Ada yang bertanya, “Apa tanda puasa kita diterima dan mendapat Lailatul Qodar?” Jawabnya adalah…
Kau puasa, punya jabatan dan amanat, tapi kau anti korupsi. Kerja ikhlas sesuai tupoksi dan dapat gaji sesuai aturan.
Kau punya mobil atau motor, lalu kau parkir di dalam garasi atau rumahmu sendiri. Tidak parkir di jalan raya, trotoar, jalan atau gang di kampung.
Kau jualan kaki lima, tapi di tempat yang disediakan pemerintah atau di lapakmu sendiri. Tidak melebar, pas di tanahmu. Tidak jualan di trotoar, di jalan raya, di depan rumah atau toko orang lain.
Kau punya hutang, lalu kau mampu bayar, segera kau bayar tanpa menunda, sesuai kesepakatan. Kau dahulukan bayar hutang daripada sedekah, infaq, zakat, THR atau beli baju dan kue hari raya.
Kau buang sampah di tempatnya, tidak buang sembarangan, tidak di sungai, pinggir jalan, jembatan, pasar, atau di mana pun yang bukan tempat sampah.
Kau parkir dengan jujur, legal, resmi, dan bertanggung jawab. Bukan liar, dan asal parkir.
Kau pimpinan perusahaan, juragan, ketua yayasan, lalu kau bayar gaji karyawan tepat waktu, sebelum keringatnya kering, tidak ditunda dengan alasan apapun.
Kau penjual, berjualan yang jujur. Kau ustadz dan dai, sampaikan yang jujur. Kau dokter atau tabib, obati semampunya dengan benar dan jujur.
Sebenarnya, masih banyak sekali tanda puasa diterima dan berhak atas Lailatul Qodar. Selama kau tidak melanggar aturan agama dan aturan sosial, atau tidak mengambil hak orang lain dan hak umum, maka berarti kau telah berpuasa.
Berpuasa dalam realitas yang sebenarnya adalah mampu menahan diri dari yang haram, kotor dan syubhat. Di saat itu, dirimu jauh lebih hebat dari 1000 bulan.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar