4 Agustus 2012

Trend Baju Baru Hari Raya

 


"Baju baru, alhamdulillah. Tuk dipakai di hari raya. Tak punya pun, tak apa-apa. Masih ada baju yang lama...."

Sepenggal bait lagu anak-anak di atas, rupanya masih sekedar lagu belaka. Faktanya, tidak mudah bagi kita yang berpuasa dan bersiap merayakan lebaran untuk memakai baju yang lama. Rasanya, ada yang kurang bila berhari raya yang katanya membuka lembaran baru, tapi tidak ditandai dengan baju yang baru pula.

Padahal, khatib hari raya i'id sering menyitir sebuah maqolah, "Laisal i'id liman labisal jadiid, wa lakinnal i'id liman tho'atuhu taziid wa khofal wa'iid", hakikat berhari raya bukanlah dengan baju baru, tapi ditandai dengan bertambahnya ketaatan kepada Allah dan takut terhadap ancaman-Nya.

Namun, sebagaimana nasib lagu di atas, himbauan khotib ini "buah di bibir" belaka atau bahkan sudah terlambat. Sejak lebaran tiba atau bahkan belum masuk Ramadan, masyarakat sudah belanja baju baru. Busana dengan trend baru dan model mutakhir selalu saja diburu saat Ramadan.

Begitulah masyarakat muslim di Indonesia yang memiliki kebiasaan unik dalam merayakan hari raya. Puasa yang sejatinya berlatih mengendalikan diri, ternyata jutru makin membuat seseorang bersifat konsumtif, boros dan suka berfoya-foya dengan lebaran yang hanya sehari saja. Luar biasa!

Kembali tentang busana. Trend di pasaran saat ini, 2012, yang ramai dibicarakan kaum hawa adalah baju ala Syahrini. Entah mengapa, pelantun lagu "sesuatu" yang dikenal norak dan banyak menuai kritik karena kesukaannya menebar sensasi, justru busana muslim yang dipakai gadis mantan duet Anang Firmansyah ini malah menjadi model bagi kaum wanita.

Syahrini seakan tiada habisnya pamer barang baru sekaligus menciptakan trend baru yang bikin kaum hawa ngiler. Kalau 3-4 tahun lalu, Inneke Koesherawati yang selalu dijadikan model (uswah) bagi ibu-ibu dan setiap yang dipakainya langsung boming di kalangan konsumen. Masih ada nama lain seperti Zaskia Mecca, Neno Warisman, dan beberapa artis yang berjilbab musiman.

Kini, yang jadi model, bukan hanya artis, tapi isteri para ustadz dan dai entertainment juga ikut-ikut terpengaruh mempromosikan busana muslim trend terbaru, sekaligus secara tidak langsung menjadi model. Bukan hanya sebatas ini saja, beberapa di antaranya serius berbisnis busana muslim yang akhir-akhir ini pasarnya lebih bergairah daripada baju kafir.

Syahrini, Inneke, Zaskia, April, Neno, Fitri, mereka tidak salah. Sah-sah saja mereka pakai baju baju, jualan medol keren, jadi figuran, dan seterusnya. Sebaliknya, para fans mengidolakan atau mau meniru baju artis itu, juga tidak salah. Masyarakat baik konsumen maupun produsen, penjual atau pembeli, mereka tidak salah juga.

Dalam hal ini, tidak perlu ada yang saling menyalahkan. Sebab, masalah trend masuk ke dalam wilayah selera, kesenangan, ambisi dan nafsu yang sulit diukur nilainya. Kalau sudah hasrat sudah diubun-ubun, lingkungan juga mendukung, maka mau tidak semua orang bisa saja hanyut dalam kebiasaan konsumtif.

Inilah Indonesia, segmen pasar yang konsumennya paling mudah diperdaya. Dengan sedikit perubahan, entah dari sisi model, asesoris, jenis kain, atau warna, maka mereka pun segera berburu model yang dinilainya baru tersebut. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sangat menyuburkan trend busana Islami yang semakin tahun, semakin variatif, kreatif dan modis. Dan, sekali lagi, busana kafir (kebalikan busana muslim) makin ketinggalan zaman.

Inilah trend Ramadan dan Lebaran di Indonesia. Arus ini sudah jadi tradisi turun menurun yang secara fitrah, pasti kita menginginkan baju baru di saat membuka lembaran baru nanti. Jadi, mari kita ubah lagu yang sudah kadaluarsa tersebut, dan mari nyanyi bersama.

"Baju baru, alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya. Tak punya pun, inna lillah, silahkan hutang tetangga".

Tidak ada komentar:
Tulis komentar