14 April 2017

"Bapak Ustadz Basori Wafat"

 

Sebelum shalat Jumat, Pengurus Masjid Ampel Surabaya menyampaikan pengumuman, "Hadirin, Bapak Ustadz Basori Alwi wafat, mari kita bacakan fatihah dan shalat ghaib". Sontak, kabar ini mengagetkan semua jamaah. Mereka mengira bahwa yang wafat adalah Ustadz Basori Alwi, khatib jumat yang biasa berkhutbah di Masjid Agung Ampel.

Padahal, yang wafat adalah Kiai Alwi, ayahanda Ustadz Basori Alwi. Jadi mestinya, kalimat si pengurus takmir adalah "Bapaknya Ustadz Basori Alwi wafat". Jadi, beda sekali antara "Bapak" dan "Bapaknya..", hehehe... para santri dan alumni yang hadir tertawa mendengar kisah lucu yang disampaikan KH Basori Alwi di acara Miladnya ke-90, Jumat, 14 April 2017 kemarin.
"Orang yang dikabarkan mati, biasanya berumur panjang. Jamaah Masjid Ampel makin terkejut, ketika pada bulan berikutnya, saya bisa hadir untuk berkhutbah. Mereka berkomentar: Loh, Ustadz hidup lagi ya...", hehehe.... kembali kami para santri dan alumni dibuat ger-geran dengan joke segar Murabbi Arwahina, Kiai Basori.

Alhasil, malam itu, kami serasa mondok lagi. Kami berada di dalam satu keluarga besar, yakni "Ahlullah, Ahlul Quran wa Khashshatuhu". Untaian mauidzah yang diselingi humor khas pesantren, benar-benar membuat suasana terasa hangat dan penuh kegembiraan. Apalagi, kami melihat beliau sudah berangsur pulih. Tidak ada doa dan harapan lagi, kecuali Allah anugerahkan kepada Sang Guru Quran sehat dan panjang umur agar selalu mengasuh dan mengayomi kami, para generasi qur'ani PIQ Singosari.

Di tahun 2017 ini, saya tidak ingin melewatkan acara peringatan milad (ultah) murabbi ruhi, KH Basori Alwi ke-90 yang digelar di PIQ Singosari. Beliau lahir pada Jumat Pahing, 15 April 1927 atau 12 Syawal 1345 H. Jadi, jika dihitung dari tahun qamariyah, usianya 93 tahun. Dijelaskan dalam hadis Nabi, hamba yang berusia 90 tahun lebih disebut "Asirulllah fil ardhi". Subhanallah.

Suasana milad ini makin bertambah hangat dan spesial. Usai bershalawat dan salam kepada Nabi, para santri dan alumni memberi kado-kado istimewa untuk Sang Guru. Tak terkecuali, buku-buku karya santri yang didedikasikan untuk Sang Murabbi. Sejatinya, kemampuan literasi para santri PIQ adalah berkah Sang Kiai yang juga produktif menulis sejak muda. Dakwah Bilqolam itulah yang menjadi motivasi bagi santri untuk berkarya lewat goresan pena.

Selamat Milad, Kiaiku tercinta. Semoga sehat dan panjang umur. Tanpamu, aku tak tahu siapa Tuhanku.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar