Hari itu, Nabi bercerita tentang seorang ahli ibadah yg diberi nikmat panjang umur. Para sahabat khusyuk mendengar kisah panjang ini.
Dulu, ada orang yang sepanjang umurnya, ia habiskan untuk ibadah. Siang berpuasa, malam shalat dan berdzikir. Lebih dari itu, ia hidup sendirian di puncak gunung sehingga tidak berpotensi untuk maksiat karena jarang bertemu orang lain.
Hebatnya lagi, ia ibadah selama lebih dari 500 tahun. Luar biasa! Nah, ketika ia meninggal dunia, tibalah saat yang ditunggu, apakah ia masuk ke surga atau neraka?
Lalu, Allah berfirman kepada malaikat, "Masukkan hambaKu itu ke surga berkat rahmatKu, belas kasihan dariKu". Anehnya, mendengar keputusan ini, hamba itu menolak. Jelas saja, malaikat terheran, "Kok ada orang menolak masuk surga, apa alasannya?"
Hamba itu berdalih, "Tuhan, aku telah beribadah selama 500 tahun. Aku ingin masuk surga dengan pahala ibadahku, bukan atas dasar belas kasihanMu".
"Wow... Belagu banget nih", pikir malaikat.
"Baiklah, jika itu maumu. Sekarang, mari kita hitung seberapa banyak pahala amal ibadahmu itu dibanding satu nikmatKu berupa mata yang aku berikan kepadamu".
Maka, dilakukan perhitungan cepat (quick count). Hasilnya, pahala amal ibadah hamba selama 500 tahun itu masih kalah dibanding satu nikmat berupa mata. Bagaimana tidak? Bukankah setiap ia beribadah dan beraktivitas lainnya mesti memakai mata? Alhasil, real count menunjukkan bobot nikmat mata lebih berat daripada pahala ibadah 5 abad!
Keputusannya, Allah segera menetapkan, "Hai Malaikat, jebloskan hamba itu ke neraka!".
Melihat kenyataan pahit ini, hamba itu segera bersimpuh. Air matanya meleleh tiada henti. Ia benar-benar menyesal dan bertobat atas keputusan dan kesombongannya.
"Ya Allah, kasihanilah hambaMu ini. Ampunilah hambaMu yg dzalim ini. Masukkan hamba ke surgaMu dengan rahmatMu yang tiada batas itu".
Puji syukur. Akhirnya, Allah menerima tobatnya dan menetapkan hambaNya itu masuk ke surga berkat rahmatNya yang meliputi segalanya.
Demikian rahmat Allah yang begitu luas, yang menurut Nabi, Allah memiliki 100 rahmat. Satu rahmat, Dia berikan di kehidupan dunia, di bumi ini. Sementara yg 99 kelak diberikan di akhirat. Yah, hanya dengan satu rahmat saja, kehidupan dunia ini begitu indah. Semua hamba Allah, siapapun dia, baik muslim atau non-muslim, hewan, tumbuhan, batu, air, semuanya bisa lestari, asri, indah, dan saling mengasihi.
Lalu, bagaimana jika 99 rahmat dilimpahkan kelak? Jelas, amat sangat nikmat dan membahagiakan. Dan, semua rahmat itu kelak hanya diberikan kepada orang-orang yang bertaqwa. Itulah sebabnya, tujuan utama puasa adalah membentuk pribadi taqwa yang nanti dipersiapkan menerima limpahan rahmat itu.
Jangan pernah berputus asa. Semoga Allah selalu merahmati kita. Amin.
www.taufiq.net
Tidak ada komentar:
Tulis komentar