7 November 2012

Melebihi Kecepatan Cahaya

 


Suatu saat, telah dibuka lowongan dosen di sebuah perguruan tinggi terkenal. Spesifikasi yang dibutuhkan adalah dosen atau pakar di bidang sains dan teknologi. Alhasil, lamaran pun berdatangan. Padahal, yang dibutuhkan cuma 1 orang saja.

Setelah disaring oleh para pimpinan dengan membaca semua berkas lamaran yang masuk, ditemukan ada 4 orang calon yang cocok dan dinilai kompeten di bidang ini. Akhirnya, mereka berempat dipanggil untuk interview sebagai test akhir. Rencananya, masing-masing akan diberi satu pertanyaan yang sama. Jawaban mereka akan menjadi penentu diterima atau ditolak.

Hari yang dijadwalkan pun  tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk rapi di ruangan interview. Lalu, pimpinan mengajukan 1 pertanyaan:

“Setahu Anda, apa yang bergerak paling cepat?”

Kandidat I menjawab:

“PIKIRAN. Dia muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. Tiba-tiba saja dia sudah ada. Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu”.

“Jawaban yang sangat bagus”, sahut pimpinan kampus.

“Kalau menurut Anda?”, tanyanya ke kandidat II.

“Hm….KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya”.

“Bagus sekali! Dan memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi”.

Pimpinan itu berpaling ke kandidat III, yang kelihatan berpikir keras.

“NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya ketahui”, jawab si kandidat III, “Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu yang di taman depan langsung saat itu juga menyala”.

Si pimpinan terkesan dengan jawaban kandidat III. “Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya”, pujinya.

Dilirik oleh sang manager, kandidat IV menjawab:

“Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah MENCRET”.

“APA???!!!”, seru sang manager yang terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu.

“Oh, saya bisa menjelaskannya”, kata si kandidat IV.

“Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali. Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya sudah berak di celana”.

Tidak ada komentar:
Tulis komentar