6 Januari 2012

Islam dan Syiah, Beda

 


Apakah yang beda dari Syiah sehingga kelompok ini di Indonesia dinilai sesat dan menyesatkan? Jika beda, seberapa jauh perbedaannya dengan Islam? Islam yang dimaksud di sini adalah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang dipesankan Nabi Muhammad saw untuk dipegang teguh oleh umatnya agar selamat dunia-akhirat.

Mengetahui akidah Syiah dipandang perlu, sebab banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan Syiah, terutama Syiah Imamiah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dengan Islam Sunni, dianggap sekedar masalah khilafiyah furu’iyyah (perbedaan cabang agama) seperti perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, antara madzhab Syafi’i dengan madzhab Maliki, Hanafi atau Hambali.

Oleh karena itu, ketika kini kembali meletus konflik Syiah, banyak yang berpendapat agar perbedaan itu tidak perlu dibesar-besarkan. Jika antara NU dan Muhammadiyah atau antara ormas Islam lainnya bisa dirapatkan dengan pendekatan “ukhuwah islamiyah”, lalu mengapa dengan Syiah tidak bisa? Padahal juga sama-sama Islam. Inilah pendapat yang sering terdengar.

Sebenarnya, harapan itu tidak salah, bahkan memang seharusnya perlu diadakan pendekatan dakwah supaya penganut Syiah kembali ke dalam ajaran Islam yang benar. Namun demikian, pada dasarnya, penilaian semacam ini banyak bermula dari ketidak tahuan mereka terhadap hakikat ajaran Syiah Imamiah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) yang kini mulai merebak lagi di Indonesia, bahkan telah masuk ke pelosok-pelosok desa untuk “mencuci otak” umat Islam Ahlussunnah Wal Jamaah dengan mengatasnamakan “ahlul bait”. Padahal, ajaran Syiah yang ditawarkan itu sangat beda dengan Islam yang selama ini kita ketahui, pelajari dan yakini.

Berikut beberapa perbedaan antara keyakinan Syiah dengan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Sunni).

1- Rukun Islam.

Rukun Islam kita ada 5, yaitu: 1) Syahadatain, 2) Shalat, 3) Zakat, 4) Puasa dan 5) haji. Sedangkan Syiah, rukun Islamnya: 1) Shalat, 2) Puasa, 3) Zakat, 4) Haji, 5) Wilayah.

2- Rukun Iman

Rukun Iman kita ada 6, yaitu iman kepada: 1) Allah, 2) para malaikat, 3) kitab-kitab, 4) para rasul, 5) hari kiamat, 6) qadha’-qadar. Sedangkan Syiah, rukun imannya ada 5 saja, yakni: 1) tauhid, 2) nubuwah, 3) imamah, 4) adlu, 5) ma’aad.

3- Dua Kalimat Syahadat

Dalam Syiah, yang ada Tiga Kalimat Syahadat. Di samping “Asyahadu an Laa ilaha illa Allah, wa asyahadu anna Muhammad Rasulullah”, masih ditambah dengan menyebut dua belas (12) imam-imam mereka.

4- Iman kepada Imam

Dalam Islam Sunni, percaya kepada imam-imam (pemimpin) tidak termasuk rukun iman, dan jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, para pemimpin, ulama dan umara hingga hari kiamat. Oleh karenanya, membatasi imam (pemimpin) hanya 12 atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan. Apalagi dengan mensucikan hingga mengkultuskan imam-imam yang dua belas itu. Berbeda dengan Syiah, mereka percaya kepada 12 imam dan ini termasuk rukun iman mereka. Karenanya, di mata Syiah, orang-orang Islam atau siapa saja yang tidak beriman kepada 12 imam mereka, maka ajaran ini dinilai mereka kufur dan akan masuk neraka.

5- Khulafa’ur Rosyidun

Di mata umat Islam, para khalifah yang sah diakui hanya 4 orang, yaitu: 1) Abu Bakar, 2) Umar, 3) Utsman, 4) Ali. Beda dengan Syiah, bagi mereka ketiga khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui Syiah karena dianggap merampas kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Padahal, Imam Ali membaiat dan mengakui kekhalifahan mereka. Bahkan, beberapa orang Syiah ada yang mengkafirkan ketiganya.

6- Sifat Ma’sum Imam

Khalifah (imam) adalah manusia biasa yang tidak mempunyai sifat ma’shum (terjaga dari dosa). Sifat Ma’shum hanya dimiliki para nabi dan rasul Allah. Beda dengan Syiah yang menurut mereka, para imam yang jumlahnya 12 itu diyakini memiliki sifat ma’shum sebagaimana para nabi dan rasul.

7- Mencaci Para Sahabat Nabi

Mencaci-maki para sahabat Nabi adalah dosa dan dilarang, demikian pendapat umat Islam Sunni. Lain dengan Syiah yang menilai bahwa mencaci-maki para sahabat adalah boleh dan tidak apa-apa. Bahkan Syiah beryakinan para sahabat setelah Rasulullah saw wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja yang tetap muslim. Alasan Syiah, karena para sahabat Nabi membaiat Sayyidina Abu Bakar sebagai khalifah dan bukan Ali bin Abu Thalib.

8- Tentang Siti Aisyah

Siti Aisyah adalah isteri Rasulullah saw yang harus dihormati dan dicintai, sebab para isteri Nabi adalah ibu (ummahaat) bagi umat Islam semua, demikian keyakinan Islam. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Syiah yang memperbolehkan, bahkan menganjurkan untuk mencaci maki Siti Aisyah. Lebih kejam lagi, mereka menuduh putri Abu Bakar itu dengan fitnah dan mengkafirkannya.

9- Kitab-kitab Hadis

Kitab-kitab hadis yang dipakai sandaran dan rujukan muslim Ahlissunnah adalah “Kutubus Sittah” atau “Kitab Enam” yaitu: 1) Bukhari, 2) Muslim, 3) Abu Daud, 4) Turmudzi, 5) Ibnu Majah, 6) An-Nasa’i. Keenam kitab ini beredar di mana-mana, dibaca dan dijadikan rujukan oleh umat Islam sedunia. Sedangkan kitab-kitab hadis kaum Syiah, hanya 4 saja, yakni: 1) Al-Kafii, 2) Al-Istibshar, 3) Man Laa Ya Dhuruhu Al-Faqih, 4) at-Tahdziib.

10- Orisinalitas Al-Quran

Al-Qur’an tetap orsinil dan keasliaannya dijaga Allah swt sebagaimana janji-Nya dalam al-Qur'an. Beda dengan Syiah yang meyakini bahwa al-Qur'an yang ada saat ini menurut pengakuan ulama Syiah, tidak orsinil lagi karena sudah dirubah para sahabat, baik dikurangi maupun ditambah.

11- Tentang Surga

Surga, bagi muslim Ahlussunnah, diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, neraka bagi orang-orang yang tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya. Beda dengan Syiah, mereka meyakini bahwa surga hanya bagi orang-orang yang mencintai Imam Ali, meskipun tidak taat kepada Rasulullah saw. Sedangkan neraka, menurut Syiah, diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun mereka taat kepada Rasulullah saw.

12- Aqidah Raj’ah

Aqidah Raj’ah tidak dikenal dalam Islam. Raj’ah adalah keyakinan bahwa di akhir zaman kelak sebelum kiamat, manusia yang telah mati akan dibangkitkan. Saat itu, para Ahli Bait akan membalas dendam kepada musuh-musuhnya. Itulah ajaran Raj’ah. Mereka berkeyakinan, bahwa nanti di akhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya, lalu dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah saw, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah mereka semua berbaiat kepadanya, Imam Mahdi selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Asiyah. Kemudian, ketiga orang sahabat itu disiksa dan disalib sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.

13- Kawin Mut’ah

Kawin Mu’tah adalah kawin kontrak dan hukumnya sama dengan zina, haram. Inilah hukum Islam yang benar. Lain dengan Syiah yang menganjurkan kawin mu’tah yang dihukumi halal. Kehalalan ini dipakai Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal, haramnya nikah mu’tah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abu Thalib ra.

Selain ketiga belas hal di atas, jika dikaji lebih lanjut, masih banyak sisi perbedaan kaum Syiah dalam hal keyakinan (aqidah) maupun ibadah (syariat). Perbedaan hal-hal yang bersifat “ushuul” atau pokok agama seperti rukun iman, rukun islam, dan sebagainya adalah poin mendasar yang membedakan sebuah komunitas. Dengan kata lain, setelah diketahui bahwa Syiah memiliki keyakinan yang sangat menyimpang dan beda dengan ajaran Islam, maka masihkah mereka disebut muslim, meski mereka sendiri menyebut dirinya muslim? Masihkah perbedaan ini masih dipandang sebagai khilafiyah seperti perbedaan antara shalat tarawih antara 8 atau 20 rakaat, adzan jumat 1 atau 2 kali, dan masalah khilafiyah lain di bidang fiqih yang itu bukan termasuk “ushuul” tapi “furuu’”?

Sekarang, bagaimana dengan penilaian Anda dan Kita semua terhadap kelompok Syiah setelah mengetahui perbedaan di atas? Masihkah mereka disebut muslim meski mereka sendiri menyebut dirinya muslim? Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar