Rasul pernah bersabda, "Siapa mengetahui dirinya, ia akan mengetahui Tuhannya".
Tampaknya,
hadis di atas tidak hanya tepat digunakan para sufi dalam rangka
mencapai maqam "ma'rifat". Namun, jika direnungkan, hadis itu untuk
siapa saja, untuk keperluan apa saja, termasuk untuk kepentingan
berorganisasi.
Organisasi apa saja, seperti kepengurusan
remas, sekolah, pesantren, partai politik hingga negara, kiranya perlu
merenungi hadis itu, paling tidak, sebagai langkah awal. Bahkan, menurut
saya, inilah langkah terpenting dalam berorganisasi. Yakni, mengetahui
diri sendiri dari organisasi.
Laksana tubuh, organisasi
terdiri dari kepala, badan, tangan dan kaki. Kepala adalah posisi
terpenting. Di sana ada mata sebagai indera penglihatan, hidung sebagai
indera penciuman dan berfungsi untuk pernafasan, telinga untuk
mendengar. Bahkan, di kepala ada mulut sebagai alat bicara. Dan, yang
terpenting adalah otak untuk berpikir tentang bagaimana semua organ
berjalan dengan baik dan sempurna.
Artinya, seorang
kepala, pemimpin, ketua harus memaksimalkan fungsi indera dan organ
tubuh lainnya. Kepala harus memiliki visi atau pandangan ke depan,
melihat masa yang akan datang supaya lebih baik. Karenanya, ia dituntut
selalu kreatif dan inovatif. Kepala yang bersifat visioner akan membuat
langkah dan program terus dinamis, bergerak maju.
Kepala
juga harus vokal, tidak hanya diam. Ia harus berani bersuara, tidak
cukup hanya membatin. Pemikirannya harus disosialisasikan agar bisa
dipahami. Selain itu, kepala harus bisa mendengarkan aspirasi sekaligus
secara bijak melakukan koreksi dan seleksi, mana ide yang tepat dan mana
isu atau pepesan kosong yang layak untuk dikesampingkan dan dibuang
jauh-jauh.
Kepala juga harus memaksimalkan indera
penciuman supaya ia mampu melakukan deteksi lebih dini sebagai langkah
antisipasi dari segala kemungkinan baik dan buruk. Dan, kepala sebagai
tempatnya otak, haruslah cerdas dan lebih unggul. Kecerdasan (fathonah)
ini sangat penting bagi kepala dalam mengelola atau mengorganisasi
seluruh tubuh.
Tentu saja, visi dan misi kepala di atas,
tidak akan berjalan dengan baik, bila tangan, kaki dan badan tidak turut
membantu. Tangan harus siap mensukseskan pemikiran kepala; badan siap
menjadi tulang punggung untuk membentengi kepala; dan kaki siap berjalan
atau bila perlu berlari supaya cita-cita organisasi dapat terwujud
dengan cepat dan tepat.
Bila ada anggota tubuh, entah itu
tangan, jari-jemari, perut, dada, lutut dan sebagainya yang mengalami
masalah, tentu saja kepala akan berpikir bagaimana menyelesaikan masalah
itu. Jika tangan kiri yang sakit, maka kepala akan otomatis meminta
tangan kanan membantu menyembuhkan saudaranya, si tangan kiri.
Tangan
kiri harus bersedia dibantu supaya lekas sembuh. Tidak mungkin, tangan
kiri menolak, apalagi memukul kepala sendiri. Jika itu terjadi,
organisasi akan kacau. Jika proses penyembuhan tidak kunjung berhasil,
bahkan penyakit di tangan kiri makin menjadi-jadi hingga dinilai akan
melumpuhkan organ lainnya, maka jalan terbaik adalah dilakukan amputasi
untuk memotong tangan kiri dan seluruh jaringannya.
Begitulah
kepala melakukan tugas manajemen atau pengaturan organisasi, dan
begitulah seluruh anggota badan mengikuti sistem organisasi dalam
manajemen. Semua harus berjalan sistemik sesuai fungsi dan perannya
masing-masing.
Dengan mengetahui hakikat berorganisasi
yang ibarat organ-organ tubuh, maka semua yang terlibat dalam
organisasi, untuk langkah awal adalah menyadari bahwa masing-masing
person harus memahami dirinya sendiri dan mengerti posisinya dalam
organisasi.
Syukron ilmunya pak Haji ... wahhh sy kok br tau ad blog ini..tp tdk ad kt trlambat...wasalam
BalasHapus