31 Januari 2019

Harlah NU 93

 


Kemarin (31/1/19), ada pesan masuk melalui inbox FBku. "Hebatnya NU itu apa? Iya, NU itu organisasi Ahlussunnah, tapi kan dulu, tahun 1926. Sekarang, udah liberal", katanya.

Hari gini, pentol korek ini kok masih tanya peran NU. Ini nih yg bikin gue pingin ngunyah lalapan sandal dan sarapan kampret geprek, hehe...

Dul, sejak 1926 hingga kini dan seterusnya, NU itu sama dan tetap terus berkontribusi untuk agama, bangsa dan negara; mengawal NKRI. Dari NU, sudah lahir ribuan pesantren, madrasah, majelis taklim, sekolah dari TK hingga Perguruan Tinggi. Belum lagi, kumpulan jamaah tahlil, yasin, istighatsah, burdah, dls yang dari hati dan bibir mereka, terucap dzikir dan doa untuk kita semua, baik yang hidup maupun yang telah pergi ke alam baka.

Ada ratusan ribu kiai dan santri NU. Ada ulama, kiai khos, wali, habaib, profesor, para akademisi guru, dosen hingga guru ngaji di kampung. Ada penulis, sastrawan, budayawan, artis, dokter, petani, nelayan, atlit dan berbagai profesi yang mereka juga NU sejati. Dari NU, ada pula pedagang, dari asongan hingga konglomerat yang mereka ikut andil memajukan ekonomi bangsa.

NU juga hadir dari berbagai suku dan etnis di seluruh nusantara. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri. Dari sisi birokrasi juga lengkap, mulai dari ketua Rt/Rw hingga Presiden yg NU juga ada.

Karya berupa produk dan jasa dari NU, juga tersebar di seluruh penjuru negeri, mulai dari buku, kerajinan tangan, hingga teknologi. Semua mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara hingga kita tetap bangga dengan Indonesia. Negeri yang bagi NU, bukan hanya ibu pertiwi, tapi medan untuk mengabdi.

Kalau sekarang ada tuduhan dan fitnah ke para kiai dan pimpinan NU, itu sudah lumrah. Mulai dari era Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari hingga Gus Dur dan KH Prof. Said Aqil Siradj, NU selalu "diserang" dan itu wajar.

Laksana pohon yg semakin tinggi, semakin besar pula angin yang menerpanya. Namun, perlu diketahui, akar pohon itu telah menancap di perut bumi, dan cabangnya melambung hingga ke angkasa. Tak akan pernah goyah sedikit pun.

Jadi, sini, Dul, kalau mau tahu hebatnya NU, luruskan dulu niatmu, mari berjuang bersama NU, untuk negeri ini, sekuat tenaga, hingga nafas terakhir.

Selamat Harlah NU. Aku padamu.

www.taufiq.net

Tidak ada komentar:
Tulis komentar