Apakah yang beda dari Syiah sehingga kelompok ini di Indonesia
dinilai sesat dan menyesatkan? Jika beda, seberapa jauh perbedaannya
dengan Islam? Islam yang dimaksud di sini adalah Islam Ahlussunnah Wal
Jamaah yang dipesankan Nabi Muhammad saw untuk dipegang teguh oleh
umatnya agar selamat dunia-akhirat.
Mengetahui akidah
Syiah dipandang perlu, sebab banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan
Syiah, terutama Syiah Imamiah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dengan Islam
Sunni, dianggap sekedar masalah khilafiyah furu’iyyah (perbedaan cabang
agama) seperti perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, antara madzhab
Syafi’i dengan madzhab Maliki, Hanafi atau Hambali.
Oleh
karena itu, ketika kini kembali meletus konflik Syiah, banyak yang
berpendapat agar perbedaan itu tidak perlu dibesar-besarkan. Jika antara
NU dan Muhammadiyah atau antara ormas Islam lainnya bisa dirapatkan
dengan pendekatan “ukhuwah islamiyah”, lalu mengapa dengan Syiah tidak
bisa? Padahal juga sama-sama Islam. Inilah pendapat yang sering
terdengar.
Sebenarnya, harapan itu tidak salah, bahkan
memang seharusnya perlu diadakan pendekatan dakwah supaya penganut Syiah
kembali ke dalam ajaran Islam yang benar. Namun demikian, pada
dasarnya, penilaian semacam ini banyak bermula dari ketidak tahuan
mereka terhadap hakikat ajaran Syiah Imamiah Itsna Asyariyah
(Ja’fariyah) yang kini mulai merebak lagi di Indonesia, bahkan telah
masuk ke pelosok-pelosok desa untuk “mencuci otak” umat Islam
Ahlussunnah Wal Jamaah dengan mengatasnamakan “ahlul bait”. Padahal,
ajaran Syiah yang ditawarkan itu sangat beda dengan Islam yang selama
ini kita ketahui, pelajari dan yakini.
Berikut beberapa perbedaan antara keyakinan Syiah dengan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Sunni).
1- Rukun Islam.
Rukun
Islam kita ada 5, yaitu: 1) Syahadatain, 2) Shalat, 3) Zakat, 4) Puasa
dan 5) haji. Sedangkan Syiah, rukun Islamnya: 1) Shalat, 2) Puasa, 3)
Zakat, 4) Haji, 5) Wilayah.
2- Rukun Iman
Rukun
Iman kita ada 6, yaitu iman kepada: 1) Allah, 2) para malaikat, 3)
kitab-kitab, 4) para rasul, 5) hari kiamat, 6) qadha’-qadar. Sedangkan
Syiah, rukun imannya ada 5 saja, yakni: 1) tauhid, 2) nubuwah, 3)
imamah, 4) adlu, 5) ma’aad.
3- Dua Kalimat Syahadat
Dalam
Syiah, yang ada Tiga Kalimat Syahadat. Di samping “Asyahadu an Laa
ilaha illa Allah, wa asyahadu anna Muhammad Rasulullah”, masih ditambah
dengan menyebut dua belas (12) imam-imam mereka.
4- Iman kepada Imam
Dalam
Islam Sunni, percaya kepada imam-imam (pemimpin) tidak termasuk rukun
iman, dan jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul
imam-imam, para pemimpin, ulama dan umara hingga hari kiamat. Oleh
karenanya, membatasi imam (pemimpin) hanya 12 atau jumlah tertentu,
tidak dibenarkan. Apalagi dengan mensucikan hingga mengkultuskan
imam-imam yang dua belas itu. Berbeda dengan Syiah, mereka percaya
kepada 12 imam dan ini termasuk rukun iman mereka. Karenanya, di mata
Syiah, orang-orang Islam atau siapa saja yang tidak beriman kepada 12
imam mereka, maka ajaran ini dinilai mereka kufur dan akan masuk neraka.
5- Khulafa’ur Rosyidun
Di
mata umat Islam, para khalifah yang sah diakui hanya 4 orang, yaitu: 1)
Abu Bakar, 2) Umar, 3) Utsman, 4) Ali. Beda dengan Syiah, bagi mereka
ketiga khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui Syiah karena
dianggap merampas kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Padahal, Imam Ali
membaiat dan mengakui kekhalifahan mereka. Bahkan, beberapa orang Syiah
ada yang mengkafirkan ketiganya.
6- Sifat Ma’sum Imam
Khalifah
(imam) adalah manusia biasa yang tidak mempunyai sifat ma’shum (terjaga
dari dosa). Sifat Ma’shum hanya dimiliki para nabi dan rasul Allah.
Beda dengan Syiah yang menurut mereka, para imam yang jumlahnya 12 itu
diyakini memiliki sifat ma’shum sebagaimana para nabi dan rasul.
7- Mencaci Para Sahabat Nabi
Mencaci-maki
para sahabat Nabi adalah dosa dan dilarang, demikian pendapat umat
Islam Sunni. Lain dengan Syiah yang menilai bahwa mencaci-maki para
sahabat adalah boleh dan tidak apa-apa. Bahkan Syiah beryakinan para
sahabat setelah Rasulullah saw wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal
beberapa orang saja yang tetap muslim. Alasan Syiah, karena para sahabat
Nabi membaiat Sayyidina Abu Bakar sebagai khalifah dan bukan Ali bin
Abu Thalib.
8- Tentang Siti Aisyah
Siti
Aisyah adalah isteri Rasulullah saw yang harus dihormati dan dicintai,
sebab para isteri Nabi adalah ibu (ummahaat) bagi umat Islam semua,
demikian keyakinan Islam. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Syiah
yang memperbolehkan, bahkan menganjurkan untuk mencaci maki Siti Aisyah.
Lebih kejam lagi, mereka menuduh putri Abu Bakar itu dengan fitnah dan
mengkafirkannya.
9- Kitab-kitab Hadis
Kitab-kitab
hadis yang dipakai sandaran dan rujukan muslim Ahlissunnah adalah
“Kutubus Sittah” atau “Kitab Enam” yaitu: 1) Bukhari, 2) Muslim, 3) Abu
Daud, 4) Turmudzi, 5) Ibnu Majah, 6) An-Nasa’i. Keenam kitab ini beredar
di mana-mana, dibaca dan dijadikan rujukan oleh umat Islam sedunia.
Sedangkan kitab-kitab hadis kaum Syiah, hanya 4 saja, yakni: 1)
Al-Kafii, 2) Al-Istibshar, 3) Man Laa Ya Dhuruhu Al-Faqih, 4)
at-Tahdziib.
10- Orisinalitas Al-Quran
Al-Qur’an
tetap orsinil dan keasliaannya dijaga Allah swt sebagaimana janji-Nya
dalam al-Qur'an. Beda dengan Syiah yang meyakini bahwa al-Qur'an yang
ada saat ini menurut pengakuan ulama Syiah, tidak orsinil lagi karena
sudah dirubah para sahabat, baik dikurangi maupun ditambah.
11- Tentang Surga
Surga,
bagi muslim Ahlussunnah, diperuntukkan bagi orang-orang yang taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, neraka bagi orang-orang yang
tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya. Beda dengan Syiah, mereka meyakini
bahwa surga hanya bagi orang-orang yang mencintai Imam Ali, meskipun
tidak taat kepada Rasulullah saw. Sedangkan neraka, menurut Syiah,
diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun mereka
taat kepada Rasulullah saw.
12- Aqidah Raj’ah
Aqidah
Raj’ah tidak dikenal dalam Islam. Raj’ah adalah keyakinan bahwa di
akhir zaman kelak sebelum kiamat, manusia yang telah mati akan
dibangkitkan. Saat itu, para Ahli Bait akan membalas dendam kepada
musuh-musuhnya. Itulah ajaran Raj’ah. Mereka berkeyakinan, bahwa nanti
di akhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya, lalu dia
pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah saw, Imam Ali, Siti
Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka semua berbaiat
kepadanya, Imam Mahdi selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Asiyah.
Kemudian, ketiga orang sahabat itu disiksa dan disalib sampai mati
seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali sebagai balasan atas
perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
13- Kawin Mut’ah
Kawin
Mu’tah adalah kawin kontrak dan hukumnya sama dengan zina, haram.
Inilah hukum Islam yang benar. Lain dengan Syiah yang menganjurkan kawin
mu’tah yang dihukumi halal. Kehalalan ini dipakai Syiah untuk
mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal, haramnya nikah
mu’tah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abu Thalib ra.
Selain
ketiga belas hal di atas, jika dikaji lebih lanjut, masih banyak sisi
perbedaan kaum Syiah dalam hal keyakinan (aqidah) maupun ibadah
(syariat). Perbedaan hal-hal yang bersifat “ushuul” atau pokok agama
seperti rukun iman, rukun islam, dan sebagainya adalah poin mendasar
yang membedakan sebuah komunitas. Dengan kata lain, setelah diketahui
bahwa Syiah memiliki keyakinan yang sangat menyimpang dan beda dengan
ajaran Islam, maka masihkah mereka disebut muslim, meski mereka sendiri
menyebut dirinya muslim? Masihkah perbedaan ini masih dipandang sebagai
khilafiyah seperti perbedaan antara shalat tarawih antara 8 atau 20
rakaat, adzan jumat 1 atau 2 kali, dan masalah khilafiyah lain di bidang
fiqih yang itu bukan termasuk “ushuul” tapi “furuu’”?
Sekarang,
bagaimana dengan penilaian Anda dan Kita semua terhadap kelompok Syiah
setelah mengetahui perbedaan di atas? Masihkah mereka disebut muslim
meski mereka sendiri menyebut dirinya muslim? Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Tulis komentar