14 Februari 2011

Maulid dan Valentine, Bid'ah?

 

Peringatan Maulid Nabi tahun 2011 ini, tampak sangat spesial. Karena, dalam waktu yang bersamaan, acara memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw juga bertepatan dengan hari kasih sayang atau hari Valentine yang tiba pada setiap tanggal 14 Februari. Kedua peringatan ini memiliki satu titik kesamaan, yakni cinta. Yah, peringatan maulid Nabi Muhammad saw merupakan refleksi umat Islam dalam mencintai Sang Nabi. Perasaan cinta ini diungkapkan dengan kegembiraan atas kelahiran nabi, lalu menghaturkan shalawat serta salam kepadanya, mempelajari perjalanan hidupnya dan mengingat segala pesan-pesan Baginda Rasul agar menjadi pegangan hidup bagi umat.

Sedangkan Hari Valentine, secara historis memang bukan berasal dari Islam karena hari kasih sayang itu bertepatan dengan tewasnya seorang pendeta bernama St. Valentino karena memperjuangkan cinta sepasang kekasih. Karena itu, peringatan hari kasih sayang ini diaplikasikan oleh sepasang pemuda-pemudi yang sedang kasmaran sebagai momentum untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada lawan jenis yang dikasihinya.

Tulisan ini bukan untuk mencari titik temu antara Maulid Nabi dan Hari Valentine. Sebab, bagaimanapun juga, kedua perayaan itu jelas berbeda. Perayaan maulid untuk mengenang kelahiran Nabi, sedangkan Valentine tidak lebih dari sekedar acara “haul” untuk mengenang kematian tragis sang pendeta. Maulid ini selalu dibaluti rasa cinta kepada Baginda Nabi yang itu merupakan kadar cinta paling tinggi melebihi cinta seseorang kepada dirinya sendiri dan kepada makhluk yang lain. Sedangkan cinta asmara kepada kekasih di saat pacaran selalu dibaluri nafsu syahwat dan tidak jarang diikuti tindakan maksiat yang mengarah kepada zina.

Namun, karena kedua perayaan itu tiba bersamaan, akhirnya timbul wacana yang hangat. Ada yang mengagungkan maulid sembari menjelek-jelekkan agama lain yang secara langsung maupun tidak, hal ini akan memicu tindakan provokatif di tengah kerusuhan berbau SARA yang akhir-akhir ini sangat rentan terjadi. Ada juga yang tidak mau tahu tentang kedua peringatan itu, yang penting ia tetap bercinta asmara dengan kekasihnya sehingga peringatan maulid pun kadang menjadi ajang berpacaran.

Akan tetapi, ada satu hal yang cukup membingungkan bagi saya pribadi. Yakni, tentang sekelompok muslim yang dengan gagahnya berdemonstrasi menentang hari valentine dan juga perayaan maulid Nabi. Hari Valentine ditentang karena itu –menurut mereka– bukan ajaran Islam dan jelas haram. Menghormati Hari Valentine berarti maksiat, haram, dan bahkan kufur! Hal yang sama juga terjadi pada perayaan Maulid Nabi. Menurut para demonstran itu, acara maulid adalah bid’ah, tidak berdasarkan syariat, belum ada di zaman Nabi dan para sahabat, berasal dari Daulah Fatimiyah yang ditudingnya jauh dari tuntunan agama, dan alasan-alasan lainnya.

Okelah Hari Valentine digugat, tapi jika Maulid Nabi Muhammad saw juga dicederai dengan berbagai alasan bid’ah dan bahkan pengkufuran, maka saya pandang demontrasi semacam ini cukup berlebihan. Tidak jarang juga, mereka menyajikan tafsir-tafsir provokatif dan mencatut nama-nama para ulama untuk mendukung pendapatnya, bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah bid’ah yang mungkar.

Saya pun kembali bertanya-tanya; jika Hari Valentine telah dipastikan haram dan kufur, lalu peringatan Maulid Nabi juga dinilai bid’ah yang mungkar dan bahkan menyalahi ajaran agama yang tidak berdasar, lalu pertanyaannya: “Bukankah tindakan mereka yang mengkufur-kufurkan dan membid’ah-bid’ahkan maulid itu juga termasuk bid’ah, atau boleh jadi juga kufur?”, “Apakah memang dibenarkan ketika memberi fatwa haram juga dibolehkan menghina keyakinan orang lain, mengkufurkan mereka dan bahkan menghalalkan darah mereka?”.

Saya melihat aksi demonstrasi yang menentang Valentine dan Maulid di tengah krisis SARA saat ini merupakan tindakan paling bodoh sepanjang sejarah. Mereka benar-benar tidak memiliki setitik pun rasa cinta kecuali cinta palsu yang dibalut dengan hujatan, celaan dan penghinaan terhadap sesama manusia. Di saat-saat penuh bahagia menyambut dan memperingati kelahiran Nabi yang seharusnya diliputi perasaan cinta dan kasih sayang, justru mereka menebarkan kebencian demi kebencian. Dan, atas nama Islam yang cinta damai, mereka malah memperkeruh suasana dan memprovakasi saudaranya untuk melakukan kerusakan demi kerusakan di muka bumi ini. Bukankah ini bid’ah paling berbahaya?!

Jika mencintai Nabi Muhammad saw dan umat manusia tetap mereka tuduh sebagai bid’ah atau bahkan kufur, maka biarlah aku dihukumi bid’ah atau kufur demi cintaku kepada Baginda Rasulullah saw, sebab mahabbah kepada Nabi memang harus melebihi cinta kepada diri sendiri dan cinta kepada mereka yang hatinya selalu terbakar karena cinta.

4 komentar:
Tulis komentar
  1. Generasi awal umat ini yaitu para sahabat Nabi, mereka sangat cinta kepada Rasulullah melebihi kita di zaman ini, tapi mereka tidak membuat perayaan/peringatan maulid.

    BalasHapus
  2. Kita yang jauh dari era Rasulullah saw dan para sahabatnya yang telah diridhai Allah swt, sudah seharusnya memuliakan kelahiran Nabi sebagai tanda syukur atas rahmat Allah (baca: Rasulullah saw). Salahkah?

    BalasHapus
  3. valentine adalah bid'ah sesatttt meniru-niru kaum nasrani
    sedangkan maulid nabi adalah bid'ah hasanah (baik) selama tidak menimbulkan perilaku muyrik didalamnya. yang melaksanakan silahkan dengan penuh ketaqwaan. yang tidak jangan pernah mencaci sesama muslim karena hal sepele karena setan selalu menertawakan orang yang berhasil diadu domba.!!

    BalasHapus
  4. terima kasih telah berkunjung, semoga kita bisa membedakan antara yang sesat dan tidak

    BalasHapus