Advertisement

7 November 2025

Model dan Kerangka Mobile Learning

 


Model dan Kerangka Kerja Mobile Learning

Teori adalah fondasi, tetapi model dan kerangka kerja membantu kita menerjemahkannya ke dalam praktik yang terukur.


A. The FRAME Model (Framework for the Analysis of Mobile Learning)

Model ini menekankan pada persimpangan tiga aspek:

  1. Perangkat (Device): Kemampuan teknis smartphone/tablet (kecepatan prosesor, ukuran layar, fitur input/output).
  2. Kemampuan Manusia (Human): Keterampilan kognitif dan sosial pembelajar, termasuk bagaimana mereka berinteraksi dengan teknologi secara emosional dan psikologis.
  3. Aspek Sosial (Social): Kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.

Penerapan dalam Bahasa Arab:

Merancang aktivitas harus mempertimbangkan ketiganya. Misalnya, tugas "membuat video TikTok berdurasi 60 detik yang memperkenalkan anggota keluarga dalam bahasa Arab" mempertimbangkan:

  • Device: Fitur kamera, editing sederhana, dan konektivitas untuk mengunggah.
  • Human: Kreativitas mahasiswa, rasa percaya diri, dan pengetahuan bahasa tentang kosa kata keluarga.
  • Social: Kolaborasi dalam pembuatan, berbagi ke komunitas kelas, dan memberikan komentar (umpan balik) dalam bahasa Arab.


B. The SAMR Model (Substitution, Augmentation, Modification, Redefinition)


Model ini membantu mengevaluasi tingkat transformasi teknologi dalam pembelajaran.

Tingkat dan Contoh dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Substitusi

Membaca PDF buku teks bahasa Arab di tablet, bukan di buku fisik. (Teknologi hanya sebagai pengganti, tanpa peningkatan fungsional).


Augmentasi

Menggunakan aplikasi kamus digital yang bisa mencari root word (kata dasar) dan memberikan suara pelafalan. (Teknologi memberikan perbaikan fungsional)


Modifikasi

Mahasiswa berkolaborasi di Google Docs untuk menulis naskah drama pendek dalam bahasa Arab, saling mengoreksi tata bahasa (nahwu) dan kosakata secara real-time. (Teknologi memungkinkan redesain signifikan terhadap tugas).


Redefinisi

Kelas terhubung dengan kelas di Universitas Yordania via Zoom untuk melakukan debat atau proyek budaya bersama, menggunakan bahasa Arab Fusha dan mengeksplorasi dialek ('Amiyah).  (Teknologi memungkinkan penciptaan tugas-tugas yang sebelumnya mustahil).


Tantangan untuk Dosen/Guru: adalah mendorong aktivitas pembelajaran menuju tingkat Modifikasi dan Redefinisi.

Tantangan dan Solusi M-Learning untuk Bahasa Arab


1: Isu Teknis dan Infrastruktur

Masalah: Keterbatasan kuota internet, perangkat yang tidak merata, dan kompatibilitas tulisan Arab di beberapa aplikasi/usang.

Solusi:

  • Merancang konten yang bisa diunduh untuk diakses secara luring (offline).
  • Memanfaatkan lab kampus atau program peminjaman tablet.
  • Merekomendasikan aplikasi yang telah teruji mendukung tulisan RTL (Right-to-Left) dengan baik.


2: Desain Pedagogis yang Keliru

Masalah: Hanya memindahkan materi kuliah ke bentuk PDF dan kuis online tanpa memanfaatkan kekuatan "mobilitas".

Solusi:

  • Merancang aktivitas berbasis lokasi. Misalnya, "Pergi ke pasar tradisional, cari 5 benda dengan nama dalam bahasa Arab, dan foto lalu rekam penjual mengucapkan namanya."
  • Merancang aktivitas berbasis konteks waktu. Misalnya, "Setiap pagi selama seminggu, kirimkan pesan suara di grup yang menceritakan rencana harianmu dalam bahasa Arab."


3: Distraksi

Masalah: Notifikasi media sosial dan game dapat mengganggu konsentrasi belajar.

Solusi:

  • Mengajarkan digital mindfulness kepada mahasiswa.
  • Merekomendasikan teknik belajar seperti Pomodoro yang menggunakan timer di ponsel.
  • Memanfaatkan aplikasi "pemblokir situs" selama sesi belajar intensif.


4: Penilaian (Assessment) dan Keaslian (Authenticity)

Masalah: Bagaimana menilai aktivitas yang dilakukan di luar kelas secara adil dan memastikan itu adalah karya mahasiswa sendiri?

Solusi:

  • Beralih ke penilaian autentik dan portofolio. Nilailah proses dan produk akhir dari suatu proyek.
  • Gunakan rubrik yang jelas yang mencakup aspek kebahasaan (tata bahasa, kosakata, pelafalan) dan aspek kinerja (kreativitas, partisipasi, kolaborasi).
  • Untuk tugas menulis/berbicara, lakukan konferensi individu via video call untuk memverifikasi kemampuan mahasiswa.


Contoh Rancangan Pembelajaran (Lesson Plan) Singkat Berbasis M-Learning

Mata Kuliah: Maharah al-Kalam (Keterampilan Berbicara)

Topik: Memesan Makanan di Restoran (طلب الطعام في المطعم)

Tingkat: Pemula Menengah (A2)

Durasi: 1 Minggu (Blended Learning)


Fase Aktivitas  - Teori yang Mendasari  - Peran Mobile Device


1. Eksplorasi

Mahasiswa menonton video YouTube pendek yang mencontohkan percakapan memesan makanan di restoran Arab. Mereka mencatat kosakata kunci.

Konstruktivisme (Membangun schema) Akses konten autentik, pemutar video.


2. Pemahaman & Latihan

Menggunakan aplikasi Quizlet, mahasiswa berlatih menghafal kosakata dan frasa baru dari video. Mereka juga melatih pelafalan dengan fitur audio.

Behaviorisme (Drill & Reinforcement) Aplikasi flashcard interaktif dengan penguatan positif (game).


3. Aplikasi & Kreasi

Tugas Projek: Berpasangan, mahasiswa membuat video role-play berdurasi 2-3 menit di sebuah kafe/kantin. Satu sebagai pelayan (النادل) dan satu sebagai pelanggan (الزبون). Video dikumpulkan di platform LMS (e.g., Moodle).

Konstruktivisme Sosial, SAMR (Modification) Kamera, mikrofon, editor video sederhana, upload ke cloud.


4. Kolaborasi & Umpan Balik

Mahasiswa menonton video karya rekan mereka di LMS dan memberikan komentar tertulis dalam bahasa Arab (minimal 2 pujian dan 1 saran).

Konstruktivisme Sosial (ZPD) Akses ke forum diskusi, kemampuan memberikan umpan balik peer-to-peer.


5. Refleksi & Evaluasi

Mahasiswa merekam pesan suara singkat (di LMS atau WhatsApp grup) yang merefleksikan pengalaman belajar mereka dan kesulitan yang dihadapi. Dosen memberikan umpan balik personal.

Pembelajaran Informal & Personalisasi Aplikasi perekam suara, komunikasi asinkron dengan dosen.


Arah Masa Depan: M-Learning dan Teknologi Emergin


1. Mobile-Assisted Language Learning (MALL)

Ini adalah bidang khusus yang berkembang dari M-Learning. Fokusnya adalah pada pemanfaatan perangkat mobile untuk pembelajaran bahasa, yang sangat tepat dengan bidang Anda. Eksplorasi penelitian tentang efektivitas MALL untuk kemahiran bahasa Arab spesifik akan sangat berharga.


2. Integrasi AI (Kecerdasan Buatan)

  • Chatbot Bahasa Arab: Mahasiswa dapat berlatih percakapan bebas dengan AI kapan saja tanpa takut salah.
  • Umpan Balik Otomatis untuk Pelafalan: Aplikasi seperti Elsa Speak, tetapi dikhususkan untuk fonem Arab (seperti perbedaan antara ح dan هـ).


3. Augmented Reality (AR)

  • Bayangkan mahasiswa membuka kamera ponsel mereka ke arah objek (misalnya, "meja"), dan overlay di layar akan muncul tulisan Arab "طاولة" beserta pelafalannya. Ini membuat pembelajaran kontekstual dan imersif.


4. Analitik Pembelajaran (Learning Analytics)

  • Data dari aplikasi mobile learning dapat dianalisis untuk melihat di bagian mana mahasiswa paling banyak salah, berapa lama mereka berlatih, dll. Data ini dapat digunakan untuk melakukan intervensi pedagogis yang presisi dan personalisasi pembelajaran lebih lanjut.



Mobile Learning


Definisi Mobile Learning:

Mobile Learning (M-Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik portabel dan nirkabel (seperti smartphone, tablet, laptop, dan PDA) untuk mengakses materi pembelajaran, berinteraksi dengan konten, berkolaborasi dengan pembelajar lain, dan menerima dukungan pembelajaran di mana saja dan kapan saja.


Esensi dari M-Learning:

  • Mobilitas (Mobility): Pembelajaran tidak terikat pada ruang kelas dan waktu tertentu. Proses belajar terjadi dalam konteks yang dinamis (di bus, di kafe, di rumah, dll.).
  • Aksesibilitas (Accessibility): Pembelajar dapat mengakses sumber belajar secara instan, menghilangkan batasan geografis dan temporal.
  • Konektivitas (Connectivity): Perangkat terhubung ke jaringan (internet, Bluetooth), memungkinkan interaksi sosial dan kolaborasi yang kaya.
  • Personaliasi (Personalization): Pembelajar dapat mengontrol jalur, kecepatan, dan gaya belajar mereka sesuai dengan kebutuhan dan minat individu.
  • Autentisitas (Authenticity): Pembelajaran dapat terjadi dalam konteks dunia nyata. Misalnya, mempelajari kosakata bahasa Arab di pasar tradisional dan langsung mempraktikkannya.

Dalam konteks Teknologi Pendidikan Bahasa Arab, M-Learning adalah sebuah paradigma revolusioner. Ia mengubah bahasa Arab dari subjek yang sering dianggap "statis" di dalam buku teks menjadi pengalaman hidup yang dinamis, interaktif, dan kontekstual.


Teori-Teori yang Mendasari Mobile Learning


Mobile Learning tidak hadir dalam ruang hampa teoritis. Ia didukung oleh beberapa teori pembelajaran yang telah ada, namun diperkuat dan dimodifikasi oleh karakteristik mobilitas.


1. Behaviorisme (Dalam Konteks Mobile)

Konsep: Pembelajaran sebagai proses pembentukan perilaku melalui stimulus-respons dan penguatan (reinforcement).

Aplikasi dalam M-Learning:

  • Aplikasi kuis bahasa Arab (seperti Duolingo, Quizlet) yang memberikan poin, badge, atau level-up sebagai bentuk penguatan positif.
  • Latihan drill and practice untuk menghafal kosa kata (mufradat) dan pola kalimat (tarkib/jumlah).
  • Notifikasi push untuk mengingatkan pembelajar berlatih (stimulus).
  • Relevansi untuk Bahasa Arab: Sangat efektif untuk tahap awal penguasaan mufradat dan tata bahasa dasar, dimana pembiasaan dan pengulangan adalah kunci.


2. Konstruktivisme (Dalam Konteks Mobile)

Konsep: Pembelajar secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman.

Aplikasi dalam M-Learning:

  • Pembelajar menggunakan ponsel mereka untuk merekam video percakapan sederhana (hiwar) di lingkungan mereka, lalu membagikannya di forum kelas untuk mendapat umpan balik.
  • Menggunakan kamera untuk memotog objek dan melabelinya dengan kosakata bahasa Arab, menciptakan "kamus visual" personal.
  • Berpartisipasi dalam proyek kolaboratif membuat blog atau podcast sederhana dalam bahasa Arab.
  • Relevansi untuk Bahasa Arab: Membantu pembelajar memahami bahasa dalam konteks nyata, mengaitkan unsur-unsur bahasa (kosa kata, tata bahasa) dengan pengalaman langsung, sehingga pengetahuan lebih bermakna.


3. Konstruktivisme Sosial (Vygotsky)

Konsep: Pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial dan kolaborasi dalam suatu komunitas. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) sangat penting.

Aplikasi dalam M-Learning:

  • Grup diskusi WhatsApp/Telegram untuk berlatih menulis (kitabah) dan tanya jawab.
  • Aplikasi kolaborasi seperti Padlet atau Google Docs untuk menulis cerita pendek bersama dalam bahasa Arab.
  • Platform video conference (Zoom, Teams) untuk diskusi langsung (muhadatsah) dengan tutor atau teman sekelas.
  • Relevansi untuk Bahasa Arab: Memfasilitasi praktik keterampilan komunikatif (maharah al-kalam dan al-istima') yang merupakan inti dari pembelajaran bahasa. Pembelajar yang lebih mahir dapat menjadi "more knowledgeable other" bagi rekan mereka di dalam ZPD.


 4. Teori Aktivitas (Activity Theory - Engeström)

Konsep: Pembelajaran dipahami sebagai sebuah sistem aktivitas yang melibatkan subjek (pembelajar), objek (tujuan), alat (tools), komunitas, aturan, dan pembagian tugas.

Aplikasi dalam M-Learning: Ponsel dilihat sebagai alat (tool) yang menghubungkan semua elemen.

  • Subjek: Mahasiswa Bahasa Arab.
  • Alat: Smartphone dengan aplikasi Kamus Al-Maani, YouTube untuk mendengar lagu Arab, dll.
  • Objek: Menguasai keterampilan mendengar (istima').
  • Aturan: Tugas harus diselesaikan dalam waktu seminggu.
  • Komunitas: Dosen dan teman-teman sekelas.
  • Pembagian Tugas: Berdiskusi di forum online tentang kesulitan yang dihadapi.

Relevansi untuk Bahasa Arab: Teori ini membantu kita merancang tugas mobile learning yang holistik, bukan sekadar memindahkan buku ke layar. Misalnya, tugas "wawancara virtual" dengan native speaker.


 5. Teori Pembelajaran Informal dan Sepanjang Hayat (Lifelong Learning)

Konsep: Pembelajaran terjadi secara spontan, tidak terstruktur, dan berkelanjutan sepanjang hidup di luar pendidikan formal.

Aplikasi dalam M-Learning:

  • Mengikuti akun media sosial berbahasa Arab (seperti @ajarabic di Twitter) untuk mendapatkan paparan bahasa harian.
  • Mendengarkan podcast berita bahasa Arab ( seperti dari BBC Arabic atau Al Jazeera) saat bepergian.
  • Menonton film atau serial drama Arab di Netflix dengan teks bahasa Arab.

Relevansi untuk Bahasa Arab: M-Learning memudahkan integrasi bahasa Arab ke dalam kehidupan sehari-hari pembelajar, mengubahnya dari "mata kuliah" menjadi "bagian dari keseharian", yang sangat penting untuk mencapai kemahiran.


Hubungan Mobile Learning dengan Pembelajaran Bahasa Arab

1. Keterampilan Menyimak (Al-Maharah Al-Istima')

  • Aplikasi: Podcast, audio book, rekaman percakapan native speaker, lagu-lagu Arab (Anashid), dan siaran berita.
  • Kelebihan: Pembelajar dapat berlatih mendengar aksen (lahjah) yang berbeda-beda (Fusha vs. 'Amiyah) kapan saja, dengan kemampuan mengulang-ulang bagian yang sulit.

2. Keterampilan Berbicara (Al-Maharah Al-Kalam)

  • Aplikasi:
  • Aplikasi percakapan dengan AI (kecerdasan buatan) yang memberikan umpan balik pelafalan.
  • Aplikasi perekam suara untuk merekam diri sendiri membaca teks atau bercakap-cakap, lalu membandingkannya dengan audio native.
  • Video call untuk praktik langsung dengan tutor atau tandem language partner.

3. Keterampilan Membaca (Al-Maharah Al-Qira'ah)

  • Aplikasi: E-book, artikel online dari situs berita Arab, platform micro-blogging, dan aplikasi yang membantu membaca teks Arab dengan fitur terjemahan instan (seperti Readlang).

4. Keterampilan Menulis (Al-Maharah Al-Kitabah)

  • Aplikasi:
  • Menulis status/caption di media sosial menggunakan bahasa Arab.
  • Berpartisipasi dalam diskusi di forum online.
  • Menggunakan aplikasi notes yang mendukung tulisan Arab untuk menulis jurnal harian.
  • Aplikasi kamus dan tata bahasa (nahwu/sharf) yang terintegrasi untuk memeriksa tulisan.

5. Penguasaan Kosakata (Al-Mufradat) dan Tata Bahasa (An-Nahwu wa Ash-Sharf)

  • Aplikasi: Aplikasi flashcard (seperti Anki, Memrise), game edukasi, dan kuis interaktif yang membuat proses menghafal dan memahami aturan tata bahasa menjadi lebih menyenangkan dan adaptif.


Penutup

M-Learning bukan sekadar "tambahan", melainkan komponen integral dari kurikulum modern.

  • Peran Dosen/Guru Berubah: Dari "sumber ilmu" menjadi "fasilitator dan desainer pembelajaran". Tugas Anda adalah merancang aktivitas mobile yang bermakna, kontekstual, dan berpusat pada mahasiswa.
  • Pentingnya Literasi Digital: Anda perlu membekali mahasiswa tidak hanya dengan bahasa Arab, tetapi juga dengan kemampuan memilih dan menggunakan alat digital yang tepat untuk tujuan belajar mereka.
  • Blended Learning adalah Kunci: Gabungkan kekuatan M-Learning (untuk pembelajaran informal, latihan, dan kolaborasi) dengan kekuatan kelas tatap muka (untuk penjelasan konsep kompleks, diskusi mendalam, dan pembangunan hubungan sosial).
  • Evaluasi yang Autentik: Manfaatkan M-Learning untuk bentuk evaluasi yang lebih autentik. Misalnya, menilai mahasiswa berdasarkan portofolio digital mereka (blog, rekaman podcast, video presentasi) yang dikumpulkan melalui perangkat mobile.