5 Agustus 2009

Reg Nisfu Sya’ban

 



Berbicara tentang "taqdir" sama dengan membahas sesuatu yang ghaib. Sebuah misteri yang mesti diyakini dan karenanya mempercayai adanya taqdir merupakan rukun iman. Tak berlebihan, apabila Ali b. Abu Thalib selalu marah saat melihat sekelompok orang membahas taqdir, nasib, penerawangan masa depan, kasyaf, ramalan dan sebagainya. Sebab, dalam pandangan Khalifah terakhir itu, membahas takdir perlu iman yang kokoh, nalar yang sehat dan harus didasari taslim atau penyerahan diri pada qada' (keputusan) Allah apapun hasil kalkulasi manusia. Tanpa itu, kaum awam sering terjebak pada kemusyrikan.

Bagaimana pun, manusia selalu ingin tahu apa yang akan terjadi pada dirinya di masa depan. Hal itu lumrah karena memang manusia bersifat ajula, selalu tergesa-gesa. Padahal, otaknya amat terbatas, tidak pernah lepas dari lupa dan salah. Rasa keinginan tahuan terhadap apa yang akan terjadi esok selalu mendorong seseorang mencari jalan lain yang tidak biasa. Perasaan itulah yang justru menjadi ladang bagi beberapa orang yang dianggap atau menganggap dirinya tahu kejadian masa depan, sekalipun terkadang prediksinya jarang meleset.

Seiring dengan kemajuan bisnis berbasis komunikasi seluler, beberapa orang yang memiliki kelebihan yang tidak biasa itu kerap dijadikan patner bisnis untuk meraup omzet jutaan rupiah. Terlepas dari kelebihan yang dimiliki para tokoh seperti Mama Lorent, Dedy Corbuzer, Ki Joko Bodo, dan masih banyak lagi, bisnis pulsa via sms yang biasanya diawali perintah ketik REG spasi Nama Anda atau Tanggal Lahir, saat ini terus eksis. Ternyata, konsumennya pun lumayan banyak. Entah karena mereka tertipu, ingin hadiah, atau memang sedang kalut dan ingin tahu nasibnya.

Jika melihat fenomena tersebut, sebenarnya dalam agama ada fasilitas (baca: fitur) untuk keperluan itu. Yakni, kesempatan bagi tiap muslim mengubah takdirnya. Sebab, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka sendiri yang mengubahnya.

Ini merupakan kesempatan seluas-luasnya bagi manusia memasuki wilayah takdir dan sekaligus membuktikan bahwa Allah itu Maha Rahim dan Dia tidak pernah menzalimi hambanya. Kesempatan mengubah takdir yang telah ditetapkan Allah sejak di Lauh Mahfudz dan dikuatkan pada saat manusia masih di dalam rahim tetap selalu ada dan mengubahnya bisa melalui doa atau permohonan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hanya saja, berdoa yang lebih berpotensi untuk dikabulkan juga harus disesuaikan dengan waktu yang tepat.

Seperti dalam dunia bisnis, ada waktu-waktu khusus untuk diskon dan banting harga. Demikian juga dalam komunikasi antara hamba dan Tuhannya. Dan, salah satu waktu paling spesial adalah pada malam pertengahan bulan Sya'ban, sebuah bulan yang menurut Nabi Muhammad sering diabaikan manusia.

Malam itu populer dengan nama "Nisfu Sya'ban". Para ulama salaf menganjurkan kita membukanya setelah shalat maghrib dengan bacaan surah Yasin --The Heart of Koran-- sebanyak 3 kali masing-masing dengan niat/permohonan supaya: 1) umur panjang dan berkah, 2) Rizki halal dan luas, 3) Ketetapan Iman dan Khusnul Khotimah. Sepanjang malam, terjadi sebuah peristiwa luar biasa, yaitu: "al-Tajalli al-A'dzam" dimana Allah "turun ke langit dunia" mengobral fadilah dan anugerahnya. Malam itu Allah berfirman: "Hal min mustaghfirin? Hal min taibin? Hal min hajatin? Fa uniiluhu a'lal maratib!", Adakah yang beristighfar? Adakah yang bertobat? Apa sih permintaan kalian? Pasti Aku kabulkan dan Kuangkat ke maqam tertinggi. 

Sepanjang malam, Allah menunggu dan terus menunggu hamba-Nya yang ingin mengubah nasib dan menginginkan masa depan lebih cerah. Tapi sayang, banyak manusia yang terlelap, melupakan satu malam paling berharga dalam setahun, malam yang kadar kemuliaannya hanya satu tingkat di bawah Malam Lailatul Qodar. Malam itu pun para malaikat melaporkan seluruh catatan amal manusia dalam setahun. Pada malam itu, hanya orang yang beriman kepada Allah, orang yang hatinya selalu hidup di saat yang lain lalai, orang yang jiwanya bercahaya sekalipun malam terbungkus gelap, dialah orang yang bisa mendengar panggilan Allah lalu bersegera mendaftarkan diri dengan menulis nasibnya Reg <spasi> Nisfu Sya'ban.

Jika kita dan bangsa Indonesia bertekad memperbaiki nasib di masa depan, baik di dunia maupun di akherat, maka salah satu caranya adalah menyambut Nisfu Sya'ban dengan ketulusan hati, kebersihan jiwa, bertaburkan ayat-ayat al-Qur'an, berhiaskan shalawat serta bermandikan lantunan doa dan munajat kepada Allah.

Just, to Night, Now or Never. Sekali lagi, ketik Reg Nisfu Sya'ban.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar