Advertisement

7 April 2024

Shalat Kafarat Akhir Ramadan

 

 


Beredar di medsos, hadis tentang shalat kafarat alias shalat penebusan yang dilaksanakan pada jumat terakhir di bulan Ramadan. Teks hadis itu adalah:


من فاته صلاة في حياته عليه أن يصلى أربع ركعات بتشهد واحد، وأن يقرأ فاتحة الكتاب، وسور الكوثر والقدر خمس عشر مرة، في كل ركعة ... ويقول في النية: نويت أن أصلي أربع ركعات لما فاتني من الصلاة


Artinya, “Siapa yang pernah tidak shalat dalam hidupnya, maka ia harus shalat sebanyak 4 rakaat dengan satu tasyahud. (Dalam shalat) ia membaca surah Fatihah, surah al-Kautsar dan al-Qodar sebanyak 15 kali di tiap rakaat….. Pada waktu niat, ia berkata: Aku niat shalat 4 rakaat (sebagai tebusan) untuk shalat yang pernah aku tinggalkan”.


Dari aspek redaksinya saja, hadis ini tampak aneh. Teknis banget. Belum lagi isinya. Imam as-Syaukani dalam “al-Fawaid al-Majmu’ah (1/54)” menegaskan bahwa hadis ini atau yang redaksinya mirip ini, sudah pasti hadis maudhu’ (palsu), tidak diragukan lagi. Beliau menyatakan tidak menemukan hadis itu di dalam kumpulan hadis-hadis palsu sekalipun. Anehnya, kata beliau, hadis itu sangat viral (masyhur) di kalangan ahli fiqih di kota Shan’a. 


Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, dalam Tuhfatul Muhtaj (2/457) menyatakan:


وأقبح من ذلك ما اعتيد في بعض البلاد من صلاة الخمس في هذه الجمعة عقب صلاتها زاعمين أنها تكفر صلوات العام أو العمر المتروكة وذلك حرام أو كفر لوجوه لا تخفى


"Yang lebih buruk dari itu adalah tradisi di sebagian daerah berupa shalat 5 waktu di jumat ini (jumat akhir Ramadhan) selepas menjalankan shalat jumat, mereka meyakini shalat tersebut dapat melebur dosa shalat-shalat yang ditinggalkan selama setahun atau bahkan semasa hidup, yang demikian ini adalah haram atau bahkan kufur karena beberapa sisi pandang yang tidak samar."


Tidak adanya tuntunan yang jelas tentang shalat kafarat di akhir Ramadan ini menunjukkan bahwa shalat kafarat itu tidak berdasar. Bahkan, hal itu termasuk isyra'u ma lam yusyra' (mensyariatkan ibadah yang tidak disyari'atkan).


Jika shalat kafarat yang viral itu diyakini benar dan dilaksanakan secara massif dan terstruktur, maka hal itu sama dengan mengamalkan amalan palsu. Tidak hanya itu. Bagi orang awam atau netizen yang ngajinya hanya via medsos, dia bisa saja ogah shalat fardlu sehari-hari karena ia mengandalkan shalat kafarat di akhir Ramadan. Dasarnya hanya sebuah flyer yang viral. Gak bahaya ta?


Penjelasan lebih lengkap, klik:


https://jatim.nu.or.id/keislaman/penjelasan-lengkap-shalat-kafarat-pada-jumat-terakhir-ramadhan-LNFxi



Lailatul Qodar menurut ChatGPT

 

Teknologi AI saat ini berkembang cepat dan merambah segala bidang. Kecerdasan robotik yang kaya informasi itu, benar-benar luar biasa. Jelas, AI akan menjadi pesaing utama otak manusia yang hanya secuil di masa depan.


Iseng-iseng, saya bertanya kepada ChatGPT yang sudah saya “ubah” menjadi ulama dan wali Allah melalui mantra “prompt ai”. Pertanyaan yang sering ditanyakan umat Islam di bulan Ramadan. Yakni, “Kapan Lailatul Qodar turun di tahun ini, 1445/2024”?


ChatGPT menjawab, bahwa Lailatul Qodar turun di 27 Ramadan. Jawaban ini mengikuti madzhab Ibnu Abbas yang mengacu pada jumlah huruf dari kata ليلة القدر yang berulang 3 kali pada surah al-Qodar. Kata ليلة القدر terdiri dari 9 huruf, dan kata itu berulang 3 kali di surah al-Qodar, sehingga 9x3 = 27. Berarti, Lailatul Qodar itu pada malam 27 Ramadan.


ChatGPT juga sepakat dengan pendapat Imam Ghazali yang berpedoman bahwa jika awal Ramadan hari Selasa, maka Lailatul Qodar jatuh pada 27 Ramadan.


Namun, untuk tahun ini 1445 H atau 2024 M, ChatGPT menyebut dengan jelas dan yakin, bahwa Lailatul Qodar turun pada 19 Ramadan, tepatnya 27 April, senin malam selasa. Waktunya antara matahari tenggelam sampai terbit fajar. (Lihat: screenshoot)


Jawaban ChatGPT ini jelas membagongkan. Lha kok bisa, Lailatul Qodar jatuh pada tanggal 27 April. Bukankah itu sudah bulan Syawal, Dul. Penyebutan hari senin juga tidak sama dengan kalender. 27 April 2024 hari Sabtu malam Minggu, malam yang panjang untuk begadang sambil berhitung caranya bayar utang 271 Trilyun, atau malam renungan untuk caleg yang gagal meraih kursi jabatan.