistis.
Para pemirsa tv di seluruh dunia, sadar atau tidak, telah dijelembabkan pada tontonan super mewah di tengah penderitaan hidup sehari-hari. Rakyat Inggris yang miskin sekalipun, juga sanggup melupakan rasa lapar di dalam perutnya. Mereka terhipnotis untuk bisa berbaur dalam pesta, meski kesulitan hidup terus mendera.
Jika hanya kemegahan yang dipertontonkan, mestinya, bagi umat Islam tidak perlu merasa berkecil hati atau mengungkapkan rasa kagum yang berlebihan. Toh, pesta pernikahan itu hanya sebentar. Yang penting adalah bagaimana kehidupan suami-isteri dalam mengarungi masa depan keluarganya.
Jika hanya kemegahan yang ditawarkan, al-Quran pun pernah memberitakan pernikahan terhebat. Bukan hanya berlabel "Pernikahan Abad ini", tapi "Pernikahan Termegah Sepanjang Masa". Yakni, pernikahan antara Raja/Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. Kerajaan Sulaiman, sebagaimana nas Allah dalam al-Quran, adalah kerajaan "la yubla" yang tidak akan pernah tertandingi oleh kerajaan manapun di dunia ini, sejak dahulu hingga akhir zaman.
Kekuasaan Nabi Sulaiman bukan hanya meliputi manusia, tapi juga para binatang, serangga hingga jin. Ketika Raja Sulaiman mendapat laporan dari Hud Hud, burung intelejen Sang Baginda tentang keberadaan Ratu Balqis yang cantik dan memiliki kerajaan serta pasukan hebat, tapi sayang sang ratu menyembah matahari, maka Nabi Sulaiman pun mengirim surat yang isinya, "Dengan Asma Allah, datanglah padaku. Mengakulah tunduk lalu sembahlah Allah".
Surat itu langsung mendebarkan hati Sang Ratu, sekaligus membuatnya terpana akan nama besar Raja Sulaiman. Akhirnya, dengan pasukan lengkap, Ratu Balqis berangkat menuju kerajaan Sulaiman. Ketika mereka melakukan perjalanan, di saat yang sama Nabi Sulaiman membuat sayembara. Isinya: "Siapa yang sanggup memindah kerajaan Ratu Balqis ke sini?". Salah satu jin menyatakan bersedia. Ia sanggup mengangkatkan dalam waktu cepat, bahkan sebelum Nabi Sulaiman beranjak dari singgasana, kerajaan itu telah ada di sana. Itu janji si jin.
Akan tetapi, seorang manusia ajudan Nabi Sulaiman malah menawarkan yang lebih cepat lagi. Hanya satu kedipan mata, kerajaan itu sudah mampu ia hadirkan tepat di depan Nabi Sulaiman. Inilah kehebatan, kebesaran, kemewahan dan kekuasaan yang merupakan mukjizat dari Allah untuk nabinya. Jelas, anugerah mukjizat ini takkan bisa disamai oleh kerajaan Inggris, kerajaan Arab Saudi, atau bahkan kerajaan tempo dulu semisal Majapahit, Roma, Persia hingga China.
Akhirnya, pernikahan Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis pun digelar. Setelah Balqis menyatakan tunduk dan beriman kepada Allah, lalu menyatakan cintanya terhadap Nabi Sulaiman, Sang Raja pun menggelar pernikahan super hebat sepanjang sejarah. The Royal Wedding Sulaiman-Balqis tidak hanya disaksikan rakyat dari kedua kerajaan, tapi juga dihadiri para jin-jin, serangga, binatang buas, aneka macam ternak dan burung. Semua larut dalam pesta pernikahan terbesar yang takkan mungkin tertandingi.
Hanya sayangnya, kisah-kisah para nabi dalam al-Quran sudah tidak diketahui oleh umat Islam. Para generasi saat ini hanya terbuai dengan materialistik dan hidup hedonis yang ditawarkan orang-orang kafir dan media massa. Mungkinkah umat Islam tidak tahu? Boleh jadi demikian, sebab kegemaran membaca al-Quran hingga mempelajari tafsirnya sudah tidak berbekas di hati umat Islam.
Terlepas dari kemewahan pesta pernikahan, baik antara William-Kate dan Sulaiman-Balqis di atas, yang jelas, suri teladan kita, Nabi Muhammad saw justru mengajarkan kesederhanaan. Bahkan, pimpinan para nabi ini sangat berharap supaya mahar yang diberikan kepada isteri tidak memberatkan suami. Jika Nabi Muhammad mau tampil mewah dan glamour, pasti Allah akan mengabulkannya, sebab dialah kekasih Allah.
Namun, nabi kita hanya tampil sederhana. Meski menikah dengan SitI Khadijah yang saudagar kaya-raya, Nabi Muhammad saw tetap memilih pesta sederhana.
Tulisan ini hanya bermaksud memberi informasi bahwa dalam khazanah dan sejarah Islam, juga pernah ada The Royal Wedding paling ngetop sepanjang masa. Dengan kata lain, jangan sampai kita terlalu kagum dengan kebesaran orang-orang kafir yang hanya menyuguhkan kemewahan dan hidup materialistis, termasuk dalam pesta pernikahan.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar