Hem....Kata "Sukses" dan "Bahagia", dua kata yang konotatifnya
mengarah pada sesuatu yang menyenangkan, diidam-idamkan, dan setiap
orang ingin meraihnya. Yah, setiap orang ingin sukses dan bahagia.
Pertanyaannya, kalau kita dihadapkan pada pilihan untuk memilih sukses
atau bahagia, mana yang akan dipilih? Tentu jawaban akan rumit.
Nah, sebenarnya, bukan jawabannya yang rumit, tapi pertanyaannya itu
memang keliru. Tidak ada hubungan yang langsung antara sukses dan
bahagia, kok bisa?
Banyak sekali definisi mengenai sukses. Tapi taruhlah sukses itu
berarti pada saat tujuan, keinginan dan mimpi-mimpi kita tercapai.
Maka, sebelum terwujud apa yang diam-diam kita inginkan, idamkan dan
impikan itu belum tercapai maka boleh dibilang kita belum sukses.
Dengan demikian memang ukuran sukses tiap orang berbeda-beda tergantung apa yang mereka inginkan, idamkan dan sejauhmana mereka mampu mewujudkannya.
Lalu, bagaimana dengan bahagia? Misalnya ada yang memiliki cita-cita
punya rumah sendiri. Orang itu terus menerus bekerja keras untuk
mewujudkannya. Tetapi rupanya jalan memang masih panjang. Banyak
halangan dan rintangan untuk mencapai mimpinya itu. Orang itu mungkin
saat ini masih mengontrak rumah petakan dengan membayar sewa pertahun
atau perbulan. Pertanyaannya, apakah lantas orang itu tidak bahagia?
Jawabannya adalah tergantung. Ya, tergantung bagaimana sikap orang itu.
Kalau hanya mengeluh terus, bahkan terkadang menyalahkan Tuhan,
mengatakan Tuhan tidak adil karena sudah kerja keras kok tidak
kesampaiaan juga mimpinya, maka barangkali orang tersebut sedang tidak
bahagia. Tapi, bagi mereka yang yakin bahwa semuanya itu butuh proses,
bahwa Allah pasti akan mewujudkan mimpinya setelah bekerja keras,
kemudian masih bisa mensyukuri kehidupan yang sekarang walau masih
mengontrak rumah, maka boleh dikatakan bahwa orang tersebut cenderung
bahagia.
Lantas, apa yang membedakan antara sukses dan bahagia? Satu hal yang paling membedakan adalah soal menunggu.
Kalau ingin sukses barangkali butuh proses, agar mimpinya terwujud
mungkin memerlukan waktu yang tidak sedikit, berbulan bulan bahkan
bertahun-tahun apa yang kita inginkan itu bakalan terwujud.
Tapi, bahagia tidak perlu menunggu. Semua itu hanya soal pikiran.
Tentang bagaimana kita mesti menyikapi hidup ini. Sebuah kebahagiaan
tidak datangnya tidak dari luar. Tetapi justru bisa kita hadirkan
sendiri dalam diri kita, dalam hati kita. Walaupun saat ini kita
barangkali masih hidup sederhana, belum begitu berkecukupan, tetapi
ketika masih bisa bersyukur tentang keadaan, sejauh itulah kebahagiaan
itu bisa kita hadirkan. Dengan begitu, sebenarnya kita bisa merayakan
kebahagiaan setiap hari, dimanapun kita berada, seberat apapun
permasalahan yang ada, kita tetap bisa merasakan bahagia
aku pinjam kata kata mas, untuk memotivasi agar bahagia.
BalasHapus