10 Juli 2019

Tradisi Ziarah Haji

 


Sudah tradisi, sebelum calon haji berangkat ke tanah suci, digelar tasyakuran haji, kadang dinamakan "Walimah Safar Haji", bukan walimah nikah ya, hehe....

Acara ini mengundang tetangga, teman dan sanak famili. Tujuannya, selain syukur, juga minta doa restu dan mohon maaf. Ada pembacaan ayat suci al-Quran, shalawat, ceramah, dls. Ada yg digelar sederhana hingga super wah. Yg jelas, tradisi ini bagus dan ini termasuk wajah Islam Nusantara. Kalau di Mekah, belum tentu ada. Kalo ada, pasti tiap malam banyak undangan tasyakuran, hehe...

Nah, mulai H-3 hingga H-1, orang-orang itu biasanya datang lagi ke rumah calon haji. Kali ini, tanpa diundang. Ada yg memberi "sangu", mulai duit, makanan, sampai doa dan nasehat. Tujuannya, ya mensupport calon haji supaya lebih ejjos, hehe...

Lagi-lagi, ini juga Islam Nusantara. Apa cukup sampai di situ? Ternyata tidak. Pas hari H, sebelum meninggalkan rumah, masih digelar "upacara" pemberangkatan haji. Ada sambutan, doa, adzan, hingga hujan tangis, hi..hi..hi.. Ini juga Islam Nusantara. Tujuannya, ya mendoakan calon haji dan supaya dapat berkah dari Allah.

Nanti, sepulang haji, orang² itu datang lagi utk ziarah haji. Berbagi cerita dan minta "Doa Mekah-Medinah" krn doa org pulang haji diyakini mustajab. Plus, ada juga oleh-oleh syar'i, hehe... Luar biasa bukan tradisi saling doa-mendoakan yg diwariskan leluhur ini? Dan, inilah Islam Nusantara.

Nah, saya perhatikan, di setiap doa, mesti orang² itu kepingin ke Mekah Medinah, baik mereka yg sudah haji, apalagi yg belum. Bahkan, di dlm doanya, ada permintaan agar bolak-balik tiap tahun, marrot ba'da marrot fii kulli sanah.

Jika yg di tanah air aja sangat amat kepingin ke Mekah, la kok yg di Mekah dipaksa dan disuruh pulang, kan zaliim, hehe...

Tidak ada komentar:
Tulis komentar