25 Mei 2019

2 Jam di Lapas

 


Terasa beda saat kaki mulai melangkah masuk ke dalam Lapas. Yg terpikir pertama kali adalah berdoa, memohon kpd Allah, Tuhan semesta alam.
"Semoga aku dan seluruh orang² tercintaku tidak menjadi penghuni tempat ini, dan semoga mrk yg kini tinggal di sini selalu dilindungi Allah dan saat keluar nanti menjadi pribadi yg sholeh, yg selalu dibimbing Allah dlm meraih cita-cita".
Hanya itu doaku.
Hari ini (24/5) saya diminta berkhutbah di Masjid at-Taubah. Bayangan seram ttg Lapas, benar adanya. Meskipun, ada jg aspek spiritual melalui berbagai kegiatan ritual, terutama di bulan Ramadan ini.
Benar-benar beda. Terasa ada getaran beragam antara hitam & putih, tawa & tangis, ramai & sepi, suka & duka, semua bagai gelombang rasa yg tak mudah ditulis dlm kata.
Disini, saya mengerti arti kemerdekaan, mahalnya kebebasan, dan indahnya kehangatan bersama keluarga dan orang² yg selama ini hadir bersama kita.
Sebelum khutbah jumat, sy diberi kesempatan bertemu para sahabat. Saat bersua, mrk menyambut dg senyum bahagia. Betapa tidak? Ketika nasib sdg terpuruk, keadaan tdk memihak, semua org dekat jadi jauh atau bahkan menjauh, maka dalam kondisi kesepian dan kesendirian itu, mereka sangat senang bila disapa dan disalami.
Pengakuan terhadap eksistensi adalah penghargaan tertinggi dalam wujud semesta.
Teman, jika hari-harimu harus disini, percayalah ada skenario Tuhan yg lebih indah, bila setiap takdir yg sedang kau hadapi ini, disikapi dg hati yg ikhlas. Sesungguhnya, tidak byk hamba Allah yg belajar arti ikhlas. Boleh jadi, kau menjadi pilihanNya, dg cara ini.
Nabi Yusuf pernah mengalaminya. Ia harus dibui utk kesalahan yg tidak ia lakukan. Semuanya tabah dijalani. Ternyata, jeruji itu yg justru membuatnya makin dekat dg ayah dan saudara²nya setelah bebas. Bahkan, dari pengalamannya yg kelam itu, Yusuf memahami takwil mimpinya, bahwa dialah pusat galaksi karena 11 bintang "bersujud" padanya.
Percayalah, malam memang gelap dan akan semakin gelap, tapi tanpa kegelapan, takkan muncul fajar pagi yg jauh lebih indah dari kemarin. Tataplah hari esok krn esok adalah harapan.
Selama Tuhan memberimu hidup dan nafas, selama itu pula Tuhan memberimu kesempatan utk kembali ke jalanNya.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar