Seakan tanganku tak bisa menunggu waktu lebih lama lagi hingga hari
ini juga, Jumat, 23 Desember 2011, catatan penting ini harus kutulis.
Meski tak ada yang membacanya, tapi biarlah menjadi luapan gembira dan
rasa syukur.
Mendengar putri pertamaku meraih ranking
pertama di sekolahnya, kedua mata langsung berkutat menahan derai yang
hendak tumpah. Sengaja kutahan agar buah hatiku tidak salah sangka;
antara air mata kegembiraan atau kesedihan. Ibunya juga begitu tampak
lega. Tak sia-sia tiap hari mengajari putrinya hingga sesekali meluapkan
emosi kemarahan demi masa depan anaknya.
Kini, ketika aku
menjadi orang tua, aku begitu merasa betapa bahagianya setiap ayah dan
ibu saat melihat anak-anaknya meraih prestasi membanggakan. Saya pun
bertambah yakin bahwa orang yang paling bahagia sedunia adalah orang tua
saat anaknya bahagia. Sebaliknya, tak ada orang yang paling merasa
sedih melebihi orang tua yang melihat anaknya berduka.
Kini,
baru aku menyadari bahwa apapun torehan prestasi, hadiah, cita-cita,
reward atau penghargaan yang diterima seseorang, maka itu semua
dirasakan sebagai anugerah mulia bagi orang tuanya, meskipun sang ayah
dan ibu tidak turut merasakan atau mendapat hadiah yang diterima anak.
Sekali lagi, melihat sang buah meraih cita, telah dinilainya sebagai
anugerah terindah.
Boleh jadi, meraih prestasi ranking 1
di tingkat SD, apalagi masih di kelas 1, bagi beberapa orang, hal itu
dianggap belum seberapa atau mungkin tak berarti apa-apa. Akan tetapi,
perlu dipahami bahwa raihan prestasi di masa kecil adalah kekuatan besar
yang akan memotivasi seorang anak agar bermental juara. Dengan sebuah
prestasi, di bidang apapun, di lingkup sekecil apapun, maka hal itu akan
membangun sebuah kepercayaan diri. Inilah sesungguhnya hal paling mahal
yang tak ternilai harganya.
Memahami potensi sendiri,
mengetahui besarnya anugerah Allah yang diamanatkan ke dalam pribadi
seseorang, merupakan sebuah proses "makrifat" yang dengan itu seseorang
akan terus terpacu untuk maju. Sebenarnya, setiap orang memiliki
"maziyyah" atau "keistimewaan". Nah, tatkala ia tidak mengetahuinya,
atau tahu tapi kurang percaya diri untuk mengembangkannya, maka
sesungguhnya, mental semacam itulah yang pada akhirnya menjatuhkan dan
membutakan akan luasnya rahmat Allah berupa kesempatan, kemampuan dan
keutamaan.
Karenanya, prestasi raihan ranking 1 di bidang
apapun yang diterima seseorang, terutama di masa kecilnya saat
cita-citanya melambung setinggi langit, adalah merupakan tangga pertama
menuju kesuksesan demi kesuksesan di masa depan.
Selamat,
wahai buah hatiku. Teruslah berpacu untuk maju, sebab di masa depan,
ombak lautan yang penuh gelombang cobaan dan ujian pasti lebih berat
dalam menerjang. Kekuatan karang dalam dirimu dan kekokohan perahu
kehidupanmu adalah modal utama menuju daratan kebahagiaan.
Harus dipertahankan..
BalasHapusthanks, mom
BalasHapus