Saat kuliah dulu, aku pernah membaca secarik kertas yang tertempel di dinding kantor UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Isi tulisan itu, hingga kini masih jelas teringat karena menurutku, maknanya begitu mendalam bahkan menusuk ke dalam relung jiwaku.
Ah, puitis sekali sih. Begini isi tulisan itu:
"Saat masih kecil, aku ingin mengubah dunia."
"Setelah remaja, aku ingin mengubah orang-orang di sekitarku."
'Tapi kini, setelah dewasa, aku hanya ingin mengubah diriku sendiri."
Dilihat dari aspek dakwah, kalimat itu sepertinya menunjukkan grafik menurun, dari cakupannya yang luas menjadi sempit, yakni hanya 'diri sendiri'. Bukankah manusia terbaik adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk orang banyak? Jadi, apa tidak terbalik? Begitu, kira-kira pendapat yang tidak sepakat.
Kalimat itu juga seakan menunjukkan pupusnya idealisme dalam diri seseorang. Cita-cita tinggi setinggi langit tatkala duduk di bangku sekolah Taman Kanak-kanak, berubah drastis karena di saat dewasa justru berorientasi pada diri sendiri. Apa ini tidak termasuk egois?
Selain itu, masih banyak lagi opini lain yang mungkin tidak setuju dengan isi tulisan di atas. Namun, aku melihat, justru isi tulisan itu semakin hari semakin relevan dan mantap. Konsep dan aksi nyata untuk merubah diri sendiri adalah lebih penting daripada berjibaku ingin merubah orang lain, padahal kita belum selesai dengan diri kita sendiri.
Orang yang belum selesai dengan diri sendiri, tidak akan bisa mengubah dunia. Karena dunia, menurut hadis Nabi, adalah 'Ro'su kulli khoti'ah', pangkal segala keburukan.
Orang yang masih berorientasi materi, tidak akan bisa menjadi menjadi magnet ruhani. Segalanya berbasis transaksional sehingga ikhlas hanya berupa kata-kata belaka.
Orang yang sudah mencapai puncak dan meraih semua dunia yang diinginkan, justru lebih mudah merubah dunia. Sebab, ia tidak lagi diperbudak nafsunya. Dialah yang mengendalikan dunia dengan tangannya sendiri.
Ah, orang-orang hebat seperti itu tidaklah banyak. Mereka orang khos, khusus, bukan orang awam biasa. Orang khos jelas telah selesai dengan masalah dirinya sendiri sehingga dunia ada dalam genggamannya.
Menjadi seperti mereka harus berawal dari mengetahui diri sendiri, lalu mengubahnya. Benar, jika Nabi bersabda, "Siapa yang mengetahui dirinya, Ia akan mengetahui Tuhannya".
Jadi, kenali dulu dirimu sendiri. Siapa lagi yang paling mengenal dirimu, jika bukan kamu sendiri. Ubahlah diri sendiri sebelum berniat mengubah dunia karena dunia ini akan berubah jika dirimu berubah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Salam Satu Jiwa
Keywords
Bahasa - Sastra
Dzikir - Doa
Fiqih
Galeri Buku
Humor
Iklan
Khutbah Jumat
Kisah - Hikmah
Materi Kuliah
MK Arabia Lil Athfal
MK Balaghah Bayan
MK Balaghah I -Ma'ani
MK E-Learning PBA
MK Leksikologi
MK Metode Riset
MK Penulisan Karya Ilmiah
MK Sina'at al-Maajim
MK TekMedia
My History & News
Opini
Pendidikan
Pustaka
Resensi
Tasawuf
Teknologi
Telaah Agama
Tips - Motivasi
Travelling
Tutorial
Umum
Video
تكنولوجيا التعليم
علم الدلالة والمعاجم
Tidak ada komentar:
Tulis komentar