9 Oktober 2012

Ikhlas Sedekah, Gimana Sih?

 


Bicara tentang ikhlas, kok sulit banget ya? Ikhlas itu apa sih? Terus, gimana caranya ikhlas? Lalu, sedekah yang ikhlas itu yang kayak apa?

Wah..wah… kalo tanya-tanya terus, apalagi masih debat antara ikhlas atau ngak ikhlas, lalu kapan sedekahnya? Pertanyaan tentang ikhlas dalam bersedekah, sudah bukan zamannya lagi. Sebab, sedekah memang harus ikhlash, sedekah dalam bentuk apapun, uang, pikiran, waktu maupun tenaga.

Sebenarnya, ikhlas itu tidak rumit. Lalu, ikhlas dalam sedekah itu apa dan gimana sih?

Jawabnya, selama kita mengharap imbalan atau balasan hanya dari Allah SWT saja, ya itulah ikhlas. Tidak mengharap imbalan dalam bentuk apapun dari orang atau lembaga yang kita sedekahin. Lalu, kalo minta didoakan, boleh ngak ya? Ya….boleh-boleh saja, kan berdoanya juga kepada Allah, yang membalas juga Allah. Jadi, boleh bersedekah plus minta doa.

Jadi, kalo sedekah lalu kita minta macem-macem sama Allah itu boleh bahkan wajib. Lho, kok jadi wajib hukumnya? Lha iya, kalo gak minta sama Allah lalu minta sama siapa?

Lho sedekah kok minta balasan? Orang gak sedekah saja boleh meminta, apalagi sudah sering sedekah, ya sangat-sangat boleh meminta. Meminta dan berharap kepada Allah itu, kata lainnya adalah berdoa, masa berdoa dilarang? Berdoa itu wajib.

Lho kok jadi wajib juga?! La iya laah…..Kalo orang gak pernah berdoa, gak pernah meminta dan gak pernah berharap sama Allah swt, berarti dia gak butuh dong sama Allah. Nabi dan Rosul saja berdo’a dan meminta sama Allah, masa kita Ngak ?

Cuma, seringkali orang berdebat soal ikhlas tidak ikhlas, sampai-sampai gak jadi ibadah gak jadi sedekah. Dalihnya “Daripada tidak ikhlas, kan sia-sia nanti “. Padahal sebenarnya, selama masih ada iman di dada kita, amal apapun yang kita perbuat pasti unsur ikhlas itu otomatis menyertainya. Apa sih yang diharapkan dari orang beriman ketika beramal? kan cuma balasan dari Allah saja tho? Nah, semudah itulah ikhlash.

Dalam hal sedekah, sebenarnya perdebatan soal ikhlas itu hanya berlaku bagi para pemula saja. Sekali lagi, hanya berlaku bagi pemula. Sedangkan bagi para ahli sedekah, ikhlas itu sudah otomatis, para ahli sedekah sudah berusaha naik ke tingkatan berikutnya: “Seberapa sering dan seberapa banyak”. Inilah tingkat lebih tinggi,  karena mereka sudah menikmati dahsyatnya sedekah.

Suatu hari ada seorang peminta-minta datang kepada orang yang suka berdebat tentang ikhlas.

“Pak, tolong mohon sedekahnya, saya kelaparan “
“Ntar deh, sekarang hati saya belum ikhlas “
“Waduh, tolonglah pak, saya sudah hampir sekarat nih!”
“Yah, gimana lagi, hati saya belum ikhlas, ntar sedekah saya jadi sia-sia dong!”

Beginilah orang yang suka debat dalil soal ikhlas, nunggu hatinya plong dan ikhlas, tapi gak segera action. Celakanya, kalo si pengemis keburu mati lalu orang tadi juga mendadak mati sebelum sempat ibadah, belum sempat sedekah, nah gimana tuh?

Jadi, orang yang ikhlas itu hanya berharap kepada Allah, sedekah dan beramal tanpa menginginkan apapun dari selain Allah. Inilah ikhlas, berbuat tanpa syirik, tanpa menyekutukan Allah. Inilah ikhlas, mudah pengertiannya dan tidak perlu diperdebatkan. Orang yang ikhlas, kelasnya sudah ke derajat “Seberapa banyak dan seberapa sering sedekah”, bukan lagi berkutat pada persoalan “Ikhlas apa tidak ikhlas”.

Mengapa orang yang ikhlas itu sudah naik kelas? Sebab, mereka telah merasakan dahsyat  sedekah. Kekuatan sedekah mampu Tangan Allah untuk membantu kita yang sedang terbelenggu dalam masalah yang sangat berat dan yang tidak mampu kita selesaikan dengan tenaga maupun fikiran kita.

So, Tetaplah selalu bersedekah walau hanya baru bisa dari yang tersisa.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar