8 Januari 2013

Pasar Kebalen Semrawut !!!

 


Salah satu pasar tradisional yang terletak di jantung kota Malang, selain Pasar Besar Malang, adalah Pasar Kebalen. Pasar yang berlokasi di jalan Zaenal Zakse Kota Malang ini adalah termasuk pasar kuno yang berdiri sejak tahun 1979 hingga kini tetap ramai pedagang dan pengunjung.

Sebenarnya, sejak lama pemerintah kota telah membangun Pasar Kebalen dan bahkan bertingkat. Tapi anehnya, para pedagang justru ogah menempati lokasi pasar yang tersedia. Di lantai dua pasar, tampak lengang, sepi penjual dan pembeli. Aktivitas perdagangan hanya ada di lantai dasar, di jalanan kampung hingga meluber di sepanjang jalan raya.

Beberapa tahun yang lalu, -kalau tidak salah- pernah ada rencana untuk merelokasi pasar dan menata ulang para pedagang agar tidak sampai memenuhi jalan raya. Namun, entah mengapa, rencana itu gagal. Kabarnya, para pedagang tidak setuju dengan rencana tersebut.

Kini, pasar Kebalen benar-benar semrawut. Jalan raya aspal yang sedianya untuk transportasi kendaraan bermotor, menjadi rusak berat, berlubang dan tidak aman bagi pengendara. Sampah terlihat dimana-mana, polusi udara sudah sangat membahayakan kesehatan. Jika musim hujan tiba, jalanan menjadi becek, genangan air dan sampah berserakan.

Walhasil, pasar Kebalen tak ubahnya seperti pasar kumuh yang semestinya tidak layak untuk aktivitas perdagangan, apalagi untuk jual-beli bahan makanan. Meski demikian parah kondisinya, namun anehnya para pedagang tetap merasa enjoy dengan lingkungan yang rusak dan hancur itu. Kesadaran untuk melestarikan keindahan alam, sangat rendah. Yang penting, bisnis tetap jalan, tak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Jika kondisi ini tetap dibiarkan, maka dalam waktu yang tidak lama lagi, pasar Kebalen akan tumpah dan melebar kemana-mana. Saat ini saja, di bagian Barat, para pedagang sudah meluber ke Jalan Gatot Subroto yang notabene-nya adalah jalan raya besar yang sangat vital untuk transportasi antara kota.

Sementara di Timur, kondisinya makin parah. Para pedagang berjubel, penjual dan pembeli berdesakan dan sangat tidak nyaman untuk sarana belanja. Belum lagi, di bagian tengah juga ada rel kereta api yang makin membuat kondisi jalan macet total dan amat merugikan pengguna jalan, terutama para supir angkot.

Selain mengganggu arus transportasi, yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa pasar tumpah ini merusak kondisi jalan raya yang makin hari makin berlubang. Kenyataan itu, juga akan menimbulkan masalah baru seperti kecelakaan dan menumpuknya sampah. Lalu, pada akhirnya terjadi polusi udara dan mewabahnya berbagai jenis penyakit. Jika hujan datang, air menggenang, selokan tersumbat lalu banjir menggenangi rumah-rumah penduduk.

Jelas, jika ini dibiarkan, maka sebenarnya yang rugi juga para pedagang sendiri, termasuk juga konsumen dan masyarakat sekitarnya. Melihat kondisi pasar yang amburadul tersebut, maka sedikit-banyak juga akan mengurangi animo konsumen untuk berbelanja di pasar Kebalen. Masyarakat, terutama kaum muda, merasa tidak enjoy untuk shopping di pasar yang kumuh, lalu mereka mengalihkan perhatiannya untuk lebih memilih belanja di mall, supermarket atau pasar-pasar modern yang bersih dan nyaman.

Oleh sebab itu, pemerintah kota Malang harus tegas dan berani untuk segera menata ulang pasar Kebalen, melakukan komunikasi yang intensif dengan pendekatan yang baik bersama para pedagang dengan mencari solusi yang tepat dalam mengatasi masalah yang multi dimensi ini.

Siapapun calon walikota Malang dan wakilnya yang akan dipilih tahun 2013 ini, dia harus memikirkan kondisi pasar tradisional seperti Kebalen. Bukan malah meneruskan "kebiasaan" ini hanya untuk meraih simpati dan suara dari pedagang.

Kesadaran para pedagang yang mereka juga banyak berasal dari berbagai daerah, harus benar-benar digugah. Pemerintah, dinas pasar, para penjual dan pembeli harus sama-sama mengedepankan kebersihan lingkungan, menciptakan pasar yang bersih dan nyaman bagi pelanggan, dan kembali menatap masa depan yang lebih cerah.

Pasar Kebalen yang ada sekarang, harus dioptimalkan dan pasar yang tumpah harus ditata ulang. Jalanan perlu diperbaiki dan ditetapkan penggunaannya; apakah untuk sarana transportasi atau memang akan digunakan secara permanen sebagai pasar? Jika memang untuk pasar, akan lebih baik jika direncanakan sejak dini, diatur dengan baik, lalu ciptakan pasar jalanan yang nyaman seperti Pasar Minggu yang ada di sekitar Stadion Gajayana, atau pasar pariwisata seperti Malioboro Yogyakarta, atau konsep lain ala kota Malang.

Yang jelas, jika pasar kebalen dibiarkan semrawut dan tumpah ke jalanan seperti saat ini dengan sampah berserakan dan lingkungan yang rusak parah, maka pasar-pasar tradisional semacam ini akan dengan sendirinya ditinggalkan oleh konsumen. Pasar tradisional seperti Kebalen, dalam waktu yang tidak lama lagi, akan kalah bersaing.

Sebab di sisi lain, pasar modern dan pertumbuhan mall-mall dan ruko juga makin pesat yang itu akan menjadi daya tarik bagi masyarakat karena kondisinya bersih, harganya juga kian terjangkau dan menawarkan keindahan, kenyamanan, dan juga keamanan.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar