6 Agustus 2013

Akankah Setan Pensiun?

 


Ramadan sebentar lagi berlalu. Itu artinya, setan akan terbebas dari belenggu. Yah, bukankah selama Ramadan, seperti dijelaskan dalam hadis Nabi, setan dibelenggu? Lalu, jika terjadi kemaksiatan, kemungkaran, dan lain sebagainya yang dilakukan manusia di dalam bulan Ramadan, maka siapakah biang keroknya? Masihkah setan disalahkan, padahal alibi menguatkan bahwa setan sedang dipenjara.

Jelas, jawabannya adalah manusia. Manusialah pelaku kejahatan dan juga kebaikan. Bukan sepenuhnya salah setan. Manusia sebagai makhluk lengkap yang diberi akal pikiran dan nafsu syahwat, bisa berpotensi untuk melakukan kebaikan dan sebaliknya, keburukan. Karenanya, Ramadan hadir sebagai "madrasah" untuk menggembleng akal pikiran dan nafsu supaya manusia menjadi manusia yang seutuhnya.

Karena itu, keberhasilan Ramadan akan tampak setelah pasca Ramadan, akankah manusia bertambah baik atau malah sebaliknya? Menyalahkan setan sebagai "biang keladi", boleh jadi adalah tidak fair. Teringat sebuah humor tentang kemungkinan setan yang sudah putus asa dan hendak pensiun.

Alkisah, suatu hari ada percakapan antara setan dan tuhan, si setan yang dulu dari awal bersumpah akan mengoda manusia ke jalan yang tidak benar akhirnya minta pensiun dan tobat tidak mau lagi menggoda manusia. Nah, berikut pembicaraan antara setan dan tuhannya.

Setan: “Ya tuhan, saya mau pensiun aja!”
Tuhan: “Kenapa kamu minta pensiun padahal kamu yang meminta untuk slalu menggoda manusia?”

Setan: “Amit amit sekarang kelakuan manusia udah melebihi setan, hamba kuatir justru hamba yang tergoda oleh manusia. Makanya hamba minta pensiun aja”

Ini alasannya:

Manusia BERZINA, yang enak dia, yang disalahkan SETAN.
Manusia KORUPSI yang menikmati dia, katanya digoda SETAN.
Manusia SELINGKUH dia keenakan, katanya dipengaruhi SETAN.
Manusia ke DISKOTIK dan karaoke disana bernyanyi nyanyi, senggol sana sini, katanya disuruh SETAN.
Manusia yang BERJUDI, katanya ajakan SETAN. Padahal hamba nggak bisa gunain duit itu.
Manusia BERBOHONG karna pengaruh SETAN, padahal untung ruginya gak ada buat SETAN.
Manusia MAKAN SIANG hari dibulan ramadhan katanya SETAN, padahal temen temen SETAN pada dipenjara.

Setan: “pokoknya hamba pengen pensiun aja. Manusia bener bener kebangetan deh”

So, siapakah setan sebenarnya? Jika setan benar-benar pensiun, akankah posisinya digantikan manusia?
Sejatinya, Ramadan mengikis sifat-sifat setan dalam diri manusia melalui pengekangan hawa nafsu dan mengasah akal pikiran serta hati nurani manusia. Jika agenda ini gagal, maka sebenarnya manusia lebih setan daripada setan sesungguhnya. Wal-Iyadzu Billah.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar