5 September 2012

Siapkah Anak Membaca?

 



“Iqra’”, bacalah!, adalah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Saat itu, Nabi pun menjawab, “Ma ana bi qari’”, saya bukan seorang pembaca. Bahkan, ketika ayat itu diulang kembali oleh Jibril, Nabi pun menjawab dengan jawaban yang sama.

Dari proses tersebut, kita bisa mengambil hikmah, bahwa ternyata membaca itu bukan pekerjaan mudah. Di dunia pendidikan, terutama di level anak usia dini, baik dalam pembelajaran membaca al-Qur'an maupun huruf alfabetis atau aksara latin, sebaiknya guru memang mengerti karakter anak dan kemampuan peserta didiknya sebelum memutuskan atau memberi perintah mereka untuk membaca.

Sebab, untuk mampu membaca diperlukan proses, diperlukan kesiapan peserta didik untuk bisa membaca apalagi mampu membaca dengan lancar, baik dan benar. Apa yang pernah disebutkan dalam World Book Program (2003), perlu dicamkan sebagai bagian dari teori pra-membaca.

Menurut World Book Program (2003), anak akan siap belajar membaca, ketika:
  1. Anak dapat mengenal bentuk-bentuk yang sama dan yang berbeda.
  2. Anak dapat mengingat bunyi, seperti memperlihatkan kemampuan mereka membuat kata menjadi pantun atau kalimat.
  3. Anak dapat mengingat kata-kata yang berawalan bunyi spesifik.
  4. Anak menyadari bahwa proses membaca pada umumnya dari kiri ke kanan pada setiap baris.
  5. Anak menyadari menyadari bahwa proses membaca dari atas ke bawah pada setiap halaman.
  6. Anak dapat memperlihatkan kemampuan mendengar dan mengerti.
  7. Anak dapat menceritakan apa yang terjadi pada sebuah cerita.
  8. Anak dapat mengikuti petunjuk.
  9. Anak dapat mengenal dan menyebut beberapa huruf dalam alfabet.
  10. Anak belajar hubungan antara bunyi dan huruf.
  11. Anak belajar menggabungkan bunyi untuk membentuk kata.
  12. Anak belajar mengenal bunyi pada kata yang ia dengat dan menuangkan bunyi itu dengan huruf-huruf ketika menulis.
  13. Anak belajar strategi memahami kata-kata yang mereka tidak tahu.
Dengan rekomendasi dari World Book Program, kita menjadi tahu, bahwa membaca (tilawah, qiraah, reading) perlu proses yang semestinya dicermati oleh guru agar metode, tehnik dan strategi apapun yang diterapkan bisa berhasil.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar