25 Januari 2012

Perayaan Maulid Nabi

 


Setiap tiba bulan Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan suka cita. Sebab, di bulan ketiga tahun hijriyah itu, lahir Nabi Muhammad saw, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.

Rasa suka cita yang begitu besar memang diperintahkan Allah swt dalam al-Qur'an surah Yunus ayat 58, "Katakan (Muhammad), terhadap keutamaan dan rahmat dari Allah, bergembiralah kalian!".

قل بفضل الله وبرحمته فبذلك فليفرحوا

Sementara itu, rahmat terbesar bagi umat adalah Rasulullah saw, sebab beliau diutus sebagai "rahmat" bagi seluruh alam (QS Al-Anbiya': 107).

 وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين

Oleh karena itu, memperingati maulid Nabi Muhammad saw adalah melaksanakan perintah Allah untuk mensyukuri rahmat-Nya sebagai ungkapan rasa gembira dan suka cita yang itu bisa diekspresikan dengan berbagai hal yang positif seperti: membaca shalawat, puasa, sedekah, infaq, melantunkan ayat suci al-Quran, berdzikir, dan sebagainya.

Dengan demikian, perayaan maulid Nabi Muhammad saw yang telah menjadi tradisi masyarakat muslim di berbagai belahan dunia, perlu untuk dilestarikan, dipertahankan dan terus disosialisasikan. Bahkan, sesungguhnya dalam memperingati maulid Nabi tidak cukup hanya sekali dalam setahun di setiap bulan Rabiul Awal. Bila perlu dan mampu, memperingatinya adalah sepanjang waktu.

Tuduhan-tuduhan miring yang dialamatkan kepada perayaan maulid tersebut, justru tidak berdasar. Cap "bid'ah" yang sering disematkan pada perayaan maulid adalah bukti ketidak tahuan atau ketidak mau tahuan dari pihak-pihak yang anti-maulid terhadap rahmat Allah yang begitu besar, yakni Nabi Muhammad saw.

Bila dirujuk ke era Rasulullah saw, mungkin saja penjelasan tentang ada tidaknya acara-acara peringatan maulid seperti yang ada sekarang ini, sulit ditemukan. Akan tetapi, pada hakikatnya, bila dicermati lebih mendalam, benih peringatan maulid Nabi itu telah ditanam sendiri oleh Baginda Rasulullah saw. Terbukti dalam hadis riwayat Abu Qatadah al-Anshari yang menjelaskan bahwa ketika Rasulullah saw ditanya tentang puasa hari senin, beliau saw menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku" (Shahih Muslim, 1977)

عن أبي قتادة الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئِلَ عن صوم الإثنين، فقال : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ.

Hadis ini menunjukkan betapa Rasulullah saw begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau saw mensyukuri maulidnya kepada Allah dan tanda syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa. Memang, sejak dulu puasa dijadikan simbol rasa syukur kepada Allah sebagaimana orang-orang Yahudi di zaman Nabi, mereka kerapkali berpuasa di hari Asyura sebagai tanda syukur atas keselamatan Nabi Musa dari kejaran Fir'aun. Karena alasan itu, lantas Nabi Muhammad pun menganjurkan kita, umatnya, untuk berpuasa di hari Asyura.

Deskripsi di atas menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad saw termasuk sesuatu yang diperbolehkan, bahkan sangat dianjurkan. Terlebih lagi, momen peringatan maulid Nabi dapat dijadikan kesempatan emas bagi umat untuk mengingat kembali perjalanan hidup (sirah) Nabi, akhlaqnya, perjuangannya, ibadahnya, dan sebagainya. Karena sesungguhnya, di dalam diri Rasulullah saw terdapat "uswah hasanah" atau teladan baik bagi orang yang beriman.

Tapi, bagi pihak-pihak yang tidak percaya, tidak mau atau malah menilai "bid'ah" terhadap perayaan maulid, itu adalah hak mereka. Karena itu, bagi umat Islam yang memperingati maulid Nabi, tidak perlu khawatir lagi dengan cap bid'ah atau tuduhan miring apa saja. Sebab, tradisi-tradisi peringatan maulid yang berlaku di Indonesia selama ini, telah berada di jalan yang benar dan perlu untuk diteruskan, diwariskan dan dipertahankan untuk selama-lamanya.

Jika mereka yang anti maulid tetap ngotot menyebut Anda yang memperingati maulid Nabi Muhammad sebagai pembuat bid'ah, maka jangan ragu-ragu lagi, dengan ini katakanlah, "Ya, akulah ahli bid'ah itu. Terus, mau lu apa?".

5 komentar:
Tulis komentar
  1. Takbir !!
    Allahu Akbar :)

    BalasHapus
  2. seharusnya di kaji lebih mendetail ... maulid byk membawa manfaat apa mudharat...

    BalasHapus
  3. dipersilahkan untuk mengkajinya dengan riset lapangan, studi pustaka baik scr kuantitatif maupun kualitatif. terima kasih telah berkunjung

    BalasHapus
  4. Tolong dikaji link ini:

    http://syiahali.wordpress.com/2012/10/08/gus-dur-nu-itu-syiah-minus-imamah-syiah-itu-nu-plus-imamah/

    BalasHapus