1 Agustus 2012

Tarawih Ekspress

 


Sudah menjadi tradisi di banyak masjid atau mushalla yang tersebar di tanah air, shalat tarawih dilakukan berjamaah dan berlangsung kilat, cepat alias Ekspress. Salahkah? Tentu saja jawabannya relatif. Tidak bisa dicap salah atau benar, tapi akan lebih arif dinilai "Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang atau Kurang Sekali".

Secara bahasa, tarawih berasal dari kata "rahah" yang berarti istirahat. Dari kata ini mengindikasikan bahwa shalat tarawih selain ibadah juga media untuk beristirahat, bersantai, dan menikmati shalat setelah seharian berpuasa menahan lapar dan haus.

Oleh karena itu, mestinya memang, shalat tarawih dilakukan pelan, tenang dan santai. Artinya, bisa saja dilakukan dalam waktu lama. Imam memimpin dengan tenang dan makmum pun menikmati shalat itu dengan tenang pula. Tidak terburu-buru dan terlalu cepat.

Namun, pelaksanaan shalat tarawih ini tidak bisa dilihat dari satu perspektif saja, sebab jamaah shalat tarawih yang notabene-nya shalat sunah, mereka terdiri dari berbagai latar belakang yang homogen. Ada para pemuda yang senang cepat, ada pedagang yang keburu ke pasar, ada karyawan, ibu rumah tangga dan banyak lagi yang ternyata banyak yang suka tarawih secara cepat.

Meminjam slogan JK saat kampanye, "Lebih Cepat Lebih Baik", maka demikian pula kira-kira yang diinginkan sebagian jamaah. Tapi, ada pula yang berslogan, "Lambat Asal Selamat". Biasanya, slogan ini milik jamaah tarawih yang sudah manula atau orang yang memiliki waktu luang dan tekad bulat untuk menghabiskan malam Ramadan dengan ibadah tarawih.

Tarawih Ekspress, diakui atau tidak, masih mendominasi pelaksanaan shalat sunnah khas Ramadan ini di beberapa masjid, mushalla bahkan di pesantren. Cepat, sedang atau lambat, yang penting dilakukan dengan benar dan sah. Bacaan imamnya harus benar dalam perspektif tajwid. Pelaksanaan rukun-rukun shalat juga tidak menyalahi aturan fiqh yang mensyaratkan thuma'ninah, dan lain sebagainya.

So, tersedianya aneka "transportasi" tarawih yang cepat, sedang atau lambat ini menjadi keunikan tersendiri di bulan Ramadan. Hikmahnya, jamaah bisa bebas memilih di antara model tarawih tersebut. Bila ingin cepat, mereka bisa menuju masjid yang selama ini dikenal "Ekspress, kilat" layaknya Liga Inggris. Sebaliknya, jika ingin pelan dan santai, bisa langsung menuju masjid-masjid besar yang umumnya relatif pelan ala La Liga.

Selamat menunaikan shalat tarawih, shalat yang hanya ada di bulan paling mulia, bulan Ramadan. Bulan yang selama ini kita impikan telah tiba dan kita pun berkesempatan memanfaatkannya secara maksimal.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar