Ramadan sebentar lagi, tapi efisiensi sedang “viral”. Banyak yang menjerit, tapi banyak juga yang rileks. Memang sih, efisiensi itu bagus. Sebab, pengertian efisiensi secara umum adalah tentang melakukan sesuatu dengan cara yang paling hemat dan efektif, mengurangi pemborosan dan memaksimalkan hasil. Bahasa gampangnya, ngirit tapi bisa panen!
Dalam konteks Ramadan, efisiensi bisa kok diterapkan. Misalnya, niat puasa Ramadan yang harusnya dilakukan di setiap malam ala madzhab Syafi’i, demi efisiensi, boleh kok niat puasa sekali saja di malam pertama untuk stok puasa sebulan ala madzhab Maliki.
Kalau capek terawih 20 rakaat, silahkan ikut yang diskon 60 persen, pilih 8 rakaat. Itu juga efisiensi. Lebih efisien lagi, cukup beberapa malam bertarawih di masjid, sisanya di rumah. Itu juga ada dalilnya dan lebih hemat energi.
Mau hemat lagi? Coba cek list masjid yang sedia menu buka bersama. Kamu bebas pindah-pindah masjid agar bisa buka puasa gratis dengan menu beragam. Ini juga efisiensi. Kalau perlu, bungkus dan bawa pulang untuk persediaan makan sahur. Ini malah efisiensi paket full!
Beli baju baru? Ngak perlu, tidak wajib. Baju lama juga tak papa tuk dipakai di hari raya, kata bait lagu lebaran. Toh, orang lain juga gak akan kepo dengan harga dan desain busanamu, iya kan? Yang penting di hari raya, wajah bersih, jiwa suci dan murah senyum. Ini jelas efisien.
Sedia kue hari raya, apa wajib? Tidak, demi efisiensi. Kamu bisa langsung puasa sunnah syawal mulai hari kedua sampai ketujuh. Kalau sekampung menerapkan itu, dijamin hemat. Jika memang terpaksa harus sedia kue, siapkan wadah Khong Guan, isinya krupuk atau kacang marning
Tapi, kita biasanya silaturrahmi dari rumah ke rumah dan itu perlu sedia masakan. Rumah dan ruang tamu harus tampak mewah demi hormat tamu. Jadi, perlu budget renovasi, paling tidak, cat tembok baru atau ganti wallpaper.
Ah, itu juga tidak wajib. Demi efisiensi, setelah shalat I’ed di masjid, budayakan seluruh warga bersalam-salam, maaf-maafan. Sudah, beres. Ngak perlu lagi “tamu-tamuan” from home to home. Yang penting kan saling maaf memaafkan. Cara ini pasti efisien menekan biaya pengeluaran.
Hari raya juga perlu rekreasi ke tempat wisata. Demi efisiensi, tahun ini, coba nonton aja di YouTube. Di sana, banyak kok destinasi yang bisa kamu nikmati, cukup kan? Kalau perlu, pakai kacamata VR, pasti kelihatan nyata. Toh, paling-paling, rekreasi itu ngajak anak-anak berenang, selfi bareng binatang dan jajanan instan. Iya kan? Jadi, cukup rebahan dan nikmati tayangan gratis untuk efisiensi.
Oiya, biasanya juga ada acara Halal Bi Halal tingkat RT, Komplek Perum, dls. Jelas, itu menguras anggaran. Coba deh, tahun ini online aja, pakai Google Meet. Atau, bikin flyer digital lalu kirim ke grup-grup WA, kalimatnya sesuai template: Mohon Maaf Lahir Batin. Sudah, cukup.
Sebenarnya, masih banyak lagi cara efisiensi menyambut Ramadan dan lebaran. Kalau bagi pemerintah, sesuai hadis Nabi, sebaiknya berharap setahun semuanya Ramadan, supaya gak ada makan siang bergizi gratis. Efisiensi Los Dol!
Tidak ada komentar:
Tulis komentar