Satu lagi, sejarah ditorehkan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang pada hari ini, Selasa, 23 Agustus 2016 menjalin kerjasama dengan Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) Singosari Malang. Penandatangan MoU oleh KH Basori Alwi selaku Pengasuh PIQ dan Rektor UIN Malang, Prof. Mudjia Rahardjo, disaksikan oleh para pimpinan UIN Malang, para kiai pengasuh Ma’had Jami’ah dan Tim BilQolam PIQ Singosari. Dengan demikian, mulai tahun ini, secara resmi program al-Quran di Ma’had Jami’ah UIN Malang menggunakan standarisasi BilQolam.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Malang mengaku bahwa keinginan merangkul PIQ dalam pembelajaran al-Qur'an sesungguhnya telah lama diinginkan UIN Malang. Pasalnya, eksistensi Ma’had Jami’ah merupakan salah satu pilar utama universitas Islam yang membuktikan adanya integrasi keilmuan agama dan umum. Di bangku kuliah, mahasiswa dapat mempelajari ilmu-ilmu akademik, dan di ma’had mereka mendalami ilmu keagamaan dan tradisi kepesantrenan. Untuk mencetak mahasantri yang berjiwa “Ulul Albab”, harus diawali dengan penguasaan al-Qur'an mulai dari membacanya dengan baik dan benar hingga belajar memahami, mengamalkan dan mengaplikasikannya di tengah-tengah umat.
Dalam al-Qur'an (2:151), Allah menjelaskan bahwa misi Rasul dijalankan melalui 3 tahapan, yaitu: tilawah, tazkiyah dan ta’lim. Dalam tataran tilawah, seorang muslim harus mampu membaca ayat-ayat suci al-Qur'an dengan baik dan benar. Mengingat, skill tilawah merupakan standar paling dasar yang harus dikuasai calon pemimpin masa depan yang diharapkan memiliki 4 kekuatan: kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kedalaman profesionalisme. Kekuatan ini menjadi lemah di mata masyarakat, jika untuk membaca al-Qur'an saja, lulusan UIN Malang tidak mampu. Untuk itu, Ma’had Jami’ah merasa terpanggil untuk memperkuat skill tilawah bersama PIQ Singosari Malang.
KH Basori Alwi, dalam mauidahnya, menegaskan bahwa pendidikan al-Qur'an menjadi tanggung jawab semua pihak. Karenanya, beliau bahagia bila PIQ Singosari dipercaya oleh UIN Malang untuk turut andil dalam mencetak generasi Ulul Albab Qur’ani. Perlu diingat, bahwa pembelajaran tilawah al-Qur'an membutuhkan kesabaran, ketekunan dan dukungan secara berkesinambungan. Tidak mudah memang, perlu proses dan metode yang tepat untuk membisakan peserta didik. Oleh sebab itu, Tim BilQolam PIQ bersama Pengasuh Ma’had akan terus berkolaborasi hingga ditemukan formula yang ideal untuk Ma’had Jami’ah, namun tetap dengan standarisasi BilQolam.
Sebelum MoU ditandatangani, sebulan yang lalu, para musyrif (pengajar) Ma’had Jami’ah telah ditashih (diuji) langsung oleh KH Basori Alwi untuk diketahui skill tilawahnya dan kelayakannya untuk mengajarkan al-Qur'an. Proses Tashih yang telah berlangsung tersebut menjadi bukti nyata keseriusan Ma’had Jami’ah dalam mencetak generasi Qurani yang mumpuni. Program Ma’had Jami’ah ini mendapat apresiasi tinggi dari para wali mahasiswa pada acara Temu Wali Mahasiswa yang lalu.
Saya yakin, program al-Qur'an yang kini tengah dijalankan Ma’had Jami’ah bersama PIQ Singosari ini akan menjadi kiblat bagi perguruan tinggi Islam lain yang mulai mengembangkan ma’had. Kekuatan generasi Islam di masa depan harus berjiwa Ulul Albab dan memiliki kemampuan tilawah yang mumpuni, spiritualitas tazkiyah dan profesionalisme ta’lim. Persis seperti konsep risalah para rasul yang diutus oleh Allah kepada semua umat manusia dalam menebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar