22 Agustus 2012

Aksi Remaja Kotalama (ARKot)

 


Masih ingat grup-grup tawuran antar kampung di Malang sekitar tahun 80an? Saat itu, ada banyak nama kelompok yang mewakili kampung. Mereka bersaing bukan dalam positif, tapi lebih banyak ke arah negatif. Tepatnya, tawuran.

Ada Arkot (Arek Kotalama), Argobel (Arek Golek Beling), Arpol (Arek Polehan), Anchor, Zerom (kebalikan Mores), GAS (Gabungan Anak Setan), dan banyak lagi. Kelompok ini tersebar di wilayah Kotalama, Jodipan, Mergosono, Muharto, Kidul Pasar, Comboran, Blimbing dan banyak lagi.

Mereka saling bersaing, mencari kekuasaan, tawuran, meskipun tidak mengerti apa sesungguhnya yang diperebutkan dan diperjuangkan. Akibatnya, warga kota terutama para pemudanya sulit hidup rukun. Hingga akhirnya, di bawah bendera "Aremania", warga kota saat ini bisa lebih dewasa dan merasakan indahnya persatuan.

Singkat kata, aksi tawuran adalah aksi kuno yang primitif. Itu adalah tanda sifat kekanak-kanakan yang akan mengantarkan pada masa depan yang suram. Kini, semua pemuda mulai sadar tentang pentingnya hidup yang lebih bermakna dengan memberi manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat. Daripada tawuran, lebih baik kreatif bekerja dan rajin ibadah.

Selain faktor Arema, ada 2 hal lagi yang turut berperan menyatukan pemuda, paling tidak, di sekitar kelurahan Kotalama; Pesantren atau Majelis Taklim dan Masjid.

Peran Kiai dan asatidz sebagai pengasuh pesantren dan majelis taklim, sangat besar dalam menyatukan hati para pemuda. Dalam falsafah orang Madura, misalnya, selain orang tua, kiai atau guru harus dianut wejangannya bila tak ingin hidup terlunta-lunta. Inilah yang sejak dulu hingga kini tetap menjadi semboyan masyarakat muslim di wilayah Kotalama, termasuk para pemudanya.

Faktor yang tak kalah pentingnya dalam membangun kebersamaan adalah masjid sebagai sentral peribadatan dan pusat pergerakan umat. Atasnama masjid sebagai warisan Islam dan rumah Allah, apapun akan diperjuangkan dan rela mengesampingkan kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.

Sebentar lagi, Masjid Muritsul Jannah sebagai masjid jamik-nya warga Kotalama bersiap-siap akan direnovasi. Tepatnya, mulai tanggal 6 September 2012. Greget warga sudah mulai tampak. Kobaran semangat dari para pemuda juga telah terlihat. Inilah modal terpenting dalam mensukseskan proyek besar bernama "Renovasi Masjid".

Kini, warga dan umat Islam di wilayah Kotalama khususnya, sedang menantikan gerakan persatuan, kebersamaan dan gotong royong dari para pemuda, baik di kampung blok Muris, Kebalen Pasar, Kotalama hingga Kebalen Wetan. Inilah saat yang tepat untuk pembuktian di hadapan Allah sebagai hamba-Nya yang rela berjuang demi rumah-Nya yang agung.

Wahai saudaraku, sambutlah era baru yang ditandai lahirnya Masjid Muritsul Jannah Masa Depan. Inilah saatnya kita buktikan, bahwa Aksi Remaja Kotalama (ARKot) selalu menggebrak dunia. Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi kita bersama menghasilkan karya monumental bernama Masjid? Aksi ini selain meneruskan tradisi orang tua, juga berarti meneruskan amal jariyah mereka.

Lebih daripada itu, aksi kebersamaan ini akan dapat kita wariskan untuk adik-adik dan anak-anak kita di masa mendatang. Sekali lagi, ayo kita songsong masa depan yang lebih cerah dengan persatuan dan kebersamaan. Sebab, Allah tidak akan merubah nasib kita, selain kita sendiri yang mau merubahnya.

Kini, Allah telah menyediakan jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan bahagia melalui mega proyek-Nya bernama "Renovasi Masjid Muritsul Jannah". Jika bukan kita, lalu siapa lagi? Jangan sampai Allah menggantikan kita dengan kaum yang baru hanya gara-gara kita diam dan tidak mau merespon ajakan-Nya.

Mari berjuang bersama-sama, Kawan! Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar