26 Desember 2011

Ranking #1

 


Seakan tanganku tak bisa menunggu waktu lebih lama lagi hingga hari ini juga, Jumat, 23 Desember 2011, catatan penting ini harus kutulis. Meski tak ada yang membacanya, tapi biarlah menjadi luapan gembira dan rasa syukur.

Mendengar putri pertamaku meraih ranking pertama di sekolahnya, kedua mata langsung berkutat menahan derai yang hendak tumpah. Sengaja kutahan agar buah hatiku tidak salah sangka; antara air mata kegembiraan atau kesedihan. Ibunya juga begitu tampak lega. Tak sia-sia tiap hari mengajari putrinya hingga sesekali meluapkan emosi kemarahan demi masa depan anaknya.

Kini, ketika aku menjadi orang tua, aku begitu merasa betapa bahagianya setiap ayah dan ibu saat melihat anak-anaknya meraih prestasi membanggakan. Saya pun bertambah yakin bahwa orang yang paling bahagia sedunia adalah orang tua saat anaknya bahagia. Sebaliknya, tak ada orang yang paling merasa sedih melebihi orang tua yang melihat anaknya berduka.

Kini, baru aku menyadari bahwa apapun torehan prestasi, hadiah, cita-cita, reward atau penghargaan yang diterima seseorang, maka itu semua dirasakan sebagai anugerah mulia bagi orang tuanya, meskipun sang ayah dan ibu tidak turut merasakan atau mendapat hadiah yang diterima anak. Sekali lagi, melihat sang buah meraih cita, telah dinilainya sebagai anugerah terindah.

Boleh jadi, meraih prestasi ranking 1 di tingkat SD, apalagi masih di kelas 1, bagi beberapa orang, hal itu dianggap belum seberapa atau mungkin tak berarti apa-apa. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa raihan prestasi di masa kecil adalah kekuatan besar yang akan memotivasi seorang anak agar bermental juara. Dengan sebuah prestasi, di bidang apapun, di lingkup sekecil apapun, maka hal itu akan membangun sebuah kepercayaan diri. Inilah sesungguhnya hal paling mahal yang tak ternilai harganya.

Memahami potensi sendiri, mengetahui besarnya anugerah Allah yang diamanatkan ke dalam pribadi seseorang, merupakan sebuah proses "makrifat" yang dengan itu seseorang akan terus terpacu untuk maju. Sebenarnya, setiap orang memiliki "maziyyah" atau "keistimewaan". Nah, tatkala ia tidak mengetahuinya, atau tahu tapi kurang percaya diri untuk mengembangkannya, maka sesungguhnya, mental semacam itulah yang pada akhirnya menjatuhkan dan membutakan akan luasnya rahmat Allah berupa kesempatan, kemampuan dan keutamaan.

Karenanya, prestasi raihan ranking 1 di bidang apapun yang diterima seseorang, terutama di masa kecilnya saat cita-citanya melambung setinggi langit, adalah merupakan tangga pertama menuju kesuksesan demi kesuksesan di masa depan.

Selamat, wahai buah hatiku. Teruslah berpacu untuk maju, sebab di masa depan, ombak lautan yang penuh gelombang cobaan dan ujian pasti lebih berat dalam menerjang. Kekuatan karang dalam dirimu dan kekokohan perahu kehidupanmu adalah modal utama menuju daratan kebahagiaan.

2 komentar:
Tulis komentar