Setelah Raja Salman, Indonesia kembali heboh dengan Tour dr. Zakir Naik. Penceramah asal India itu memang hebat. Menurut Syekh Youtube, dia hafal ayat Quran dan paham Injil. Kabarnya, telah ratusan orang takluk jadi muallaf setelah berdebat dengannya. Jelas ini luar biasa. Dulu, saat masih unyu2, saya sih kagum. Tapi, entah kenapa setelah nonton film My Name is Khan, saya kok kurang begitu suka. Maaf ya Naikers, bolehkan beda ngefans "artis" India.
Film My Name Khan diperankan artis kondang Syahrukh Khan berpasangan dengan Kajol. Oh, jadi ingat Kuch Kuch Ho Tai nih. Film garapan sutradara ternama, Karan Johar ini sukses menembus box office hingga mendapat penghargaan bergengsi, Filmfare Awards, tahun 2011. Lalu, apa hubungannya dengan Zakir Naik?
Dalam film itu, Syahrukh Khan berperan sebagai Risvan Khan, seorang anak yang tinggal di kota Mumbai India. Sejak lahir, Risvan mempunyai cacat mental yaitu Autis (kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain), meski sebenarnya ia cukup cerdas, bisa menghafal dengan cepat dan mampu memperbaiki peralatan-peralatan yang rusak.
Risvan hidup bersama ibunya dan adik laki-lakinya yang normal bernama Zakir Khan. Hm...namanya hampir sama dengan ZAKIR NAIK. Keluarga Risvan agak berbeda dengan penduduk India lainnya karena memeluk agama Islam, sedangkan mayoritas penduduk India beragama Hindu.
Pada tahun 1999, ketika Risvan sudah dewasa, Ibunya meninggal dunia. Risvan pun pergi ke kota San Fransisco di Amerika menyusul ZAKIR, adiknya yang sudah sukses menjadi pengusaha produk kosmetik. Setibanya di Amerika, ketahuan bahwa Risvan tidak hanya menderita Autis tetapi juga menderita sindrom asperger yang membuat Risvan selalu takut dengan suasana baru dan warna tertentu yaitu kuning.
Untunglah istri ZAKIR yang bernama Haseena adalah seorang psikolog sehingga bisa mengobati sindrom asperger yang diderita Risvan, tetapi autisnya tidak bisa disembuhkan karena hingga kini memang belum ditemukan obat atau terapi untuk menyembuhkan autis. Karena sudah bisa hidup hampir seperti manusia normal, Zakir memberi pekerjaan Risvan sebagai sales produk kosmetiknya.
Suatu ketika, Risvan menawarkan dagangannya ke sebuah salon kecantikan dan bertemu dengan janda cantik beranak satu yang juga keturunan India bernama Mandira (Kajol). Singkat cerita, Risvan dan Mandira menikah. Biarpun berbeda agama karena Mandira beragama Hindu, keduanya bisa saling menghormati dan memahami sehingga terbentuk keluarga yang bahagia. Apalagi anak Mandira yang bernama Sakeem bisa cocok dengan Risvan. Keluarga kecil ini berhasil membangun usaha sendiri berupa toko kosmetik dan salon kecantikan, toko itu diberi nama “Mandira Khan”.
Masalah besar mulai timbul ketika pada tanggal 11 September 2001 Menara Kembar WTC diledakkan oleh teroris yang kebetulan mengatasnamakan Islam, diperkirakan 3000 orang tewas pada aksi tersebut. Amerika Kiamat, begitu headline news Jawa Pos.
Setelah peristiwa itu, di Amerika terjadi phobia dan sentimen hebat pada agama Islam. Penduduk Amerika yang beragama Islam atau keturunan Arab dikucilkan termasuk keluarga Risvan Khan. Toko Mandira Khan menjadi tidak laku dan akhirnya bangkrut, untunglah Mandira bisa memperoleh pekerjaan sebagai kapster di sebuah salon kecantikan.
Mandira dan Sameer, biarpun tidak beragama Islam, juga ikut dimusuhi karena Mandira menikah dengan Risvan yang Muslim. Karena cintanya kepada Risvan, Mandira pada awalnya bisa menerima keadaan itu dan tetap setia mendampingi Risvan. Tetapi suatu ketika, Sameer yang berusia 13 tahun marah kepada teman-teman sekolahnya karena dihina sebagai anak teroris, akibatnya Sameer dihajar beramai-ramai hingga terluka parah dan akhirnya tewas.
Mandira sudah melaporkan pembunuhan anaknya itu ke polisi, tetapi sia-sia karena tidak ada saksi mata yang melihat peristiwa pembunuhan itu sehingga tidak bisa dilacak siapa pembunuhnya. Sebenarnya ada saksi yang melihat pembunuhan itu yaitu sahabat Sameer yang bernama Reese, namun ia takut bersaksi karena diancam oleh para pembunuh Sameer.
Dengan kematian putra satu-satunya, Mandira habis kesabarannya dan akhirnya menarik kesimpulan, hal itu disebabkan karena ia menikah dengan Risvan Khan yang Muslim dan pada namanya dan nama anaknya ditambahi marga Khan. Mandira sangat marah dan mengusir Risvan. Mandira hanya bisa memaafkan Risvan "jika Risvan bisa bertemu Presiden Amerika dan mengatakan bahwa ia bernama Khan dan bukan teroris".
Risvan mendengar bahwa Presiden Amerika yang waktu itu dijabat George W Bush akan mengunjungi sebuah universitas di kota Los Angeles, maka demi Mandira, Risvan segera menempuh perjalanan ribuan kilometer ke Los Angeles untuk bertemu dengan Presiden Amerika. Dalam perjalanannya, Risvan sempat kehabisan uang tetapi Risvan pantang menyerah dan mencari uang dengan menggunakan keahliannya memperbaiki alat rusak.
Setelah melalui perjalanan selama 6 bulan, Risvan sampai di sebuah desa di negara bagian Georgia. Semua penduduk desa itu yang berjumlah 240 orang adalah ras kulit hitam (Negro) dan beragama Kristen Protestan. Di desa itu Risvan menolong anak yang jatuh dari sepeda bernama Joel, karena peristiwa itu Risvan untuk sementara bisa tinggal di rumah Joel bersama ibu Joel yang biasa dipanggil Mama Jeny. Joel sebenarnya punya kakak laki-laki tetapi tewas ketika ikut perang Irak.
Begitu dekatnya Risvan dengan keluarga Joel sehingga diajak mengikuti kebaktian di Gereja. Pada waktu itu, gereja sedang mengadakan peringatan khusus bagi jemaat yang anggota keluarganya tewas pada Perang Irak. Setiap keluarga diperbolehkan maju ke altar dan menceritakan kesedihannya, Risvan juga diberi kesempatan bercerita di depan altar.
Terjadi peristiwa mengharukan, cerita Risvan tentang kematian anak tirinya yang sangat dicintainya itu ternyata menyentuh hati semua jema’at gereja sehingga seluruh jema’at gereja bersama-sama bernyanyi untuk Risvan. Biarpun sudah sangat dekat dengan penduduk desa, Risvan merasa tetap harus menyelesaikan tugasnya. Akhirnya Risvan meninggalkan Keluarga Joel dengan diiringi salam perpisahan yang hangat.
Akhirnya Risvan sampai di kota Los Angeles. Ketika sedang beribadah di sebuah Masjid, Risvan mendengar seorang dokter anggota teroris yang bernama Dr. Faisal Rahman sedang menghasut seluruh pengunjung Masjid untuk memusuhi penganut agama lain selain Islam. Risvan membantah ajaran Dr. Faisal Rahman itu tetapi akibatnya Risvan diusir oleh para pengikut Dr. Faisal. Risvan berusaha melaporkan Dr. Faisal ke FBI tetapi gagal karena Risvan kesulitan mencari nomor telepon FBI.
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba, Presiden Amerika waktu itu yaitu George W Bush mengadakan kunjungan ke sebuah universitas di Los Angeles. Risvan berlari ke dekat Presiden George W Bush dan berteriak-teriak “My name is Khan and I am not terrorist” (nama saya Khan dan saya bukan teroris). Akibat perbuatannya itu, Risvan dikira benar-benar teroris dan ditangkap polisi kemudian dimasukkan ke penjara khusus teroris. Risvan disiksa dan dimintai keterangan tentang organisasi Al-Qaeda. Risvan tentu saja tidak bisa menjawabnya.
Untungnya, peristiwa Risvan mendekati Presiden sambil berteriak-teriak itu sempat direkam dengan kamera oleh 2 reporter bernama Raj dan Komal. Dua reporter muda itu terkesan dengan keberanian Risvan dan berusaha mencari informasi tentang Khan kemudian menyiarkannya di televisi. Risvan Khan pun menjadi terkenal dan menarik simpati banyak warga Amerika yang kemudian mendesak pemerintah untuk membebaskan Risvan.
Risvan akhirnya dibebaskan karena selain berkat desakan banyak orang, Risvan juga memberi informasi tentang Dr. Faisal Rahman yang anggota teroris itu. Berkat informasi dari Risvan, Dr. Faisal Rahman berhasil ditangkap.
Risvan memang belum berhasil bertemu dengan Mandira tetapi Risvan mendengar kabar bahwa Georgia tempat Joel dan Mama Jeny dilanda banjir besar. Risvan segera pergi ke Georgia dan bertemu dengan Joel, Mama Jeny dan korban-korban banjir yang masih hidup sedang berusaha bertahan di sebuah gereja.
Risvan dengan tulus dan ikhlas membantu para korban banjir dan berhasil direkam lagi oleh reporter Raj dan Komal kemudian menyiarkannya. Hal itu menyentuh hati Umat Muslim di Amerika sehingga mereka berbondong-bondong datang ke Georgia untuk membantu para korban banjir dan tindakan mereka itu disiarkan di televisi.
Akhirnya para penduduk Amerika Non Muslim sadar bahwa tidak semua Muslim adalah teroris. Yang lebih menggembirakan, perjuangan Risvan itu mendorong hati sahabat Sameer yaitu Reese untuk berani melaporkan para pembunuh Sameer pada polisi. Akhirnya polisi berhasil menangkap para pembunuh Sameer. Hal itu mengobati luka di hati Mandira sehingga ia bisa memaafkan Risvan, kemudian menyusul Risvan ke Georgia.
Risvan bisa bertemu Mandira tetapi tiba-tiba datang pengikut Dr. Faisal Rahman menusuk Risvan dengan pisau, dia ternyata marah karena gara-gara Risvan, Dr. Faisal Rahman tertangkap. Untungnya Risvan bisa diselamatkan di rumah sakit. Biarpun Risvan tidak perlu bertemu dengan Presiden Amerika -karena Mandira sudah bisa menerimanya-, tetapi Risvan tetap teguh pada janjinya. Padahal, Presiden Amerika sudah bukan lagi George W Bush, tapi berganti menjadi Barrack Obama
Risvan tetap nekad menemui Presiden Barack Obama ketika sedang mengunjungi korban banjir di Georgia. Untungnya, kisah heroik Risvan yang menolong jemaat Gereja saat dilanda banjir, sudah terkenal di Amerika sehingga Presiden Barack Obama mengijinkan Risvan dan Mandira naik ke podium bersamanya.
Seluruh jerih payah Risvan Khan akhirnya tidak sia-sia karena Presiden Barack Obama berkata "Your Name is Khan, and You Are Not a Terrorist".
Demikian kisah heroik Risvan Khan yang mampu mengubah citra Islam di negeri Paman Sam. Baginya, agama itu diyakini dan diamalkan untuk kemanusiaan. Itulah dakwah haliyah dan akhlaqul karimah. Memang sih, Risvan Khan tidak membuat ratusan penduduk Amerika beralih status jadi muallaf seperti prestasi Zakir Naik. Tapi, Risvan Khan mampu bersikap toleran, tidak pernah sekalipun mengkafirkan orang lain, apalagi mengkofar-kafir dan mensesat-bid'ahkan umat Islam sendiri.
Sudah nonton film My Name is Khan? Kalo belum, sana ambil sepedanya, nonton dulu sama Raisa atau Kak Emma, hehehe....
Tidak ada komentar:
Tulis komentar