5 Oktober 2018

CintaNya

 

Cinta adalah bahasa universal. Tidak mudah dimengerti, bahkan tidak mungkin didefinisikan karena cinta bukan hanya masalah logika semata. Mendefinisikan cinta berarti membatasi kedahsyatannya, padahal cinta itu tak bertepi.

Itu masih tentang cinta biasa. Lalu, bagaimana dengan cintaNya? CintaNya kepada hamba dan seluruh ciptaanNya jauh lebih sulit dipahami oleh nalar dan pikiran manusia yang amat lemah dan terbatas.

Rasa senang, susah, manis, pahit, asam, dan semua rasa adalah sedikit saja dari manifestasi cinta yang Dia berikan agar makhlukNya merasakan keindahan dan kehadiranNya.

Wujud cintaNya tak selalu berupa nikmat, keramat, atau apapun yang membuat hati merasa bahagia, terhormat, lalu bersyukur. Kesedihan, kehilangan, kesakitan dan segala keadaan yang menderita, juga bagian dari cintaNya.

Setiap saat, Dia mengabarkan dan menebarkan cintaNya. KerinduanNya agar makhlukNya mendekat, mengenal dan terus mengingatNya adalah cinta tak terhingga yang semestinya cinta itu dibalas cinta. Namun, Dia tidak membutuhkan balasan cinta. Sama sekali tidak.

Hingga kapanpun, Dia itu tetap mencintai karena cinta adalah sifat dan af'alNya yang wajib adanya. Bahkan, semua cinta yang ada ini adalah milikNya.

Hanya cintaNya yang suci dan abadi. CintaNya itu yang harus kita miliki, agar kita mampu mencintaiNya untuk selamanya, agar cinta kita bersama cintaNya, dan CintaNya adalah cinta kita.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar