17 Agustus 2013

Jangan Lebay!

 


Jangan lebay! Lebay itu Ngak Disukai Allah! Memang apa itu lebay?

Secara sederhana pengertian atau arti kata lebay adalah “berlebihan”. Bahasa Arabnya, "Ishraaf". "Laa Tushrifuu" artinya, "Kalian Jangan Lebay!". Dalam bahasa Indonesia, sebenarnya, definisi "lebay" disini lebih pada kesepakatan bersama. Karena kalau kita cari di kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kita tidak akan menemukannya.

Benarkah Allah membenci berlebihan? Banyak ayat Al Quran maupun hadits yang menjelaskan hal ini, salah satunya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (alias lebay)" (QS. Al-A’raaf:31)

Sudah percaya? Ya, lebay atau berlebih-lebihan tidak disukai oleh Allah. Kalau sudah tidak disukai oleh Allah, itu kerugian besar, karena kita hanya beribadah dan meminta kepada Allah. Bagaimana jika ibadah tidak diterima? Bagaimana jika permintaan kita tidak dikabulkan oleh Allah. Makanya, jangan lebay!

Jangan Lebay pada Bidang Apa Saja?

Jika kita membaca ayat-ayat dan hadits tentang larangan berlebihan, kita bisa melihat bahwa larangan ini untuk semua bidang. Contoh pada ayat diatas adalah pada pakaian, makanan, dan minuman. Banyak ayat yang menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai sikap berlebihan secara general.

Jangan Lebay dalam Cinta

Salah satu fenomena di dunia remaja adalah lebay dalam persoalan cinta. Semua tindakan dan pikiran hanya fokus pada cinta lawan jenis. Update status, tentang cinta. Ngerumpi sama temannya, tentang cinta. Tidak ada yang lepas dalam pikirannya kecuali cinta lawan jenis.

Padahal, masih banyak hal lain, yang lebih besar dan penting untuk dipikirkan. Tentang studi dan karir di masa depan, ini lebih penting untuk dipikirkan dan disiapkan. Yang terpenting, bahkan ini sering dilupakan ialah tentang masa depannya di akhirat. Mereka berlebihan untuk urusan cinta terhadap lawan jenis, namun melupakan cintanya kepada Allah dan cinta Allah kepada mereka.

Banyak kasus, demi cintanya kepada lawan jenis, dia tidak memperdulikan masa depannya di akhirat dengan melakukan tindakan yang jelas-jelas dilarang, yaitu berzina dan bunuh diri. Termasuk durhaka kepada orang tua. Semuanya dilakukan demi cinta yang tidak pada semestinya.

Bukankah cinta itu fitrah? Bukankah manusia itu berjodoh? Ya tentu saja. Allah menanamkan rasa cinta kepada manusia, cinta itu fitrah dan cinta itu anugrah. Yang perlu diperhatikan disini, bukan berarti kita tidak boleh mencintai, tetapi jangan lebay dalam cinta. Cintailah sewajarnya, termasuk bencilah sewajarnya. 

Rasulullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).

Persiapkanlah Masa Depanmu

Selain cinta, kita pun jangan lebay untuk berbagai hal lainnya. Jangan lebay dengan internet, update status di semua jejaring sosial mulai facebook, twitter, whataps, bbm, line, kakao-talk, dsb hanya utk memberi tahu kalo kita baru digigit nyamuk. Jangan lebay berpakaian, seperti membuka bagian tubuh berlebihan, padahal seorang muslimah yang baik adalah menutup auratnya. Jangan lebay dalam perkataan, perkataan yang baik adalah yang jujur, berbobot dan bernilai positif. Jangan lebay hanya untuk membicarakan gosip artis, kesuksesan tetangga dan teman sejawat, atau ngomongin trend baru. Jangan pula lebay dalam bekerja, maksudnya, sepanjang hari siang-malam waktunya habis hanya untuk kerja dan kerja sehingga melewatkan waktu ibadah seperti shalat dan waktu untuk keluarga maupun pendidikan anak-anak.

Intinya adalah, kita jangan lebay dengan apa yang kita rasakan, pikirkan, dan lakukan saat ini karena kita harus mempikirkan masa depan kita, yang jauh lebih penting. Baik itu masa depan di dunia dan di akhirat.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr:18)

Adakah Berlebihan dalam Ibadah?

Tentu saja ada. Yang dimaksud berlebihan dalam ibadah ialah:

Pertama: menambah-nambah ibadah tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. Ini yang disebutkan dengan bid’ah. Misalnya, shalat maghrib 4 rakaat, takbir shalat ied di rakaat pertama 10 kali, membasuh muka saat wudlu hingga air kolam habis, dsb.

Kedua: menjalankan ibadah tidak seimbang, misalnya terus puasa, tidak menikah, terus shalat, padahal masih ada ibadah-ibadah lainnya. Coba simak hadits dibawah ini:

Dari Anas ra, beliau berkata: Ada tiga orang yang datang ke rumah istri-istri Nabi saw, mereka bertanya tentang ibadah Nabi saw. Setelah mereka diberitahu, seakan-akan mereka menganggap ibadah Nabi hanya sedikit, dan mereka berkata, ‘Di manakah tempat kami dibandingkan dengan Nabi saw, padahal beliau telah diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang’. Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Saya selamanya shalat sepanjang malam’. Yang lain berkata, ‘Saya selamanya berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah berbuka’. Yang lain lagi berkata, ‘Saya menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan kawin selama-lamanya’.

Kemudian Rasulullah saw datang dan berkata kepada mereka, ‘Kaliankah yang tadi berkata demikian dan demikian? Demi Allah, sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, tetapi saya berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur malam, dan saya juga menikah dengan perempuan. Barangsiapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.” (Muttafaq ‘alaih)

Namun, tidak ada kata lebay dalam ibadah secara umum. Jika seseorang mengisi seluruh hidupnya dengan ibadah (sesuai dengan tuntunan dan seimbang), maka itu bukanlah lebay, memang seperti itu seharusnya karena manusia diciptakan memang untuk beribadah.

Jangan lebay, perhatikanlah hari esokmu.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar