Sejak 2 tahun terakhir ini, imam shalat Tarawih dan Witir di Masjid
Muritsul Jannah dihuni oleh kalangan pemuda. Mereka adalah alumnus
pesantren dan memiliki bacaan al-Quran yang bagus sehingga cukup
kompeten ditunjuk sebagai imam.
Sejak saya ditunjuk
sebagai takmir pada awal tahun 2011, pembibitan imam-imam muda adalah
salah satu agenda utama agar proses kaderisasi tidak berhenti. Memberi
amanah kepada para santri yang sejatinya sudah mumpuni, merupakan sebuah
keharusan agar ada pencerahan dalam upaya memakmurkan masjid.
Dalam
hal ini, dengan nada bercanda, saya sering menganalogikan dengan
sepakbola. Kini, perkembangan pesat di dunia sepakbola juga tidak lepas
dari pembibitan pemain usia muda. Bahkan, untuk sepakbola profesional,
sudah ada kompetisi bagi pemain beliau usia kurang dari 23, 21, 18
hingga 15 tahun. Itulah yang membuat sepakbola menjadi cabang olahraga
paling populer dan terus diminati.
Masjid Muritsul Jannah
di masa depan, harus menjadi persinggahan tetap para pemuda, tempat
mereka beribadah, menuntut ilmu, menyalurkan bakat dan menunjukkan
talenta yang dimiliki untuk memberdayakan dan memakmurkan masjid, serta
bertujuan untuk mengabdi ke umat.
Sesungguhnya, para
santri maupun santriwati di sekitar wilayah Kotalama yang mereka juga
jamaah Masjid Muritsul Jannah, jumlah cukup banyak. Selain santri dan
alumnus pesantren, juga banyak mahasiswa dan sarjana. Mereka memiliki
kemampuan dan skill yang bagus sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Oleh
karena itu, menyatukan dan mensinergikan segala kekuatan tersebut
adalah agenda yang tidak mudah. Tidak bisa cepat terlaksana. Harus
bertahap dan terstruktur. Dan, menyediakan wahana untuk menyalurkan
bakat itu, bisa melalui media menjadi imam shalat tarawih, bilal shalat
Jumat, bilal tarawih, tadarrus dan khatmil Quran, dan banyak lagi.
Para
pemuda dari kalangan pelajar dan anak-anak, mereka juga memiliki bakat
yang bisa diasah. Sebab, setahu saya, para remaja di sekitar Kotalama
sesungguhnya multi talenta. Ada yang bersuara bagus, punya keterampilan
melukis, mampu di bidang teknisi mesin dan elektronik, dan banyak lagi.
Semua
itu, sayangnya, masih belum dioptimalkan dan disinergikan. Ada banyak
faktor memang yang terkadang membuat mereka "ogah" berpartisipasi aktif.
Tidak perlu ada yang disudutkan dalam hal ini. Semua kepada pribadi
masing-masing.
Melalui tulisan ini, saya mengajak, mari
bersama-sama berbuat yang terbaik untuk memakmurkan masjid dan mengabdi
untuk umat. Dengan cara itu, kita yakin, Allah pasti membimbing dan
memberi jalan keluar terhadap segala problem yang kita hadapi. Semua
akan terasa mudah dan ringan, selama semua komponen bersatu padu,
memandang sisi persamaan dan menyampingkan perbedaan.
Tanda-tanda
kebangkitan itu telah terlihat dengan semakin banyaknya pemuda dan
anak-anak yang turut serta mensukseskan agenda kegiatan masjid. Salah
satu yang terpenting, adalah nanti pada tanggal 6 September 2012, saat
pemugaran awal bangunan masjid. Dari situlah, semua dituntut menyalurkan
segala yang dimilikinya, mulai dari ide, pikiran, dukungan, tenaga
hingga dana dan materi.
Selamat Datang Masjid Muritsul Jannah Masa Depan.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar